Abdurrahman bin Auf, Sahabat yang Hartawan dan Ahli Surga

abdurrahman bin auf

Pecihitam.org – Ada seorang sahabat Nabi yang  selalu banyak berinfak di jalan Allah. Beliau adalah salah seorang konglongmerat kaya raya, namanya adalah Abdurrahman bin Auf. Siapakah dia?

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Daftar Pembahasan:

Sosoknya

Nama lengkapnya adalah ‘Abdurrahman bin ‘Auf bin ‘Abd ‘Auf bin ‘Abd al-Haarits bin Zuhrah bin Kilaab al-Qurasyi az-Zuhri. Nama kunyah-nya adalah Abu Muhammad. Nama aslinya ialah ‘Abdul Ka’bah ketika masih masa jahiliyah. Kemudian Nabi Muhammad SAW menggantinya dengan nama ‘Abdurrahman setelah masuk islam.

Ibunya bernama Shofiyyah. Dalam riwayat lain disebutkan bernama Syifaa binti ‘Auf bin ‘Abd bin al-Haarits bin Murrah. Sedangkan ayahnya bernama ‘Auf bin ‘Abd ‘Auf bin ‘Abd al-Haarits bin Zahrah.

Digambarkan ‘Abdurrahman bin ‘Auf  adalah seorang yang tampan dan rupawan. Tubuhnya tinggi, kulitnya putih, berwajah tampan, dan lembut kulitnya. Ia lahir sepuluh tahun setelah “Tahun gajah” dan masuk Islam sebelum Rasulullah SAW masuk Darul Arqam

Abdurrahman bin Auf adalah salah seorang dari delapan orang pertama yang masuk Islam. Dan Ia salah seorang dari lima orang yang masuk Islam berkat tangan Abu Bakar ra. Selain itu ia juga termasuk dari golongan muhajirin yang hijrah sebanyak dua kali yaitu Habysah lalu ke Madinah. Di Madinah, Nabi Muhammad SAW mempersaudarakannya dengan Sa’ad bin ar-Rabii’.

Selalu Ikut dalam Perang

Sahabat ‘Abdurrahman bin ‘Auf sering ikut berperang bersama Rasulullah SAW, seperti perang Badar dan Uhud serta beberapa peperangan yang lain. Bahkan ia pernah mendapat 21 luka ketika perang Uhud.

Baca Juga:  Mengenal Kyai Shaleh Darat, Gurunya Para Ulama di Nusantara

Di antara sekian banyak luka tersebut, ada luka yang mengenai kakinya yang menyebabkan ia menjadi pincang. Dua gigi serinya juga tanggal sehingga ia ompong.

Rasulullah SAW pernah mengutus Abdurrahman bin Auf ke Dumatul Jundal menemui Kalb. Sebelum bernagkat Rasulullah memakaikan surban kepadanya. Rasulullah SAW berpesan padanya, “Pergilah dengan nama Allah!” Lantas kemudian beliau mewasiatkan beberapa perkara pasukannya.

Kemudian Rasulullah SAW berkata, “Jika Allah memenangkanmu, maka kamu akan menikah dengan putri rajanya.”

Raja di daerah itu bernama al-Ashbagh bin Tsa’labah al-Kalbiy. Akhirnya ‘Abdurrahman mengawini putrinya yang bernama Tamaadhur binti al-Ashbagh yang kelak melahirkan Abu Salamah.

Calon Penghuni Surga

‘Abdurrahman bin ‘Auf juga salah satu dari sepuluh sahabat yang dijanjikan masuk surga. Ketika Umar bin Khaththab RA menjadi khalifah ia didapuk menjadi penasihatnya. Diriwayatkan bahwa pada saat Rasulullah SAW wafat dan beliau ridha pada mereka.

Dalam sebuah riwayat yang disampaikan oleh Imam Abu Dawud dan Imam at-Turmudziy disebutkan bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda, “Sepuluh orang di surga: Abu Bakar di surga, ‘Umar di Surga, ‘Aliy, ‘Utsman, az-Zubair, Thalhah, ‘Abdurrahman bin ‘Auf, Abu ‘Ubaydah bin al-Jaraah, dan Sa’d bin Abi Waqqaash.”

Lalu, para sahabat bertanya, “Demi Allah, siapakah yang kesepuluh?”

