Begini Lafadz Doa Ketika Hujan Yang Diajarkan Rasulullah

Begini Lafadz Doa Ketika Hujan Yang Diajarkan Rasulullah

PeciHitam.org – Ketika musim kemarau, beberapa masyarakat terkadang melakukan shalat istisqa’ atau minta hujan. Namun terkadang guyuran hujan tidak selamanya menguntungkan banyak orang, terutama bagi orang yang bertempat tinggal di daerah yang rawan banjir. Untuk itu, hendaklah membaca doa ketika hujan seperti yang pernah diajarkan oleh Rasulullah saw.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Dulu musim kemarau pernah terjadi di masa Rasulullah SAW, banyak masyarakat Madinah datang menghampiri Rasulullah SAW dan meminta Rasulullah SAW berdoa kepada Allah SWT agar diturunkan hujan.

Tak lama setelah Rasulullah SAW berdoa, hujan pun turun membasahi tanah dan lahan penduduk tapi saking kencangnya hujan dan angin yang turun, banyak tempat tinggal penduduk yang hancur, pohon bertumbangan dan binatang banyak menderita. Melihat musibah ini, mereka mengadu kepada Rasul agar musibah itu segera dihentikan.

Karena permintaan ini, Nabi berdo’a, “Allahumma hawalaina wa la ’alaina.” (HR. Bukhari)

Baca Juga:  Inilah Bacaan Lengkap dan Tata Cara Qunut Witir Ramadhan yang Dibaca Mulai Malam Ini

Artinya: Ya Allah, turunkanlah hujan di sekitar kami, bukan untuk merusak kami.”

Mendung biasanya menjadi tanda turunnya hujan meski tidak selalu. Demikian pula turunnya hujan tidak mesti didahului mendung. Ketika air hujan membasahi bumi kita dianjurkan untuk berdoa. Berikut ini doanya.

اَللَّهُمَّ صَيِّبًا هَنِيًّا وَسَيِّبًا نَافِعًا

Latin: “Allahumma shayyiban haniyya wa sayyiban nafi’a.”

Artinya: “Wahai Tuhanku, jadikan ini hujan terpuji kesudahannya dan menjadi aliran air yang bermanfaat,” (Lihat Sayid Utsman bin Yahya, Maslakul Akhyar, Cetakan Al-‘Aidrus, Jakarta).

Curahan hujan harus kita syukuri sebagai bagian dari berkah dan nikmat Allah SWT, hanya saja kita harus memohon kepada-Nya agar hujan tersebut menambah berkah bagi sawah dan ladang petani, membawa hanyut debu jalanan di kota dan di desa, dan membawa rezeki dengan segala bentuknya bagi penduduk bumi.

Dalam riwayat lain menyebutkan:

إن النبي – صلى الله عليه وسلم- كان إذا رأى المطر قال اللهم صيبا نافعا

Baca Juga:  Kisah Syekh Nawawi yang Bermunajat Doa Pakai Bahasa Jawa di Mekkah

Artinya: “Sesungguhnya Nabi SAW ketika melihat hujan berdo’a: Ya Allah turunkanlah pada kami hujan yang bermanfaat.” (HR. Bukhari)

Hadits riwayat Bukhari di atas menjelaskan bahwa ketika hujan turun Rasulullah SAW senantiasa meminta agar hujan yang diturunkan Allah SWT menjadi hujan yang memberi rahmat serta merupakan hujan yang membawa berkah, dan bukan merupakan hujan musibah.

Rasulullah SAW juga berpesan untuk memanfaatkan hujan sebagai momen berdoa karena dalam rentang waktu itu termasuk waktu yang mustajab untuk berdoa.

Rasulullah SAW bersabda:

اطْلُبُوا اسْتِجابَةَ الدّعاءِ عِنْدَ التِقاءِ الجُيُوشِ وَإقَامَةِ الصَّلاةِ وَنُزُولِ الغَيْثِ

Artinya: “Burulah manjurnya doa ketika perang berkecamuk, iqamah shalat, dan turunnya hujan.” (Lihat: Muhyiddin Abi Zakariya Yahya bin Syaraf An-Nawawi, Al-Adzkar, Darul Hadits, Mesir)

Doa ketika hujan dibaca Rasulullah SAW sekitar dua atau tiga kali sesuai riwayatkan yang disampaikan Ibnu Majah, dan di saat musim hujan doa di atas perlu untuk dibaca.

Baca Juga:  Doa Memohon Kesembuhan Untuk Orang Lain yang Sedang sakit

Adapun makna doa ketika hujan ialah, setelah diturunkannya hujan, doa tersebut sebagai tanda syukur atas nikmat hujan yang diberikan Allah SWT dan dengan mengucapkannya maka kita telah melakukan bentuk syukur kepada Allah SWT dan semoga hujan pada saat musim hujan berkepanjangan dapat membawa kemaslahatan bagi semua umat di muka bumi.

Sebab, Allah SWT sebenarnya telah menciptakan waktu musim panas, musim hujan, musim dingin, musim semi, maupun musim-musim yang lain, berdasarkan ketentuan yang ditetapkan Allah SWT dan pasti ada hikmah dibalik semua hal tersebut.

Mochamad Ari Irawan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *