Abu Hasan as Syadzili dan Berdirinya Tarekat Syadziliyah (Bagian 3)

tarekat syadziliyah

Pecihitam.org – Setelah selesai berguru kepada al Syaikh al-Quthub al-Ghauts Sayyid Abu Muhammad ‘Abd. al-Salam bin Masyisy al-Hasani ra, dan mendapat ilmu serta berbagai nasehat, kemudian Abu Hasan asy Syadzili pergi ke daerah Syadzilah seperti yang diperintahkan gurunya. Disana kemudian al Syadzili mendirikan tarekat yang bernama Tarekat Syadziliyah.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Sebagaimana tarekat (jalan atau metode) muktabarah lainnya, tarekat Syadziliyah juga bersumber dari Rabb al-‘Alamin yang disampaikan kepada Nabi Muhammad Saw melalui malaikat Jibril As. Selanjutnya, oleh Rasulullah Saw metode tersebut diajarkan kepada para sahabat beliau.

Oleh sahabat-sahabat beliau, tarekat kemudian diajarkan kepada para muridnya. Dari murid para sahabat itu kemudian diajarkan kepada muridnya pula dan seterusnya, turun-temurun hingga akhirnya kepada Syaikh Sayyid Abu Muhammad ‘Abd. al-Salam bin Masyisy al-Hasani .

Dari masa Rasulullah Saw sampai kepada Syaikh Abdus Salam, terhitung waktu sekitar 600 tahun, metode tersebut diajarkan dalam runag lingkup yang masih sangat terbatas. Dan dalam kurun waktu itu pula ajaran tersebut masih belum memiliki nama atau sebutan.

Selanjutnya, oleh Syaikh Abdus Salam, ajaran tarekat tersebut diajarkan kepada muridnya yaitu Syaikh Abu al-Hasan al-Syadzili. Melalui Syaikh Abu al-Hasan inilah kemudian selang beberapa tahun, ajaran tarekat ini berkembang dan disebarluaskan kepada masyarakat umum berikut dengan ajaran-ajaran tasawufnya.

Seiring berjalannya waktu, di kemudian hari murid-murid Abu Hasan al Syadzili lantas mengaitkan ajaran tarekat tersebut dengan nama beliau dengan sebutan tarekat Syadziliyah. Pada masa Syaikh Abu al-Hasan al Syadzili, terutama setelah beliau bermukim di Mesir, ajaran tarekat ini berkembang sangat pesat.

Tarekat ini kemudian menyebar ke seluruh penjuru dunia. Pengikutnya sebagian besar adalah negara-negara di Afrika Utara, Kenya, Tanzania Tengah, sampai negara-negara di Amerika Barat dan Amerika Utara, serta negara-negara di Asia, termasuk Srilanka, Thailand, Malaysia, dan juga Indonesia.

Setelah wafatnya Syaikh Abu al-Hasan al Syadzili, kekhalifahan tarekat ini lalu dilanjutkan oleh murid beliau bernama Syaikh Syihabuddin Abu al-‘Abbas Ahmad bin Umar al-Anshari al-Mursi al-Syadzili atau lebih dikenal dengan nama Syaikh Abu al-‘Abbas al-Mursi (w. 686 H.).

Baca Juga:  Benarkah Imam Asy-Syafi'i Mencela Sufi Sebagaimana Tuduhan Para Salafi Wahabi?

Pada masanya, Syaikh Abu al-‘Abbas al-Mursi banyak memiliki murid yang masyhur dan sangat berpengaruh dalam dunia Islam, seperti;

  • Syaikh Ibnu ‘Atha’illah as-Sikandari (w. tahun 709 H.) pengarang Kitab al Hikam.
  • Syaikh Yaqut al-‘Arsyi (w. 732 H.)
  • Syaikh Abu al-Fath al-Maidumi.
  • Syaikh Muhammad bin Sa’id al-Bushiri (wafat 649 H) pengarang kitab Burdah.
  • Syaikh Najmuddin al-Isfahani (w. 721 H.).

Tiga nama pertama di atas, yaitu Syaikh Ibnu ‘Atha’illah, Syaikh Yaqut al-‘Arsyi, dan Syaikh Abu al-Fath al-Maidumi yang di kemudian hari secara berurut menggantikan kedudukan Syaikh Abu al-‘Abbâs al-Mursi sebagai khalifah tarekat Syadziliyah.

Adapun Tarekat Syadziliyah yang dibawa oleh Syaikh Ibnu ‘Athaillah, lebih banyak berkembang ke wilayah barat Mesir, mulai dari kota Iskandaria, Libya, Aljazair, Tunisia, dan Maroko. Selain itu juga ke sebagian besar daerah Afrika Barat, hingga ke Spanyol dan beberapa negara lainnya di Eropa dan Amerika.

Sedangkan perkembangan tarekat Syadziliyah yang dibawa Syaikh Yaqut al-‘Arsyi lebih mendominasi wilayah dalam negeri Mesir sendiri dan negara-negara di selatannya, seperti Sudan, Ethiopia, Kenya, Somalia, dan Tanzania. Kemudian ke daerah timur Mesir, seperti Yordania, Syiria, Turki, Irak, Iran, ke utara sampai ke semenanjung Balkan.

Sementara itu, dakwah yang dibawa Syaikh al-Maidumi mendapat sambutan cukup hangat di wilayah jazirah Arab, terutama di Mekah dan Madinah. Dari kedua kota inilah pada akhirnya tarekat Syadziliyah menyebar dengan pesat ke negara-negara timur, seperti India, Pakistan, Afganistan, hingga ke Malaysia dan Indonesia. Dari jalur Syaikh al-Maidumi inilah silsilah tarekat Syadziliyah sampai ke Indonesia.

Pokok-pokok Ajaran Tarekat Syadziliyah

  1. Taqwa kepada Allah Swt. lahir batin, yaitu secara konsisten (istiqamah), sabar, dan tabah selalu menjalankan segala perintah Allah Swt. serta menjauhi semua larangan-Nya.
  2. Mengikuti sunnah-sunnah Nabi Saw. dalam ucapan dan perbuatan (akhlakul karimah).
  3. Mengosongkan hati dari segala sesuatu selain Allah Swt (tawakal).
  4. Ridha kepada Allah baik dalam kekurangan maupun kelebihan.
  5. Kembali kepada Allah dalam suka maupun duka.
Baca Juga:  Nur Muhammad Saw, Ruh Agung yang Selalu Ada Sampai Akhir Zaman

Kelima pokok tersebut bertumpu pada lima pokok berikut ini:

  1. Memiliki semangan tinggi, karena dengan semangat yang tinggi, maka akan naik pula tingkat derajat seseorang.
  2. Berhati-hati/waspada terhadap segala yang haram, karena barang siapa yang meninggalkan segala yang diharamkan, maka Allâh Swt. akan menjaga pula kehormatannya.
  3. Baik dalam khidmat/bakti sebagai hamba, karena barang siapa yang menjaga kebaikan dan kebenaran dalam taatnya kepada Allâh Swt., niscaya akan tercapailah tujuannya dalam menuju kepada kebesaran dan kemuliaan-Nya.
  4. Menunaikan segala yang difardhukan, karena barang siapa yang melaksanakan tugas kewajibannya dengan baik, niscaya akan bahagia hidupnya.
  5. Menghargai dan menjunjung tinggi nikmat-nikmat dari Allâh Swt., karena barang siapa yang menjunjung tinggi nikmat Allâh, kemudian mensyukurinya, maka dia akan menerima tambahan-tambahan nikmat yang lebih besar.

