Adab Menjenguk Orang Sakit Menurut Anjuran Rasulullah

Adab Menjenguk Orang Sakit Menurut Anjuran Rasulullah

PeciHitam.org – Perihal adab menjenguk orang sakit, kita perlu mengerahui bahwasannya status hukum menjenguk orang yang sedang sakit adalah sunah. Kesunahan ini didasarkan pada riwayat Al-Barra` Ibnu ‘Azib yang menyatakan bahwa Rasulullah SAW memerintahkan untuk mengiringi jenazah dan menjenguk orang sakit.  Hal ini sebagaimana yang dikemukakan Abu Ishaq As-Syirazi dalam Kitab Al-Muhadzdzab.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

وَيُسْتَحَبُّ عِيَادَةُ الْمَرِيضِ لِمَا رَوَى البَرَّاءُ بْنُ عَازِبٍ قَالَ أَمَرَنَا رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم بِاتِّبَاعِ الْجَنَائِزِ وَعِيَادَةِ الْمَرْضَى

Artinya, “Dan disunahkan menjenguk orang sakit karena didasarkan pada hadits riwayat Al-Bara` bin ‘Azib ia berkata, ‘Rasulullah SAW telah memerintahkan kami untuk mengiringi jenazah dan menjenguk orang sakit,’” (Lihat Abu Ishaq As-Syirazi, Al-Muhadzdzab fi Fiqhil Imamis Syafi’i, [Beirut, Darul Fikr, tanpa catatan tahun], juz I, hal. 126).

Sedang mengenai waktu yang dimakrukan menjenguk orang sakit pada tengah hari demikian menurut sebagain ulama dari kalangan Madzhab Hanbali. Pendapat ini merupakan pendapat Imam Ahmad bin Hanbal.

Sedangkan waktu yang dianjurkan untuk menjenguk orang sakit ialah ketika pagi dan sore hari. Alasannya adalah karena pada waktu itu para malaikat sedang memperbanyak membaca shalawat. Demikian yang kami pahami dari penjelasan Ibnu Muflih Al-Hanbali dalam Kitab Al-Adabus Syar’iyyah.

قَالَ بَعْضُ الْأَصْحَابِ وَتُكْرَهُ وَسَطَ النَّهَارِ نَصَّ عَلَيْهِ وَقَالَ الْأَثْرَمُ : قِيلَ : لِأَبِي عَبْدِ اللَّهِ فُلَانٌ مَرِيضٌ وَكَانَ عِنْدَ ارْتِفَاعِ النَّهَارِ فِي الصَّيْفِ .فَقَالَ : لَيْسَ هَذَا وَقْتُ عِيَادَةٍ قَالَ الْقَاضِي : وَظَاهِرُ هَذَا كَرَاهِيَةُ الْعِيَادَةِ فِي ذَلِكَ الْوَقْتِ انْتَهَى كَلَامُ الْأَصْحَابِ ، وَالْأَوْلَى أَنْ يُقَالَ : تُسْتَحَبُّ الْعِيَادَةُ بُكْرَةً وَعَشِيَّةً لِمَا فِيهِ مِنْ تَكْثِيرِ صَلَاةِ الْمَلَائِكَةِ

Baca Juga:  Orang Fakir Bisa Masuk Surga Lebih Dulu daripada Orang Kaya, Ini Syaratnya

Artinya, “Sebagian ulama dari kalangan Madzhab Hanbali berkata, ‘Makruh menjenguk orang sakit pada tengah hari.’ Demikian sebagaimana dikemukakan Imam Ahmad bin Hanbal. Al-Atsram berkata, ‘Dikatakan kepada Abi Abdillah, si fulan sakit, sedangkan ia pada saat mengetahui berita tersebut ketika tengah hari. Lantas Abi Abdullah berkata, ‘Ini bukan waktu untuk menjenguk orang sakit.’ Qadhi Abu Ya’la berkata, ‘Secara zhahir pandangan ini mengarah pada kemakruhan menjenguk orang sakit pada waktu itu (tengah hari). Demikian pendapat para ulama dari kalangan Madzhab Hanbali. Pendapat yang lebih utama untuk dikemukakan adalah disunahkan menjenguk orang sakit pada waktu pagi dan petang hari karena pada waktu tersebut para malaikat sedang memperbanyak shalawat,” (Lihat Ibnu Muflih, Al-Adab As-Syar’iyyah, [Beirut, Muassatur Risalah: 1999 M/1419 H], cetakan ketiga, juz II, hal. 189-199).

