Menguak Misteri Makna dan Hikmah Alif Lam Mim dalam Al-Qur’an

Alif Lam Mim

Pecihitam.org Alif Lam Mim merupakan salah satu pembuka beberapa surat di dalam Al-Qur’an, salah satunya adalah Surat Al-Baqarah. Hingga kini tidak ada yang tahu pasti makna dan maksud dari rangkaian tiga huruf Hijaiyah tersebut.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Para ulama tafsir, seperti Imam As-Suyuthi dalam Tafsir Jalalain, memberikan komentar pada ayat tersebut dengan Allahu a’lamu bimuradihi (Allah yang lebih tahu maksudnya).

Namun, ada tidak sedikit pula ulama yang mencoba membaca isyarat, menguak maksud Aliif Lam Mim tersebut. Tapi lagi-lagi kelompok ini pun berbeda pendapat tentang makna atau maksud Alif Lam Mim ini.

Namun sebelum membahas lebih jauh tentang perbedaan ulama perihal Alif Laam Miim, perlu juga kami sampaikan tentang surat-surat yang diawali dengan huruf muqattha’ah secara umum dan yang diawali dengan Aliif Lam Mim secara lebih khusus

Daftar Pembahasan:

Pengertian Huruf Muqattha’ah

Di dalam istilah ulama mufassiriin disebut “Huruf Muqotto’ah” artinya huruf yang terpotong-potong, karena ia dibaca sendiri-sendiri, tak menyambung, seperti Alif Lam Mim ini, karena tidak dibaca Alam. Atau seperti Tha’ Sin Mim yang tidak dibaca Thasam.

Surat dengan Huruf Muqattha’ah

Jika kita kaji, maka pada awal-awal surat dalam Al-Qur’an, ada 29 surat yang diawali dengan huruf muqatha’ah seperti Alif Lam Mim, Alif Lam Ra’, Yãsin, Thâhâ dan sebagainya.

Imam Ibnu Katsir menyimpulkan bahwa huruf muqatha’ah kalau dihitung seluruhnya ada 14 huruf (tanpa pengulangan). Huruf-huruf tersebut terangkai dalam kalimat berikut:

نَصَّ حَكِيْم قَاطِع لَهُ سِرٌّ

Yakni huruf: ن ص ح ك ي م ق ا ط ع ل ه س ر

Surat dengan Alif Lam Mim

Khusus untuk yang diawali dengan Alif Lam Mim adalah berjumlah 6 surat, yakni Al-Baqarah, Ali Imran, Al-Ankabut, Ar-Rumm- Luqman dan As-Sajdah.

Al-Baqarah

Surat pertama yang diawali dengan Alif Lam Mim adalah Surat Al-Baqarah. Surah Al-Baqarah. Surat kedua dalam Al-Qur’an ini terdiri dari 286 ayat, 6.221 kata, dan 25.500 huruf dan tergolong surah Madaniyah.

Surah ini merupakan surah dengan jumlah ayat terbanyak dalam Al-Qur’an. Surah ini dinamai al-Baqarah yang artinya Sapi Betina, sebab di dalam surah ini terdapat kisah penyembelihan sapi betina yang diperintahkan Allah kepada Bani Israil (ayat 67-74).

Surah ini juga dinamai Fustatul Qur’an (Puncak Al-Qur’an) karena memuat beberapa hukum yang tidak disebutkan dalam surah yang lain. Dinamai juga surah Alif Lam Mim karena ayat pertama di surah berisi tiga huruf arab yakni Alif, Lam, dan Mim.

Ali Imran

Surah ketiga dalam Al-Qur’an ini menempati urutan ketiga dari 6 surat yang diawali dengan Alif Lam Mim.

Surah ini terdiri dari 200 ayat dan termasuk surah Madaniyah. Dinamakan Āli-‘Imran karena memuat kisah keluarga Imran yang di dalam kisah itu disebutkan kelahiran Nabi Isa, persamaan kejadiannya dengan Nabi Adam, kenabian dan beberapa mukjizatnya, serta disebut pula kelahiran Maryam binti Imran. 

Baca Juga:  Surah Al-Hijr Ayat 94-99; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Surah Āli ‘Imrān ini dan surat sebelumnya, yakni Surat Al-Baqarah dinamai pula dengan Az-Zahrawan (Dua Yang Cemerlang), karena kedua surah ini menyingkapkan hal-hal yang menurut Al-Qur’an disembunyikan oleh para Ahli Kitab, seperti kelahiran Nabi Isa dan kedatangan Nabi Muhammad.

Al-Ankabut

Surat ketiga yang diawali dengan Alif Lam Mim. Surat ke-29 dengan jumlah 69 ayat ini termasuk golongan surah-surrah Makkiyah.

Dinamai Al-‘Ankabut karena dalam surat ini terdapat kata Al-‘Ankabut yang berarti Laba-Laba pada ayat 41, di mana Allah mengumpamakan para penyembah berhala-berhala itu dengan laba-laba yang percaya kepada kekuatan rumahnya sebagai tempat ia berlindung dan tempat ia menjerat mangsanya, padahal kalau dihembus angin atau ditimpa oleh suatu barang yang kecil saja, rumah itu akan hancur.

Begitu pula halnya dengan kaum musyrikin yang percaya kepada kekuatan sembahan-sembahan mereka sebagai tempat berlindung dan tempat meminta sesuatu yang mereka ingini, padahal sembahan-sembahan mereka itu tidak mampu sedikit juga menolong mereka dari azab Allah waktu di dunia, seperti yang terjadi pada kaum Nuh, kaum Ibrahim, kaum Luth, kaum Syu’aib, kaum Saleh, dan lain-lain.

Apalagi menghadapi azab Allah di akhirat nanti, sembahan-sembahan mereka itu lebih tidak mampu menghindarkan dan melindungi mereka.

Ar-Rumm

Ar-Rumm juga termasuk surat yang diawali dengan Alif Lam Mim. Surat ke-30 ini terdiri dari 60 ayat dan termasuk golongan surah-surah Makkiyah.

Surah ini diturunkan sesudah surah Al-Insyiqaq. Dinamakan Ar-Rum yang berarti Bangsa Romawi (Bizantium), karena pada permulaan surat ini, yakni ayat 2, 3 dan 4 terdapat ramalan Al-Qur’an tentang kekalahan yang berlanjut dengan kebangkitan bangsa Romawi.

Luqman

Berikutnya adalah Surat Luqman yang diawali dengan Alif Lam Mim. Surat Luqman adalah surah ke-31 dalam al-Qur’an. Surah ini terdiri dari atas 34 ayat dan termasuk golongan surah-surah Makkiyah. Surah ini diturunkan setelah surah As-Saffat. Nama Luqman diambil dari kisah tentang Luqman Al-Hakim yang diceritakan dalam surah ini tentang bagaimana ia mendidik anaknya.

Baca Juga:  Surat Al-Falaq, Salah Satu Surat dalam Al-Quran yang Mampu Menangkal Sihir

As-Sajdah

Surat terkahir yang diawali dengan Alif Lam Mim adalah Surat As-Sajdah. Surah ke-32 dalam Al-Qur’an ini terdiri atas 30 ayat dan termasuk golongan surah Makkiyah serta diturunkan sesudah surah Al-Mu’minun.

Dinamakan As-Sajdah berhubung pada surah ini terdapat ayat Sajdah (sujud), yaitu ayat yang kelima belas.

Pandangan Ulama tentang Alif Lam

Para mufassir berlainan pendapat dalam memahami Alif Lam Mim. Ada yang menyerahkan saja kepada Allah, dengan arti mereka tidak mau menafsirkan huruf-huruf itu. Ada pula yang mencari maknanya.

Tidak Menafsirkan

Kelompok yang tidak menafsir makna Alif Lam Mim, mereka berkata, “Allah sajalah yang mengetahui maksudnya.” Mereka menggolongkan huruf-huruf itu ke dalam golongan ayat-ayat mutasyabihat yang tujuan Allah menurunkan huruf muqaththa’ah ini adalah untuk menguji para hamba-Nya, apakah mereka akan beriman atau ragu-ragu dan mengingkarinya.

Pendapat pertama ini sebagaimana diriwayatkan dari Abu Bakar As Siddiq, Umar bin Khattab, Ustman bin Affan, Ali bin Abu Thalib, dan Abdullah bin Mas’ud.