Rasulullah SAW menjawab, “…? Abu al-A’war di Surga.”

Rasulullah SAW pernah bersabda, “’Abdurrahman bin ‘Auf adalah pemimpin para pemimpin muslimin.” Dalam sebuah riwayat hadits lain walaupun dhoif disebutkan pula bahwa beliau pernah bersabda; “’Abdurrahman bin ‘Auf ialah orang yang dipercaya di langit dan di juga bumi.”

Baca Juga:  Kisah Menarik Antara Habib Sholeh dengan Seorang Wahabi Congkak

Pedagang Kaya Raya dan Banyak Sedekah

Abdurrahman bin ‘Auf merupakan seorang pedagang yang kaya raya. Dikisahkan jika rombongan dagang Abdurrahman pergi ke negeri lain untuk berdagang, niscaya tanah Arab bergetar karena begitu banyak Unta yang ia bawa melewati jalan kota.

Ia mempunyai harta yang sangat banyak, bahkan konon mewariskan seribu unta, tiga ribu kambing, seratus kuda yang digembala di Baqi’.

BIla tawaf di Ka’bah, ‘Abdurrahman berdoa, “Ya Allah, lindungilah aku dari kebakhilan diriku sendiri!”

Ia bersedekah pada masa Nabi SAW setengah hartanya. Ia lalu bersedekah lagi sebanyak empat puluh ribu dinar. Ia menyerahkan lima ratus kuda dan lima ratus unta. Kebanyakan hartanya diperoleh dari hasil perdagangan. Konon, dalam sehari ia memerdekakan tiga puluh budak.

Ada satu kisah menarik tentang dirinya yang menunjukkan betapa kuat jiwa bisnisnya. Dalam sebuah riwayat diceritakan bahwa ketika para sahabat hijrah ke Madinah, atas perintah Rasululllah SAW, kaum Anshar dengan suka rela berbagi harta kekayaan mereka dengan kaum Muhajirin.

Hal tersebut ternyata tidak berlaku bagi ‘Abdurrahman bin ‘Auf. Dan ketika ada yang hendak membagikan harta kepadanya, ia mengelak dan kemudian berkata, “Tolong tunjukkan padaku di mana arah pasar!”

Wafatannya

Ketika hendak wafat,Abdurahman bin Auf menangis pilu. Ketika ditanya tentang tangisnya, ia menjawab, “Sungguh Mush’ab bin ‘Umair lebih baik daripadaku. Ia meninggal di masa Rasulullah SAW dan ia tidak memiliki apa pun untuk dikafani”.

Baca Juga:  Abu Sa’id Al-Khudri Sahabat Anshar yang Banyak Meriwayatkan Hadits

“Hamzah bin ‘Abdul Muththallib juga lebih baik dariku. Kami tidak mendapatkan kafan untuknya. Sesungguhnya aku takut bila aku menjadi seorang yang dipercepat kebaikannya di kehidupan dunia. Aku takut ditahan dari sahabat-sahabatku karena banyaknya hartaku.”

Suatu ketika ‘Abdurrahman bin ‘Auf pernah berkumpul dengan para sahabat. Di mata para sahabat tersebut, ialah teman duduk paling baik. Namun suatu saat ia pernah menghilang sehingga para sahabat mendatangi rumahnya.

‘Abdurrahman bin ‘Auf kemudian mandi dan menyambut para sahabatnya. Ia lalu menghidangkan roti serta daging kepada para sahabat. Ketika hidangan itu diletakkan, ia menangis. Para sahabat pun menanyakan apa yang membuatnya menangis.

 “Rasulullah SAW wafat sedang beliau dan keluarganya tidak dalam keadaan kenyang karena roti gandum. “jawab ‘Abdurrahman

Abdurrahman bin Auf meninggal di Madinah pada tahun 31 H. Riwayat lain mengatakan 32 H. Pada saat itu, ia berumur 75 tahun. Ada yang mengatakan berumur 72. Ada pula yang meriwayatkan bahwa ia telah berumur 78 tahun. Ia berwasiat agar Sayyidina ‘Utsman yang menyalatinya dan Ia dikuburkan di Baqii’.

*Diolah dari berbagai sumber

Arif Rahman Hakim
Sarung Batik

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *