Pecihitam.org – Abu Wafa’ al Buzjani al Hasib atau yang bernama lengkap Muhammad bin Muhammad bin Yahya bin Ismail. al Buzjani sendiri adalah nama yang diambil dari nama tempat kelahirannya, yaitu al-Buzjan sebuah desa kecil yang terletak di daerah Khurasan di Iran. Adapun al-Hasib adalah gelar umum yang diberikan kepada orang yang menekuni ilmu matematika. Sedangkan dalam literatur Arab, namanya biasa disebut dengan Abu al-Wafa’, Abu al-Wafa’ bin al Abbas, al-Buzjani ataupun Abu aI-Wafa’ al-Buzjani.
Selain itu, jika berbicara terkait kapan beliau lahir, maka tidak ada sumber yang pasti perihal kapan waktunya, akan tetapi beberapa sumber meyakini bahwa al Buzjani di lahirkan di sebuah desa bernama Buzjan sekitar tahun 328 H (940 M). Dengan dalil bahwa beliau pernah pergi ke Baghdad pada tahun 348 H (959 M) dan pada saat itu dia masih muda belia.
Berawal dari sanalah beliau belajar ilmu matematika dan ilmu astronomi, kemudian mengajar dan menulis dalam bidang ini, di samping mengadakan penelitian astronomi di teropong bintang milik pemerintah.
Daftar Pembahasan:
Keilmuan al Buzjani
Dari kepawaian seorang al Buzjani, rupanya tidak membuat semua orang kagum, malah beberapa ilmuwan merasa iri dengan keunggulan yang dimiliki oleh al-Buzjani yang akhirnya karena di dorong oleh perasaan iri, salah seorang dari para Ilmuwan lain mengaku apa yang ditemukan oleh al-Buzjani sebagai penemuannya sendiri.
Kita bisa sedikit melirik terkait seorang astronom asal Denmark, Tycho Brahe (1546-1601). Dia menulis tentang ketidaksempurnaan ketiga pada gerakan bulan kemudian mengaku bahwa itu adalah pendapatnya sendiri. Alhasil? Sebagian sejarawan memang ada yang mengatakan bahwa ini adalah Penemuan Brahe.
Akan tetapi sebagian yang lain ada yang juga membantah hal itu. Masalah ini sempat menjadi perdebatan yang panjang, hingga dapat diyakinkan pada masa sekarang bahwa Penemu ketidaksempurnaan ketiga pada pergerakan bulan adalah Abu al-Wafa’ al-Buzjani,
Pada akhirnya para ilmuwan Barat mengembalikan penemuan hak al-Buzjani kepadanya dengan meletakkan nama al-Buzjani sebagai nama lubang pada gunung yang ada di permukaan bulan. Dengan demikian, penemuannya akan dikenang sepanjang zaman.
Kontribusi dalam Dunia Keilmuwan
1. Perumus Trigonometri
Siapa sangka? Rupanya al Busjanilah yang pertama kali membuat relasi identitas trigonometri yang dikenal dengan sebutan “tangen” (persesuaian/ berdekatan), dan digunakan untuk menyelesaikan masalah-masalah matematika. Selain itu, beliau juga menghitung tabel matematikanya dan memuatnya dalam buku-buku yang dikarangnya.
2. Di Bidang Geometri
Selain itu, al-Buzjani juga merupakan pakar di bidang geometri, hal ini dikarenakan beliau telah memberikan tambahan-tambahan penting dan baru bagi berbagai penemuan Al-Khawarizmi sehingga menjadi dasar hubungan antara ilmu geometri dan aljabar. Hubungan ini pada gilirannya telah menjadi alat ilmiah penting yang digunakan untttk berbagai kepentingan ilmiah dalam beberapa disiplin ilmu.
Adapun di bidang gambar geometri, al-Buzjani dinilai banyak memberikan kontribusi yang besar dalam mengembangkan seni gambar geometri. Dia juga membuat kaedah-kaedah dan membuat referensi dasar yang menjadi petunjuk penting bagi orang-orang Eropa dalam hal ini.
3. Di Bidang Kalkulus
al-Buzjani juga termasuk salah seorang ilmuwan muslim yang mengembangkan penelitiannya dalam pertumbuhan ilmu hitung kalculus. Karena itu, beliau banyak memberikan kontribusi bagi kebangkitan ilmiah dan industri yang ada pada masa kita sekarang.
