Ayat Israiliyat, Begini Pembagian Berita dan Tokoh-Tokohnya

Ayat Israiliyat, Begini Pembagian Berita dan Tokoh-Tokohnya

PeciHitam.org Agama modern yang diakui secara luas sebagai agama samawi ada tiga yaitu Yahudi, Nasrani dan Islam. Agama Yahudi dinisbahkan kepada golongan umat pengikut Nabi Musa AS yang identik dengan suku Bani Israil. Suku Bani Israil sering dinisbahkan kepada Nabi Ya’qub AS yang memiliki 12 anak.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Putra Nabi Ya’qub yang 12 tersebut antara lain yang terkenal adalah Yusuf AS, Benyamin AS –sang bungsu- dan Yehuda, sang sulung. Yehuda memiliki saudara seayah seibu berjumlah 10 orang, sedangkan Benyamin dan Yusuf berasal berbeda ibu dari Yehuda. Nama Yehuda inilah yang kemudian dinisbahkan nama agama Yahudi.

Sejarah sering menuliskan bahwa 3 agama samawi ini memiliki hubungan unik yang sering diwarnai ketegangan-ketegangan politis. Bahkan dalam sejarah Islam, suku Bani Israil diakui memiliki akar budaya yang kuat sampai-sampai cerita yang bersumber dari Bani Israil masuk dalam kategori Berita Israiliyat.

Dan ayat yang berkaitan dengan berita dari orang Yahudi/ Bani Israil dinamakan dengan ayat Israiliyat. Berikut kajiannya!

Daftar Pembahasan:

Pembagian Berita Israiliyat

Islam hadir sebagai Agama Samawi paling ‘bungsu’ karena dibawa oleh Nabi terakhir, Muhammad SAW. Sebelum kedatangan agama Islam, Allah terlebih dahulu menamai keyakinan tauhid dengan Agama Yahudi dan Nashrani yang kemudian hari banyak mengalami pergeseran dan penyelewengan.

Ajaran-ajaran dalam dua Agama sebelumnya tidak semuanya salah sama sekali. Karena secara hakikatnya, agama Allah adalah 1 yaitu ajaran tentang tauhid, mengesakan Allah dan tidak menyekutukan dengan lainnya. Ajaran-ajaran Agama sebelumnya banyak mengalami perubahan yang menjadikan mereka tersesat.

Ajaran-ajaran agama sebelumnya banyak mengandalkan berita lisan. Oleh karenanya berita atau cerita lisan yang tertutur melalui mulut manusia sering mengalami pergeseran redaksi, nilai dan makna yang terkandung. Maka dalam Islam berita atau ajaran dari agama Yahudi harus disaring terlebih dahulu supaya tida tercampur dengan kebathilan.

Cerita dari Bani Israil harus terkonfirmasi kebenarannya dengan al-Qur’an untuk membersihkan berita Israiliyat yang menyimpang. Oleh karenanya Islam membagi berita Israiliyat kedalam 3 bentuk sebagai berikut;

Berita yang Benar

Akar agama yang sama menjadikan agama Islam dan Yahudi (agama Bani Israil) memiliki hakikat ajaran yang sama. Hanya saja Yahudi sudah mengalami pergeseran peribadatan dan amaliah yang tidak sesuai dengan Islam. Agama Islam datang juga sebagai nasikh pengganti agama yang sudah lalu.

Baca Juga:  Surah Al-An'am Ayat 122; Seri Tadabbur Al Qur'an

Berita Israiliyat yang dibenarkan dalam Islam harus terkonfirmasi dengan Al-Qur’an dan al-Hadits. Riwayat dari Ibnu Mas’ud bahwa pernah suatu waktu Nabi SAW didatangi oleh orang Yahudi dan mengatakan;

يا محمد، إنا نجد أن الله يجعل السماوات على إصبع، وسائر الخلائق على إصبع فيقول: أنا الملك

Artinya; “Wahai Muhammad, kami mendengar bahwa Allah menjadikan langit di satu jari dan semua makhluk juga di salah satu jari. Lalu Allah berfirman: “Sayalah Raja.”

Mendengar penuturan pendeta Yahudi tersebut seketika Nabi SAW tertawa sampai memperlihatkan gigi belakangnya. Nabi Muhammad SAW mengisyaratkan kebenaran kabar yang dibacakan oleh pendeta Yahudi tersebut dengan menyitir ayat;

وَمَا قَدَرُوا اللَّهَ حَقَّ قَدْرِهِ وَالْأَرْضُ جَمِيعاً قَبْضَتُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَالسَّمَاوَاتُ مَطْوِيَّاتٌ بِيَمِينِهِ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى عَمَّا يُشْرِكُونَ

Artinya; “Mereka tidak mengagungkan Allah dengan pengagungan yang semestinya padahal bumi seluruhnya dalam genggaman-Nya pada hari kiamat dan langit digulung dengan tangan kanan-Nya. Maha Suci Tuhan dan Maha Tinggi Dia dari apa yang mereka persekutukan.” (QS. Az-Zumar: 67)

Ayat ini masuk kategori ayat Israiliyat karena bersinggungan dengan cerita yang diceritakan oleh agama Yahudi sebagaimana ditanyakan oleh pendeta. Ayat Israiliyat di atas sesuai dengan cerita agama Yahudi, maka berita Israiliyat tersebut terkonfirmasi benar.

Berita yang Salah

Kategori kedua tentang berita Israiliyat yang dibantah dalam Islam melalui ayat Al-Qur’an. Maka berita Israiliyat ini menjadi ‘BATHIL’ atau tidak sah secara hukum Islam. Seorang Yahudi mengatakan bahwa Isa AS adalah anak Allah SWT.

