10 Ciri Orang Ahli Mujahadah dan Muhasabah Menurut Syekh Abdul Qodir Jaelani

ahli mujahadah

Pecihitam.org – Dalam dunia tasawuf, karakter (sifat) orang yang ahli mujahadah, muhasabah, dan ulul azmi tidaklah asing dan sering terdengar di telinga kita. Oleh karena itu, alangkah baiknya jika kita memiliki dan mau mendalami sifat-sifat tersebut.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Mujahadah secara umum adalah sebuah perjuangan yang sungguh-sungguh untuk melawan musuh. Dan yang dimaksud disini adalah bersungguh-sungguh untuk memerangi dan menundukkan hawa nafsu agar di arahkan pada ajaran agama yang benar. Sedangkan muhasabah adalah sebuah upaya atau usaha untuk melakukan sebuah evaluasi diri terhadap setiap kebaikan sekaligus keburukan beserta semua tanda-tandanya.

Ada sepuluh karakter (sifat) yang harus dimiliki oleh orang-orang yang berada dalam perjuangan ruhani (mujahadah), yang sedang mengintropeksi diri (muhasabah), dan yang sedang mengencangkan tekad demi mancapai tujuan spiritual (ulul ‘azmi).

Jika sifat-sifat ini telah memiliki dan paraktikkan, niscaya mereka akan mendapatkan kedudukan tinggi, dan tentunya semuanya atas izin Allah Swt.

Dalam kitab Futuhul Ghaib, Syekh Abdul Qadir al-Jaelani menerangkan bahwasanya ada sepuluh karakter atau sifat yang dimiliki oleh orang-orang yang ahli dalam hal hal mujahadah, muhasabah, dan ulul azmi. Dan berikut adalah 10 orang yang ahli mujahadah, muhasabah, dan ulul azmi:

Pertama, tidak bersumpah atas nama Allah, entah sumpah itu benar atau tidak, entah sengaja atau tidak. Jika dia telah melakukan itu, maka dia akan terbiasa untuk tidak gemar bersumpah. Dan jika dia telah terbiasa tidak bersumpah, Allah akan membukakan pintu cahaya-Nya baginya. Dia akan menyadari manfaat hal itu di dalam hatinya.

Allah Swt akan mengangkat derajatnya, menambah kuat tekadnya, dan mempertebal kesabarannya. Allah akan membuatnya dipuji-puji oleh kawan dan dihormati tetangga, sampai-sampai setiap orang yang mengenalnya pasti akan bersimpati kepadanya dan setiap orang yang melihatnya akan merasa segan terhadapnya.

Kedua, orang yang ahli mujahadah dan muhasabah pastinya akan menghindari perbuatan dusta atau bohong, entah serius atau bercanda.

Bila dia telah menegaskan ini pada dirinya sendiri, dan lidahnya pun terbiasa untuk berdusta, maka Allah akan melapangkan hatinya dan membersihkan ilmunya, sampai seakan-akan dia tidak pernah mengenal dusta.

Baca Juga:  Fastabiqul Khairat: Berlombalah dalam Kebaikan Sebelum Datangnya 7 Hal Ini

Apabila dia mendengar orang lain berbohong, dia akan mencela kedustaan orang lain itu dan mencelanya di dalam dirinya sendiri. Jika dia berdoa supaya dusta itu dihilangkan dari orang lain yang berdusta, dia akan mendapat pahala.

Ketiga, tidak mengingkari janji. Hendaknya dia juga tepat waktu dalam memenuhi janji. Hal ini akan menjadi karakter kuat dirinya sekaligus menjadi jalannya yang paling baik, sebab mengingkari janji termasuk dusta.

Jika dia telah melakukan ini, Allah akan membukakan pintu kemurahan baginya, memberinya derajat yang tinggi dalam sifat malu, membuatnya dicintai oleh orang-orang yang jujur, serta mengangkat derajat di sisi-Nya.

Keempat, tidak mengutuk satu makhluk pun dan tidak menyakitinya meski sekecil atom, bahkan lebih kecil dari itu.

Inilah budi pekerti orang-orang shaleh dan para shiddiqin. Dengan mengamalkan prinsip ini, dia akan memperoleh kehidupan yang baik di bawah perlindungan Allah selama di dunia.

Allah akan mengangkat derajatnya, mengentaskannya dari kehancuran, menyelamatkannya dari (ketergantungan terhadap) makhluk, menjadikan manusia mengasihinya, dan mendekatkannya kepada-Nya.

Kelima, karakter orang yang ahli mujahadah dan muhasabah adalah mereka tidak mendoakan keburukan bagi seorang pun, meski dia telah didzalimi. Hendaknya dia tidak membalas kedzaliman orang lain dengan lisan maupun dengan perbuatan. Sebab, orang yang memiliki sifat ini akan dianugerahi derajat yang tinggi.

Orang yanag telah berlatih dengan sifat ini akan memperoleh kedudukan mulia di dunia maupun di akhirat, dicintai seluruh makhluk, doanya selalu terkabul, memperoleh kedudukan tinggi di tengah manusia, serta meraih kemuliaan di hati orang-orang beriman.

Keenam, tidak memvonis musyrik, kafir, atau munafik seorang muslim sama sekali. Karena hal ini lebih dekat dengan sifat rahmat (kasih sayang), derajat yang lebih tinggi, sekaligus merupakan pengamalan sunnah yang sempurna.