Sebab gambar geometri dan kalculus dianggap sebagai tumpuan dasar bagi pengembangan industri dan tekhnologi, dan sebagai cara untuk mengukur berbagai bentuk dan ukuran yang sulit.
Karya-karya al Buzjani
- Kitab Al-Madkhal ila Al-Aritsmatiqi, dan aritmatika adalah bagian dari ilmu matematika.
- Kitab Istikhraji Dhal’il Muka’ab Bima Mala wa Ma Tarattaba Minha. Yaitu kitab penting yang menjelaskan tentang kemampuannya dalam menyelesaikan soal-soal aljabar yang sulit.
- Kitab Ma Yahtaju llaihi Amal Wa Al-Kitab Min Shina’ati Al-Hisab. Secara singkat buku ini dikenal dengan nama ‘Al-Manazil Fil Hisab‘ atau Kitab Al Manazil.
Buku ini ditulis oleh Al-Bazjani untuk digunakan oleh pegawai negeri. Dalam buku itu juga, beliau menerangkan tentang kaedah ilmu hitung India, seperti goresan pada pasir dan bagaimana menghapusnya.
Pada kenyataannya, ilmu hitung ini didasarkan pada cara hitung yang disebut “hitungan Romawi dan Arab” menurut cara Penyelesaian penghitungannya.
Kadang-kadang juga hanya dilakukan di dalam benak seseorang dan dalam keadaan tertentu ada langkah penyelesaian dengan cara menghitung jari. Cara Inilah yang saat dikenal dengan nama hitungan tangan, hitungan akad dan hitungan udara.
Kemudian untuk berinteraksi dengan bilangan pecahan, hitungan tangan menggunakan ukuran enam puluhan atau pecahan itu dirubah menjadi mata uang atau satuan ukuran. - Kitab Fi Amal Al Mistharah Wa Al-Barkar Wa Al Kunaya yakni Buku ini berisi gambar-gambar geometri dan alat-alat yang dipergunakan untuk menggambar. Buku ini terdiri dari 13 bab dan terdiri dari beberapa cara menggambar geometri yang sebagiannya diambil dari India, dan sebagiannya lagi berasal dari hasil penemuannya.
Buku ini telah diterjemahkan ke dalam beberapa bahasa Eropa. Kemudian para sejarawan di Eropa mengakui bahwa al Buzjani memiliki kontribusi dalam memajukan seni menggambar geometri di Eropa.
Karya Tulis di Bidang Astronomi
- Kitab Al-Kamil, yaitu buku tentang benda-benda langit dan terdiri dari tiga artikel
- Kitab Ma’rifatid Da’irah Minal Falak
- Kitab Al-Majisthi
Komentar Tokoh
- Sejarawan Abu Al-Fadhl Al-Baihaqi mengatakan, “Abu Al-Wafa’ telah mencapai kedudukan yang paling tinggi dalam ilmu matematika. Dia memiliki peninggalan yang sangat terpuji. Adapun buktinya, dia menulis buku “Kitab Ma Yahtaju llahi Al-Ummal Wa Al Kuttab Min Shina’ati Al-Hisab,” dant dia dikenal qana’ah pada masalah dunia.
- Dr. Jamaluddin Al-Fandi, guru besar ilmu astronomi mengatakan, “al-Buzjani telah melakukan penelitian dalam ilmu hitung trigonometri, sebagaimana yang diakui oleh para oreintalis dan memasukkan hitungan dengan menggunakan garis potong (secant). Dia menggunakan prosentase trigonometri dengan simbol (U) untuk menyelesaikan soal-soal matematika. Berbagai macam penambahan yang dilakukannya pada ilmu matematika telah banyak membantu para ilmuwan pada awal masa kebangkitan Eropa, seperti; Decart, Newton, La Plas, dan lainnya.”
- Karel Pour mengatakan dalam bukunya “Tarikh Ar Riyadhiyyat,” mengatakan bahwa Abu Al-Wafa’ termasuk orang yang pertama kali memisahkan ilmu hitung trigonometri dengan ilmu astronomi. Dia juga mampu memasukkan ilmu aljabar kepadanya yang secara teoritis tidak berpengaruh kepada ilmu astronomi. Bahkan dia memotivasi para ilmuwan untuk menggunakan cara penilaian dalam menyelesaikan masalah-masalah pemikiran.
*Sumber: 147 Ilmuwan Terkemuka dalam Sejarah Islam oleh Muhammad Gharib Jaudah