Mereka mengatakan bahwa huruf muqaththa’ah ini adalah rahasia Allah di dalam Al Qur’an, kita tidak mengetahui maksud dan artinya. Akan tetapi kita tetap harus membacanya dan beriman bahwa huruf muqaththa’ah tersebut diturunkan oleh Allah swt.

Menafsirkan

Sementara ulama tafsir yang memaknai Alif Laam Mim maupun huruf muqattha’ah lainnya juga masih berbeda pendapat.

Ada yang berpendapat bahwa huruf-huruf itu adalah isyarat (keringkasan dari kata-kata), umpamanya Alif Lam Mim. Maka “Alif” adalah keringkasan dari “Allah”, “Lam” keringkasan dari “Jibril”, dan “Mim” keringkasan dari Muhammad, yang berarti bahwa Alquran itu datangnya dari Allah, disampaikan oleh Jibril kepada Muhammad.

Pada Alif Lam Ra; “Alif” keringkasan dari “Ana”, “Lam” keringkasan dari “Allah” dan “Ra” keringkasan dari “Ar-Rahman”, yang berarti: Saya Allah Yang Maha Pemurah.

Ada pula yang berpendapat bahwa huruf-huruf itu adalah nama dari surah yang dimulai dengan huruf-huruf itu. Jadi menurut pendapat ini, suray yang diawa dengan Alif Lam, Qãf dan yang lainnya menunjukkan bahwa surat itu demikian namanya.

Ada juga yang berpendapat bahwa yang dimaksud dengan huruf-huruf Hijaiyah ini adalah huruf-huruf itu sendiri. Maka yang dimaksud dengan “Alif” adalah “Alif”, yang dimaksud dengan “Lam” adalah “Lam”, yang dimaksud dengan “Mim” adalah “Mim”, dan begitu seterusnya.

Baca Juga:  Surah Al Baqarah Ayat 243-252; Tafsir dan Terjemahan

Ada pul yang berpendapat bahwa huruf-huruf itu untuk menarik perhatian. Menurut pendapat ini, huruf-huruf muqattha’ah ini disebut Allah pada permulaan beberapa surah dari Al-Quranul Karim, hikmahnya adalah untuk “menantang”.

Tantangan itu bunyinya kira-kira begini: Al-Qur’an itu diturunkan dalam bahasa Arab, yaitu bahasa kamu sendiri, yang tersusun dari huruf-huruf Hijaiyah, seperti Alif Lam Mim Ra, Kaf Ha Ya Ain Shad, Qaf, Tha Sin dan lain-lainnya.

Maka kalau kamu sekalian tidak percaya bahwa Al-Qur’an ini datangnya dari Allah dan kamu mendakwakan datangnya dari Muhammad, yakni dibuat oleh Muhammad sendiri, maka cobalah kamu buat ayat-ayat yang seperti ayat Al-Qur’an ini.

Kalau Muhammad dapat membuatnya tentu kamu juga dapat membuatnya.
Maka ada “penantang”, yaitu Allah, dan ada “yang ditantang”, yaitu bahasa Arab, dan ada “alat penantang”, yaitu Al-Qur’an.

Sekalipun mereka adalah orang-orang yang fasih berbahasa Arab, dan mengetahui pula seluk-beluk bahasa Arab itu menurut naluri mereka, karena di antara mereka itu adalah pujangga-pujangga, penyair-penyair dan ahli-ahli pidato, namun demikian mereka tidak bisa menjawab tantangan Al-Qur’an itu dengan membuat ayat-ayat seperti Al-Qur’an.

Walau ada di antara mereka yang memberanikan diri untuk menjawab tantangan Al-Qur’an dengan mencoba membuat kalimat-kalimat seperti ayat-ayat Al-Qur’an, tetapi sebelum mereka ditertawakan oleh orang-orang Arab itu, lebih dahulu mereka telah ditertawakan oleh diri mereka sendiri.

Demikianlah diskusi para ulama tentang makna di balik teks Aliif Lam Mim yang ada pada Surat Al-Baqarah dan lima surat lainnya.

Sungguh, Al-Qur’an merupakan mukjizat sepanjang zaman yang mengenai Aliif Lam Mim saja, telah banyak karangan yang mendiskusikan makna, maksud dan hikmahnya. Tetap pada akhirnya, semua akan berujar Wallahu a’lam bisshawab.

Faisol Abdurrahman