Kaifiyah Dzikir Syadziliyah

1. Membaca surat al-Fatihah dan ditujukan kepada Nabi Muhammad Saw.
2. Membaca surat al-Fatihah dan ditujukan kepada Syaikh Abu al-Hasan al-Syadzili.
3. Membaca surat al-Fatihah dan ditujukan para silsilah guru mursyid tarekat Syadziliyah
4. Beristighfar sebanyak 100 kali.
5. Membaca shalawat Syadziliyah sebanyak 100 kali. Berikut ini bacaan shalawat tersebut:

اللهم صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ النَّبِيِّ الْأُمِّيِّ وَعَلَى أَلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا بِقَدْرِ عَظَمَةِ ذَاتِكَ فِيْ كُلِّ وَقْتٍ وَحِيْنٍ

6. Membaca La Ilaha Illalah sebanyak 100 kali.
7. Membaca kalimat berikut ini sekali.

سَيِّدُنَا مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

8. Selanjutnya membaca do’a berikut ini:

Baca Juga:  Neo-Sufisme dalam Gerakan Pembaruan Pemikiran Tasawuf

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. الْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى أَشْرَفِ الْمُرْسَلِيْنَ. سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ. حَمْدًا يُوَافِيْ نِعَمَهُ وَيُكَافِئُ مَزِيْدَهُ . يَا رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِيْ لِجَلَالِ وَجْهِكَ وَعَظِيْمِ سُلْطَانِكَ. اللهم صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَاةً تُنْجِيْنَا بِهَا مِنْ جَمِيْعِ الْأَهْوَالِ وَالْأَفَاتِ، وَتَقْضِيْ لَنَا جَمِيْعَ الْحَاجَاتِ، وَتُطَهِّرُنَا بِهَا مِنْ جَمِيْعِ السَّيِّئَاتِ، وَتَرْفَعُنَا بِهَا عِنْدَكَ أَعْلَى الدَّرَجَاتِ، وَتُبَلِّغُنَا بِهَا أَقْصَى الْغَايَاتِ مِنْ جَمِيْعِ الْخَيْرَاتِ فِى الْحَيَاةِ وَبَعْدَ الْمَمَاتِ. اللهم أَنْتَ مَقْصُوْدِيْ وَرِضَاكَ مَطْلُوْبِيْ أَعْطِنِيْ مَحَبَّتَكَ وَمَعْرِفَتَكَ. اللهم افْتَحْ لِيْ بِفُتُوْحِ الْعَارِفِيْنَ. اللهم اخْتِمْ لَنَا بِخَاتِمَةِ السَّعَادَةِ. وَاجْعَلْنَا مِنَ الَّذِيْنَ سَبَقَتْ لَهُمُ الْحُسْنَى وَزِيَادَاتِ . بِجَاهِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذِي الشَّفَاعَةِ. وَعَلَى أَلِهِ وَصَحْبِهِ ذَوِى السِّيَادَةِ. وَسَيِّدِنَا أَبِى الْعَبَّاسِ الْخَضِرِ بَلْيَا بْنِ مَلْكَانِ ذِي الْاِسْتِقَامَةِ. سَيِّدِنَا الْغَوْثِ الْأَعْظَمِ الشَّيْخِ عَبْدِ الْقَادِرِ الْجَيْلَانِيْ ذِي الْكَرَامَةِ. رَبَّنَا اَفْرِغْ عَلَيْنَا صَبْرًا وَثَبِّتْ أَقْدَامَنَا وَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِيْنَ. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ. سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ وَسَلَامٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. الفاتحة

(Durrah al-Salikin, tanpa tahun, halaman: 8-12)

Selain amalan-amalan dzikir di atas, dalam tarekat Syadziliyah biasanya juga diajarkan beberapa bacaan hizb (wirid) seperti hizb Nashr, hizb Bahr, dan hizb Nawawi dan lain sebagainya.

Wallahua’lam bisshawab.

Arif Rahman Hakim
Sarung Batik