Lebih dari itu, sikap ini menghindarkan seseorang dari ikut campur dalam ilmu Allah, menjauhkan dari siksa-Nya, serta mendekatkan kepada keridhaan dan rahmat-Nya. Inilah pintu Allah yang mulia, melalui pintu ini, Allah mengaruniakan kasih sayang bagi seluruh makhluk di dalam hatinya.

Ketujuh, tidak melirik maksiat sedikit pun dan menjaga segenap raga dari perbuatan dosa. Ini merupakan salah satu amal kebajikan (baik lahir maupun batin) yang paling cepat mendatangkan pahala di dunia, dan di akhirat kelak Allah telah menyiapkan pahala untuknya.

Baca Juga:  Inilah 4 Manfaat Syukur bagi Kesehatan yang Jarang Diketahui

Kita memohon kepada Allah agar menganugerahi dan mengajari kita semua sifat terpuji ini, dan agar Allah mengeluarkan segala syahwat duniawi dari hari kita.

Kedelapan, tidak membebani seorang pun, entah beban ringan maupun berat. Sebaliknya, hendaknya kita melepaskan bebas beban dari seluruh makhluk, entah diminta atau tidak.

Inilah kemuiaan sempurna bagi ahli ibadah sekaligus kehormatan bagi orang-orang bertaqwa. Dengan sifat ini pula, dia akan memperoleh kekuatan untuk melaksanakan amar ma’ruf nahi mungkar. Dia akan memandang seluruh makhluk itu memiliki kedudukan yang sama.

Bila sifat ini telah terealisasi di dalam dirinya, Allah akan membuatnya tidak lagi butuh terhadap segala sesuatu. Sebaliknya, Allah akan membuatnya yakin dan percaya hanya kepada-Nya. Orang itu tak akan memuliakan siapa pun kecuali Allah, sementara seluruh makhluk baginya memiliki hak yang sama.

Dia meyakini sepenuhnya bahwa hal ini merupakan kemuliaan orang-orang beriman dan kehormatan orang-orang bertaqwa. Lebih dari itu, ini merupakan pintu terdekat menuju keikhlasan.

Kesembilan, tidak mengharapkan pertolongan manusia dan tidak menginginkan apa pun yang mereka miliki. Inilah kemuliaan terbesar, kekayaan sejati, kerajaan besar, kebanggaan yang agung, keyakinan yang suci, dan kebergantungan yang erat kepada Allah.

Inilah salah satu pintu keyakinan terhadap Allah sekaligus salah satu pintu kezuhudan yang mengantarkan seseorang pada sikap wara’ dan kesempurnaan ibadah. Labih dari itu, inilah salah satu tanda orang-orang yang hanya pasrah dan mengandalkan Allah semata.

Kesepuluh, karakter orang yang ahli mujahadah dan muhasabah yang terakhir adalah rendah hati (tawadhu’). Dengan sifat ini, kedudukan seorang hamba akan diangkat, kemuliaan dan derajatnya di sisi Allah dan merasa disempurnakan. Dia diberi kuasa untuk meraih segala urusan dunia dan akhirat yang dia kehendaki.

Sifat ini merupakan dasar segala sifat lain. Seluruh sifat lain terkumpul dalam sifat ini. Dan inilah cabang dan kesempurnaannya. Dengan sifat ini, seorang hamba akan meraih derajat orang-orang shaleh yang ridha terhadap Allah dalam segala kondisi, di kala susah maupun senang. Inilah ketaqwaan yang sempurna.

Baca Juga:  Tiga Nikmat Allah yang Harus Disyukuri Karena Tak Ternilai Harganya

Kerendahan hati adalah tatkala seorang hamba tak melihat orang lain kecuali orang lain itu memiliki kelebihan darinya. Dia akan berkata, “Mungkin orang ini lebih baik dan lebih tinggi derajatnya dariku di hadapan Allah”.

Jika orang lain itu lebih muda darinya, dia akan berkata, “Orang ini tak pernah bermaksiat kepada Allah, sedang aku berlumuran dosa. Maka dia pasti lebih baik dariku”.

Jika orang lain itu lebih tua darinya, dia akan berkata, “Orang ini telah menyembah Allah lebih lama dariku, maka dia pun lebih baik dariku”.

Jika orang lain itu kafir, dia akan berkata, “Bisa jadi suatu hari nanti dia akan masuk Islam, sehingga dia meraih husnul khatimah di akhir hidupnya. Sebaliknya, bisa jadi suatu hari nanti aku kafir dan hidupku berujung su’ul khatimah”.

Pada dasarnya seluruh manusia sama saja dalam hal saling menasihati. Dia tidak akan menjadi juru nasihat yang baik jika masih membicarakan keburukan orang lain, mencelanya dengan perbuatan, atau ingin mendengar keburukan orang lain dibicarakan disisinya.

Inilah bencana para hamba, kebinasaan para ahli ibadah, dan kehancuran orang-orang zuhud. Kecuali mereka yang diberi pertolongan oleh Allah, dijaga lisan dan hatinya dengan rahmat, anugerah dan kebaikannya. Oleh karena itu, kita wajib mengetahui dan mengamalkan karakter-karakter orang yang telah diajarakan kepada kita.

Itulah sepuluh karakter orang yang ahli mujahadah dan muhasabah yang diajarakan oleh Syekh Abdul Qadir al-Jilani kepada kita semua. Semoga bermanfaat.

Sumber: Futuhul Ghaib, Jalan Rahasia menuju Allah.