Menjenguk orang yang sedang sakit merupakan salah satu hak muslim terhadap muslim yang lainnya. Akan tetapi, yang perlu diperhatikan ketika menjenguk terdapat adab-adab yang sebaiknya dilakukan, di antaranya:

Meruqyah orang yang sakit

Menjenguk orang sakit tidak cukup jika hanya datang, berbincang lantas berpamitan pulang. Salah satu hal yang dapat dicoba untuk dilakukan adalah dengan membacakan ayat-ayat ruqyah kepada yang dijenguk, sebagaimana yang biasa Rasulullah lakukan.

Dari Abdul Aziz dia berkata; “Aku dan Tsabit pernah mengunjungi Anas bin Malik, lalu Tsabit berkata; “Wahai Abu Hamzah, aku sedang menderita suatu penyakit.” Maka Anas berkata; “Maukah kamu aku ruqyah dengan ruqyah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam?” dia menjawab; “Tentu.” Anas berkata; “ALLAHUMMA RABBAN NAASI MUDZHIBIL BA`SA ISYFII ANTA SYAAFI LAA SYAAFIYA ILLA ANTA SYIFAA`AN LAA YUGHAADIRU SAQAMA (Ya Allah Rabb manusia, dzat yang menghilangkan rasa sakit, sembuhkanlah sesungguhnya Engkau Maha Penyembuh, tidak ada yang dapat menyembuhkan melainkan Engkau, yaitu kesembuhan yang tidak menyisakan rasa sakit).”(HR Bukhari no 5301)

Baca Juga:  Kisah Debat Imam Syafii dan Imam Hambali Tentang Orang yang Meninggalkan Shalat

Boleh menjenguk yang bukan mahram selama aurat tertutup
Wanita dibolehkan menjenguk laki-laki yang sedang sakit meskipun mereka bukan mahramnya. Akan tetapi, dengan beberapa syarat seperti aman dari fitnah, menutup aurat, dan tidak bercampur-baur antara laki-laki dan perempuan.

Jika syarat ini terpenuhi, maka seorang wanita dibolehkan menjenguk laki-laki yang bukan mahramnya atau sebaliknya, laki-laki menjenguk wanita. Rasulullah pun dulu pernah menjenguk seorang wanita yang sakit.

Dari Ummu Al ‘Ala` ia berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menjengukku sementara aku sedang sakit. Kemudian beliau berkata: “Bergembiralah wahai Ummu Al ‘Ala`, karena sesungguhnya sakit seorang mukmin karena Allah menghilangkan dosa-dosanya sebagaimana api menghilangkan kotoran emas dan perak.”(HR Abu Daud no 2688)

Mendoakan pasien dan menyemangatinya untuk berhusnudzon pada Allah
Selain mendo’akan, kita juga perlu memberikan motivasi kepada orang yang tengah sakit agar tetap semangat dalam menghadapi nikmat sakitnya. Agar jika Allah memanggilnya lantaran sakit yang diderita, ia tetap dalam keadaan berkhusnudzon kepada Allah.

Dari Ibnu Abbas radliallahu ‘anhuma bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pernah menjenguk seorang Arab badui, Ibnu Abbas melanjutkan; “Setiap kali beliau menjenguk orang sakit, maka beliau akan mengatakan kepadanya: “Tidak apa-apa, Insya Allah baik-baik saja.” Ibnu Abbas berkata; lalu aku bertanya; “Baik?!, tidak mungkin, sebab penyakit yang di deritanya adalah demam yang sangat kritis, yang apabila diderita oleh orang tua akan menyebabkannya meninggal dunia.” Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Kalau begitu, memang benar.”(HR Bukhari no 5224)

Baca Juga:  Islam Menolak Rasisme, Menjunjung Tinggi Kemanusiaan

Membantu talqin jika kondisi pasien sudah sakaratul maut

Ketika melihat orang yang sakit tengah berada menghadapi sakaratul maut, bantulah ia agar mengucapkan kalimat talqin.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Talqinkanlah orang yang akan mati dengan kalimat laa ilaaha illallaah (Tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah).” (Diriwayatkan Muslim, Ahmad, At Tirmidzi, An Nasa’i, Abu Dawud, dan Ibnu Majah).

Itulah beberapa adab ketika menjenguk orang yang sakit. Jika ada orang di sekitar yang sakit, maka jenguklah. Karena dengan demikian kita tidak hanya membantu mereka agar lebih semangat menghadapi rasa sakit, namun juga dapat memperoleh balasan yang baik dari Allah.

Mohammad Mufid Muwaffaq

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *