Sejarah Munculnya Ahli Hadis Pada Abad Keempat dan Kelima Hijriyah

Sejarah Munculnya Ahli Hadis Pada Abad Keempat dan Kelima Hijriyah

PeciHitam.org – Salah satu faktor yang menjadikan Islam tetap eksis hingga sekarang yakni adanya para penghafal hadis dan pembukuan hadis. Hadis sebagai sumber atau referensi otoritatif setelah al-Quran mengenai hukum Islam memegang peranan penting dalam perkembangan Islam.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Sehingga tidak heran jika para penghafal hadis selalu menjaga otentisitas hadis Nabi baik sanad maupun matannya. Mereka bahkan rela menjelajah dari suatu tempat ke tempat lain hanya untuk memperoleh hadis dari perawinya.

Dalam menjaga keontisitasan hadis, maka tercetuslah ilmu yang mempelajari seluk beluk hadis, yang dinamakan ulumul hadis (ilmu-ilmu hadis).

Tahap perkembangan ilmu hadis banyak mengalami problematika baik karena faktor internal maupun faktor eksternal. Faktor internal disebabkan oleh para perawi hadis itu sendiri yang dianggap sebagai pemicu utama nanti dalam pembagian macam-macam hadis dan faktor eksternal baik berupa keadaan politik, keadaan sosial ataupun keadaan kebudayaan.

Penulisan kitab ulumul hadis sudah dimulai sejak awal abad kedua Hijriyah. Pada masa awal ini, para ulama sudah mengklasifikasi hadis dalam beberapa derajat, seperti shahih, hasan, dhaif, maupun palsu.

Baca Juga:  Kisah Khalid bin Walid, Sahabat Rasulullah yang Memimpin Perang Yarmuk

Kemunculan ulumul hadis pada abad kedua ini merespons banyaknya hadis-hadis palsu yang digunakan oleh penguasa untuk melegitimasi kekuasaannya. Dirasa perlu adanya suatu ilmu yang menelisik keadaan perawi hadis yaitu al-jarh wa at-ta’dil.  Ilmu jarh wa ta’dil merupakan ilmu yang membahas dan meneliti secara khusus keadaan para perawi hadis.

Ilmu jarh wa ta’dil  ini dipelopori oleh Abu Bakar Muhammad bin Syihab az-Zuhri, peletak pertama kaidah dasar ilmu hadis. Az-Zuhri inilah orang pertama yang mengumpulkan hadis Rasulullah SAW atas perintah Khalifah Umar bin Abdul Azis.

Perkembangan ilmu hadis pada abad keempat dan kelima memerupakan tahap yang sangat krusial. Sebab pada masa abad keempat dan kelima inilah proses penyususan kitab-kitab induk ulumul hadis serta penyebarannya dan sekaligus penyempurnaan kitab hadis berlangsung.

Sejarah peradaban Islam berkaitan dengan sejarah tulis menulis itu pula terjadi dalam ilmu hadis. Penulisan ilmu hadis pada masa keempat dianggap penting supaya tidak hilang hafalan-hafalan yang dimilliki oleh para ulama pada masa itu.

Nuruddin mengganggap masa ini dianggap menjadi masa yang penting karena masa ini akan dijadikan rujukan oleh para ulama dalam menyusun kitab-kitab hadis pada masa berikutnya.

Baca Juga:  Perang Qadisiyyah: Pertempuran antara Pasukan Muslim dan Tentara Gajah Persia

Begitu juga dengan Hasbi Ash Shiddieqy yang menganggap bahwa pada periode keempat ini menjadi begitu penting sebab ada kekhawatiran muncul dari para ulama ketika hadis tidak dibukukan apakah masa yang akan datang tetap ada karena para pengahafal hadis telah meninggal dunia.

Sebagai penyempurna masa keempat, masa kelima dianggap hal yang lebih penting karena pada fase ini sebagai penyempurna dari semua masa pembukuan ilmu hadis. Pada masa ini pengumpulan hadis lebih spesifik, mereka memisahkan mana yang asli dari perkataan Nabi dan mana yang perkataan sahabat, mana yang shahih dan dhaif dan juga pada periode ini muncul tunas ilmu Dirayah yang banyak macamnya seperti Ilmu Riwayah.

Secara pasti pada periode ini dilakukan penelitian yang sangat mendetail terkait problematika yang ada di dalam hadis yang nantinya akan memunculkan kitab-kitab baru mengenai ilmu hadis.

Masa keempat dan kelima inilah yang akhirnya melahirkan banyak tokoh yang ahli dalam bidang hadis dan kitabnya dijadikan sebagai rujukan utama terkait ilmu hadis. Ulama muhadditsin yang muncul, di antaranya:

  1. Abdullah ibn Musa Al-Abasy Al-Kuyf,
  2. Asad ibn Musa al-Amawy,
  3. Ahmad Ibn Hanbal,
  4. Ishaq ibn Rahawaih,
  5. Abu Nu’aim Ahmad bin Abdullah al-Isfahani dan
  6. Jalaluddin Abdurrahman Ibn Kamaluddin al-Suyuthi.
Baca Juga:  Potret Peradaban Islam di Spanyol, dari Masa Jaya Hingga Runtuhnya

Masih banyak ahli hadis yang muncul kemudian dan meneruskan tradisi keilmuan ini secara turun temurun sehingga bisa kita pelajari hingga saat ini. Begitulah sejarah munculnya ahli hadis pada abad keempat dan kelima hijriyah

Mohammad Mufid Muwaffaq