كانت اليهود تقول إذا جامعها من ورائها، جاء الولد أحول

Artinya; “Orang Yahudi mengatakan, jika seorang suami mendatangi istrinya dari belakang maka anaknya nanti juling.”

Riwayat ini berasal dari Jabir RA yang mendapatkannya dari seorang Yahudi. Keterangan ini dibantah dalam ayat Israiliyat sebagai berikut;

Baca Juga:  Surah Al-Qashash Ayat 1-6; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

نِسَاؤُكُمْ حَرْثٌ لَكُمْ فَأْتُوا حَرْثَكُمْ أَنَّى شِئْتُمْ (٢٢٣

Artinya; “Isteri-isterimu adalah (seperti) tanah tempat kamu bercocok tanam, Maka datangilah tanah tempat bercocok-tanammu itu bagaimana saja kamu kehendaki” (Qs. Al-Baqarah: 223)

Ayat Israiliyat ini bermaksud membantah berita Israiliyat yang mengatakan tentang anak juling akibat dari perbuatan ketika orang tuanya ‘membuat’nya.

Anak yang juling atau tidak tidak berkaitan sama sekali dengan ‘gaya orang tua’ ketika berhubungan, namun murni karena Allah SWT menghendaki demikian.

Berita yang Didiamkan

Berita Israiliyat jenis ketiga adalah berita yang tidak terkonfirmasi salah atau benar. Islam bersikap mendiamkan karena tidak ada ayat Israiliyat yang membantah atau membenarkan. Bisa jadi berita Israiliyat tersebut benar atau Bathil.

Riwayat ini berasal dari Abu Hurairah yang mendengar dari orang Yahudi dalam bahasa Hebrew atau Ibrani membaca kitab Taurat yang ditafsirkan kedalam bahasa Arab. Kemudian beliau mengadukannya kepada Nabi SAW kemudian bersabda,

لا تصدقوا أهل الكتاب ولا تكذبوهم، وقولوا: آمَنَّا بِالَّذِي أُنْزِلَ إِلَيْنَا وَأُنْزِلَ إِلَيْكُمْ

Artinya; “Janganlah kalian membenarkan ahli kitab dan jangan pula mendustakannya, namun ucapkan: Kami beriman dengan kitab yang diturunkan kepada kami (Quran) dan kitab yang diturunkan kepada kalian.” (HR. Bukhari)

Nabi mengomentari tentang isi taurat yang dibacakan oleh pendeta sebagaimana yang dikatakan Abu Hurairah bahwa ‘bisa jadi taurat yang dibacakan oleh Yahudi tersebut bernilai benar atau salah’. Nabi SAW hanya memberi alternatif bahwa orang Islam akan tetap berpegang teguh kepada Al-Qur’an.

Tokoh Berita Israiliyat

Islam bukan agama eksklusif yang hanya boleh dipeluk oleh segelintir kaum dan suku tertentu. Islam terbuka sesuai dengan sifat agamanya, rahmatan lil ‘alamin, meliputi seluruh alam raya.

Ketika Nabi SAW masih hidup, berita Israiliyat dapat dokonfirmasikan dengan beliau. Maka Nabi akan menjawab dengan ayat Israiliyat atau ayat yang menjelaskan tentang konfirmasi kebenaran berita dari agama Yahudi.

Pergerakan penyebaran Islam terus berkembang dan banyak menarik orang-orang Yahudi untuk masuk Islam. Masuknya orang Yahudi kedalam Islam tidak serta merta meninggalkan cerita-cerita Agama Yahudi terdahulu. Bahkan banyak mufassir yang menyitir cerita Israiliyat dalam kitab mereka.

Baca Juga:  Tafsir bi al Ra'yi; Memahami al Quran dengan Menggunakan Akal

Orang Yahudi yang masuk Islam membawa arus cerita tersendiri, karena mereka sering tidak bisa membedakan antara berita Al-Qur’an atau dari agama lamanya. Tokoh Yahudi yang masuk Islam pada masa Khalifah Umar antara lain Abdullah bin Salam Ka’ab al-Ahbar.

Sahabat Abu Hurairah dan Ibnu Abbas pernah beberapa kali bertanya kepada mereka berdua tentang cerita. Namun hanya sebatas cerita masa lalu dalam pandangan mereka, bukan yang berkaitan dengan akidah. Menyikapi tentang berita Israiliyat Nabi SAW bersabda;

بلغوا عني ولو اية و حد ثوا عن بني اسرائيل ولا حرج و من كذب علي فليتبوا مقعده من النار

Artinya; “Sampaikanlah dariku walaupun hanya satu ayat. Dan ceritakanlah dari Bani Israil karena yang demikian itu tidak dilarang. Tetapi barang siapa yang berdusta atas namaku dengan sengaja, bersiap-siaplah menempati tempatnya di  tempatnya di neraka”

Gencarnya orang Yahudi masuk Islam terjadi ketika masa Tabi’in (masa setelah Sahabat) yang mana ekspansi Islam secara besar-besaran dilakukan. Banyak orang Yahudi yang masuk Islam membawa berita Israiliyat yang belum bisa dilepaskan sepenuhnya dari pemikiran mereka.

Cerita tentang Israiliyat banyak ditemukan dalam kitab tafsir Jami’ Bayan fi Tafsiril Qur’an karya Ibnu Jarir Ath-Thabari. Dan tokoh-tokoh yang pemberita Israiliyat dalam sejarah Islam antara lain Abdullah bin Salam, Ka’ab al-Akhbari, Wahab bin Munabbih, Abdul Malik bin Abdul Aziz bin Juraij.

Kedudukan paling tinggi dalam periwayatan berita Israiliyat adalah Abdullah bin Salam yang mana Imam Bukhari juga mengakui riwayat dari beliau.

Ash-shawabu Minallah

Mochamad Ari Irawan