Adzan Maghrib, Amalan Sunnah Menjelang dan Doa Setelahnya

Adzan Maghrib, Amalan Sunnah Menjelang dan Doa Setelahnya

Pecihitam.org– Adzan Maghrib menjadi kumandang suara syahdu di waktu senja yang memisahkan antara siang dan malam. Ia seolah menjadi warning bagi manusia untuk menyudahi segala aktivitas, kerja mencari nafkah dan kembali sujud menghadap Allah.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Selain itu, sebagian masyarakat kita kadang mengaitkan adzan Maghrib dengan hal-hal seram dan menakutkan. Saat suaranya mulai terdengar di masjid-masjid dan mushalla, orang-orang tua di kampung menyuruh anak-anak masuk, segera menutup pintu dan jendela.

Dan itu memang ajaran Islam. Waktu adzan Maghrib memang waktu yang meyeramkan. Saat itu setan memang berkeliaran. Seram ‘kan!!!. Eh… jangan bilang ini tahayyul ya. Karena memang beginilah ajaran Islam.

Makanya, kalau anda termasuk orang tua yang mempunyai seorang bayi atau anak yang masih belum baligh, jangan coba-coba membawanya keluar saat adzan Maghrib.

Mau tahu alasan dan apa yang akan terjadi jika anda tetap nekad membawa anak keluar saat Maghrib, temukan penjelasannya pada bagian akhir dalam tulisan ini atau bisa membacanya secara lengkap pada tulisan saya sebelumnya di sini.

Tapi bukan karena Adzan Maghrib-nya ya, melainkan karena pada waktu ini setan-setan memang mulai keluar dari sarangnya untuk beraktivitas di malam hari.

Namun pada waktu tertentu seperti saat bulan Ramadhan, adzan Maghrib menjadi suara yang begitu menggembirakan. Terlebih bagi anak-anak yang baru belajar berpuasa, suara adzan magrib bagaikan lonceng sebagai penanda waktu pulang sekolah.

Begitulah adzan Maghrib. Dan dalam tulisan ini saya akan mengajak anda untuk lebih memahami tentang apa yang harus dilakukan menjelang adzan Maghrib dan doa yang dianjurkan setelahnya.

Namun agar lebih lengkap, sebelum masuk pada inti tulisan yang berisi amal sunnah menjelang adzan Maghrib dan doa yang diajarkan Nabi untuk dibaca setelah mendengarkannya, kami akan memulainya dengan menjelaskan hal-hal penting lainnya berkaitan dengan adzan secara umum. Mulai dari pengertian adzan, hukum dan hikmahnya serta sejarah awal bagaimana adzan disyariatkan.

Daftar Pembahasan:

Pengertian Adzan

Seperti halnya beberapa istilah lain yang ada di dalam Islam khususnya kajian fiqih, tentu setiap istilah mempunyai dua pengertian, secara bahasa dan istilah. Begitu pula dengan adzan. Maka ia bisa dipahami dari dua sisi itu: bahasa dan istilah

Secara Bahasa

Secara bahasa, adzan bermakna memberitahu, menyeru atau mengajak. Makna seperti ini bisa ditemukan salah satunya dalam firman Allah dalam Surat Al-Hajj

وَاَذِّنْ فِى النَّاسِ بِالْحَجِّ

Dan serulah manusia untuk mengerjakan haji… (QS. Al-Hajj ayat 27)

Juga dalam Surat Yusuf ayat 70 berikut:

ثُمَّ اَذَّنَ مُؤَذِّنٌ اَيَّتُهَا الْعِيْرُ اِنَّكُمْ لَسَارِقُوْنَ

Kemudian berteriaklah seseorang yang menyerukan, “Wahai kafilah! Sesungguhnya kamu pasti pencuri.”

Secara Istilah

Adapun pengertian adzan secara istilah sebagaimana yang termuat dalam Al-Mausuah Al-Fiqhiyyah Al-Kuwaitiyah, (sebuah ensiklopedi Fiqh empat madzhab terlengkap yang terdiri dari 45 Jilid) pada Jilid II halaman 357 sebagai berikut

الإعلام بوقت الصلاة المفروضة، بألفاظ معلومة مأثورة، على صفة مخصوصة. أو الإعلام باقترابه بالنسبة للفجر فقط عند بعض الفقهاء

Baca Juga:  Mengadzani Jenazah Ketika Di Pemakaman Bagaimana Hukumnya?

Memberi tahu akan masuknya waktu shalat fardhu dengan menggunakan lafadz-lafadz tertentu yang berasal dari Nabi dengan sifat tertentu. Atau memberi tahu akan dekatnya waktu shalat jika dikaitkan dengan shalat Subuh menurut sebagian ahli Fiqh (yang membolehkan adzan sebelum masuknya waktu shalat)

Sejarah Disyariatkannya Adzan

Adzan merupakan praktek ibadah yang khusus disyariatkan untuk ummat Islam. Sebelumnya tidak pernah ada.

Bahkan adzan tidak langsung disyariatkan bersamaan dengan awal munculnya Islam di Mekkah. Adzan baru disyariatkan 14 tahun setelah Islam berkembang. Tepatnya pada tahun pertama Hijriah. Inilah pendapat mu’tamad sebagaimana disampaikan oleh Imam Syabramilsi berdasarkan hadis-hadis shahih.

Berikut dua hadis shahih yang dijadikan pegangan bahwa adzan mulai disyariatkan pada tahun pertama Hijriah.

Hadis Pertama

Hadis ini diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam kitab Shahih-nya

كَانَ الْمُسْلِمُونَ حِينَ قَدِمُوا الْمَدِينَةَ يَجْتَمِعُونَ فَيَتَحَيَّنُونَ الصَّلَوَاتِ وَلَيْسَ يُنَادِى بِهَا أَحَدٌ فَتَكَلَّمُوا يَوْمًا فِى ذَلِكَ فَقَالَ بَعْضُهُمُ اتَّخِذُوا نَاقُوسًا مِثْلَ نَاقُوسِ النَّصَارَى وَقَالَ بَعْضُهُمْ قَرْنًا مِثْلَ قَرْنِ الْيَهُودِ فَقَالَ عُمَرُ أَوَلاَ تَبْعَثُونَ رَجُلاً يُنَادِى بِالصَّلاَةِ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ  صلى الله عليه وسلم: يَا بِلاَلُ قُمْ فَنَادِ بِالصَّلاَةِ

Suatu waktu ketika kaum muslimin tiba di Madinah, mereka berkumpul sembari menunggu waktu shalat. Namun tidak seorang pun di antara mereka yang bisa memberitahukan bahwa waktu shalat telah masuk. Sehingga pada suatu hari mereka bermusyarawah untuk membahas persoalan tersebut. Sebagian sahabat mengusulkan agar menggunakan lonceng sebagaimana yang digunakan oleh orang-orang Nasrani dan sebagian yang lain dengan tanduk sebagaimana digunakan oleh orang-orang Yahudi dalam upacara keagamaan mereka, Namun sahabat Umar bin Khattab berkata “Alangkah baiknya kalian menjadikan seseorang yang bertugas untuk memanggil orang-orang shalat”. Kemudian Rasulullah SAW menyetujui usulan Umar dan berkata, “Wahai Bilal, berdirilah serta panggillah manusia untuk mendirikan salat!”

Hadis Kedua

Masih bersumber dari sahabat yang sama, tapi hadis ini diriwayatkan oleh Imam Abu Daud dalan kitab Sunan-nya. Dalam riwayat ini, disebutkan pula bahwa salah seorang sahabat Nabi yang bernama Abdulllah bin Zaid telah bermimpi mengenai lafadz-lafadz adzan.

أَرَادَ النَّبِىُّ -صلى الله عليه وسلم- فِى الأَذَانِ أَشْيَاءَ لَمْ يَصْنَعْ مِنْهَا شَيْئًا قَالَ فَأُرِىَ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ زَيْدٍ الأَذَانَ فِى الْمَنَامِ فَأَتَى النَّبِىَّ صلى الله عليه وسلم فَأَخْبَرَهُ فَقَالَ: أَلْقِهِ عَلَى بِلاَلٍ

Nabi SAW berkeinginan untuk mencari cara dalam memberitahukan waktu salat (azan), namun beliau belum juga menemukannya. Abdullah bin Zaid telah bermimpi mengenai kalimat-kalimat azan dalam tidurnya. Lalu dia mendatangi Nabi SAW untuk memberitahukan hal tersebut, kemudian Nabi SAW pun berkata “Ajarkanlah kata-kata itu kepada Bilal!”.

Hukum dan Hikmah Adzan

Hukum Adzan

Semua imam empat madzhab sepakat jika penduduk suatu negeri tidak melakukan adzan sama sekali, maka mereka wajib diperangi. Ini karena adzan merupakan syiar Islam. Tetapi mengenai hukum adzan itu sendiri, mereka berbeda pendapat.

Ada yang mengatakan fardhu kifayah. Ada pula yang mengatakan sunnah muakkadah.

Fardu Kifayah

Pendapat yang menyatakan bahwa hukum adzan adalah fardhu kifayah merupakan pendapat shahih dalam madzhab Hanbali untuk shalat ketika tidak sedang musafir. Juga pendapat shahih dalam Madzhab Maliki untuk penduduk kota.

Baca Juga:  Azan dalam Keadaan Hadas, Bagaimana Hukumnya?

Tetapi sebagian ulama Malikiyah mengatakan adzan yang menjadi fardhu kifayah untuk shalat yang dilaksanakan di masjid yang biasa dipakai untuk Jumat dan shalat berjamaah. Pendapat ini juga didukung oleh sebagian ulama Syafiiyah.

Yang mereka jadikan landasan dalam hal ini adalah hadis yang diriwayatkan Imam Bukhari

إذا حضرت الصلاة فليؤذن لكم أحدكم وليؤمكم أكبركم

Jika waktu salat telah tiba, maka hendaklah salah seorang diantara kalian melakukan adzan dan orang yang lebih tua menjadi imam.

Menurut mereka lafadz فليؤذن adalah perintah yang berdampak hukum wajib, sebagaimana kaidah Fiqh yang biasa dipakai bahwa perintah suatu perkara menunjukan kewajibannya.

Sunnah Muakkadah

Pendapat kedua tidak sampai mengatakan bahwa hukum adzan adalah wajib, melainkan mereka menetapkan hukumnya merupakan sunnah muakkad.

Ini adalah pendapat rajih di kalangan ulama Hanafiah dan merupakan pendapat ashah di kalangan Mazhab Syafi’i. Pendapat ini juga yang dikatakan oleh sebagian ulama Malikiyah untuk salat berjamaah yang menunggu jamaah lain agar bisa salat bersama-sama dan dalam perjalanan menurut pendapat yang shahih di kalangan mazhab Hambali dan secara mutlak menurut satu riwayat dari Imam Ahmad.

Adapun pendapat kedua ini disandarkan pada sabda Nabi yang terkenal dengan hadis al-musi’u shalatuhu, di mana Nabi memerintahkan seorang suku Badui yang belum pandai shalat untuk melakukan salat dengan cara begini dan begitu. Dan waktu itu Nabi menyebutkan cara berwudhu, menghadap kiblat dan rukun-rukun salat lainnya tetapi nabi tidak menyebutkan harus adzan.

Hikmah Adzan

Setiap hukum yang ditetapkan atau diterapkan dalam syariat Islam, pastinya ia memiliki hikmah. Misalnya puasa Ramadhan yang hukumnya wajib memiliki banyak hikmah yang salah satunya agar orang yang berpuasa bisa merasakan bagaimana susahnya orang fakir yang kelaparan dalam kehidupan sehari-harinya.

Adapun hikmah dari disyariatkannya azan, menurut para ulama sebagaimana dikutip oleh Habib Ali Bin Hasan baharun di dalam As-Syamsul Munirah Juz 1 halaman 251 setidaknya ada empat hikmah adzan.

Pertama, memberitahu akan masuknya waktu salat. Kedua, mengajak untuk melaksanakan salat secara berjamaah. Ketiga, memberitahu tempat pelaksanaan salat berjamaah. Keempat, menampakan syiar-syiar Islam.

Setelah beberapa penjelasan berkaitan dengan adzan secara umum, saya kembali ke inti tulisan ini, yakni mengenai amal yang dicontohkan nabi menjelang adzan Maghrib dan doa yang dinajurkan setelah mendengarkannya.

Amalan Sunnah Menjelang Adzan Maghrib

Maksudnya, sebelum memasuki adzan maghrib sambil bersiap-siap diri salat menghadap Ilahi, seseorang dianjurkan untuk melakukan apa yang pernah dicontohkan oleh Nabi.

Dan di sini kami kutipkan dua kebiasaan baik yang perlu dilakukan seorang muslim sambil menunggu adzan Maghrib, yakni memasukkan anak dan menutup pintu.

Memasukan Anak ke dalam Rumah

Orang tua pada zaman dahulu kerap menyuruh anak-anaknya untuk masuk ke rumah menjelang Maghrib tiba. Banyak pula orangtua zaman dahulu yang berpesan untuk segera menggendong atau memangku bayi hingga Maghrib berlalu. Ternyata hal ini  merupakan sunah Nabi yang berpahala jika dikerjakan.

Baca Juga:  Doa Sebelum Berhubungan Suami Istri Supaya Lebih Mesra

Pada waktu Magrib, Rasulullah SAW mengabarkan bahwa jin dan setan berkeliaran. Itulah mengapa kita diperintahkan masuk ke dalam rumah pada saat Magrib tiba.

Dalam hadist Nabi Muhammad SAW bersabda “Jangan kalian membiarkan anak anak kalian di saat matahari terbenam sampai menghilang kegelapan malam sebab setan berpencar jika matahari terbenam sampai menghilang kegelapan malam,”  (HR. Muslim)

Menutup Pintu

Sunnah yang kedua dianjurkan Rasulullah SAW di waktu Magrib adalah menutup pintu-pintu di awal waktu Maghrib sambil menyebut nama Allah SWT.

Betapa besarnya penjagaan Islam untuk anak-anak dan rumah-rumah. Karena dengan menutup pintu sambil menyebut asma Allah, maka kita akan senantiasa terjaga dari gangguan setan.

وَأَغْلِقُوا الْأَبْوَابَ وَاذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ فَإِنَّ الشَّيْطَانَ لَا يَفْتَحُ بَابًا مُغْلَقًا

“Tutuplah pintu-pintu dan sebutlah nama Allah karena setan tidak bisa membuka pintu yang tertutup” (HR. Bukhari)

Doa Setelah Adzan Maghrib

Setelah mendengarkan adzan, seperti biasa seseorang dianjurkan untuk membaca doa berikut

للهُمَّ رَبَّ هذِهِ الدَّعْوَةِ التَّآمَّةِ، وَالصَّلاَةِ الْقَآئِمَةِ، آتِ مُحَمَّدَانِ الْوَسِيْلَةَ وَالْفَضِيْلَةَ وَالشَّرَفَ وَالدَّرَجَةَ الْعَالِيَةَ الرَّفِيْعَةَ وَابْعَثْهُ مَقَامًامَحْمُوْدَانِ الَّذِىْ وَعَدْتَهُ اِنَّكَ لاَتُخْلِفُ الْمِيْعَادَ

Akan tetapi mengingat waktu adzan Maghrib adalah lah penghujung siang, maka kita juga dianjurkan untuk memohon ampun kepada Allah dan mengharap rahmat-Nya.

Memohon ampun kepada Allah atas segala kesalahan dan dosa yang mungkin telah dilakukan mulai dari waktu Subuh hingga Magrib. Selain itu, juga berharap kepada Allah mudah-mudahan amal baik yang kita lakukan sepanjang hari bisa diterima di sisi-Nya.

Karena sebagaimana kita tahu, waktu maghrib merupakan saat dimana amal manusia dari mulai subuh hingga petang dilaporkan kepada Allah SWT. Maka sangat dianjurkan berdoa kepada-Nya.

Dan ini adalah doa yang diajarkan Nabi untuk dibaca setelah Adzan Maghrib

اللهم هَذَا إِقْبَالُ لَيْلِكَ وإدْبَارُ نَهَارِكَ وَأَصْوَاتُ دُعَاتِكَ فَاغْفِرْ ليْ

“Ya Allah, ini adalah (saat) datangnya malam-Mu, dan perginya siang-Mu, dan terdengarnya doa-doa untuk-Mu, maka ampunilah dosaku”

Demikianlah tulisan kami kali ini tentang amalan sunnah sebelum dan setelah Adzan Maghrib yang juga kami sertai dengan pembahasan lain mengenai pengertian, sejarah dan hukum serta hikmah adzan secara umum.

Semoga bermanfaat. Dan jangan lupa share tulisan ini sebanyak-banyaknya agar bisa memberikan manfaat lebih luas dan Anda mendapatkan bagian pahala karena turut ambil bagian dalam menyebar ilmu Allah. Wallahu a’lam bisshawab!

Faisol Abdurrahman