Berkhidmat Salah Satu Jalan Tercepat Menuju Tuhan

Berkhidmat

Pecihitam.org – Kata khidmat dalam al-Qur’an dikenal dengan istilah jihad dan dilakukan melalui dua cara. bi amwalikum wa anfusikum, dengan harta dan jiwa kalian. Menarik untuk diperhatikan al-Qur’an mendahulukan kata amwalikum/harta lalu anfusikum/jiwa. Kenapa demikian?

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Sebab manusia pada umumnya lebih khawatir kehilangan jiwa/nyawanya daripada hartanya. Ia lebih mudah berkorban dengan tenaga dari pada dengan uang. ia lebih mudah berpuasa daripada sedekah.

Oleh karena itu, al-Qur’an mendahulukan kata harta daripada jiwa agar manusia melatih diri untuk tidak terikat pada hartanya begitu juga dengan jiwanya. Dalam al-Qur’an surah al-Baqarah ayat 2-4 menyebutkan bahwa salah satu ciri orang takwa adalah orang yang beriman pada yang ghaib, menegakkan shalat, mengeluarkan infak. Dalam al-Qur’an surah Ali Imran ayat 92 menyebutkan bahwa kamu belum berbuat baik sebelum kamu menginfakkan apa yang kamu cintai.

Dikisahkan seorang santri yang sangat cerdas, ia dapat menggunakan istilah-istilah bahasa Arab dan Inggris. Ia adalah santri dari Kyai Kholil Bangkalan, yang saat itu teknologi masih sangat terbatas tetapi ia dapat menguasai istilah-istilah modern, ia memiliki catatan yang masih menggunakan mesin ketik.

Baca Juga:  Wacana Tentang Kemakhlukan al-Quran, Ada Apa di Baliknya?

Suatu saat ia ditanya rahasia kecerdasannya. Ia berkata bahwa ia dapatkan berkat pengkhidmatannya pada gurunya yaitu Kyai Kholil. Katanya waktu mondok ia ditugaskan untuk memandikan kuda gurunya. Dan ia melakukan dengan penuh gembira karena ia mendengar kisah kesuksesan gurunya.

Santri itu bernama Kyai Hasyim Asy’ari kemudian menjadi ulama besar dan memiliki banyak murid dan berhasil mendirikan Nahdlatul Ulama. Sebuah organisasi terbesar di Indonesia saat ini dan menjadi perhatian bagi negara-negara lain sebab kemampuannya mengelolah keharmonisan di tengah ragam perbedaan agama, ras, suku, bahasa di Indonesia.

Waktu saya studi banding tahun 2009 dan menyempatkan diri berkunjung di Pondok Kyai Hasyim Asy’ari. Salah satu murid Kyai Hasyim Asy’ari yang sukses sebagai pebisnis. Ia berkisah bahwa awal mula dari kesuksesan bisnisnya karena berkah Kyai Hasyim Asy’ari.  

Di Sengkang, seorang perempuan yang ahli membaca kitab gundul (kuning), beliau masih murid langsung al-Alim al-Allamah KH. As’ad dan Anregurutta Daud Ismail waktu saya bertanya rahasia beliau dapat menguasai baca kitab gundul (kuning), beliau hanya berkata, “berakkana gurutta”.

Baca Juga:  Istilah "Ustadz Sunnah" yang Ternyata Adalah Bid'ah

Seorang kyai di Purwakarta mengaku bahwa waktu ia nyatri, ia jarang menghafal kitab. Ia sering tidak hadir karena selalu dipanggil oleh kyainya untuk memijat kaki kyainya. Setelah keluar dari pesantren, ia malah berhasil mendirikan pesantren sendiri.

Jadi di pesantren pelajaran pertama yang diajarkan adalah tentang khidmat. Khidmat adalah ketulusan hati untuk melayani sang guru. Para santri memperoleh ilmu pengetahuan buka melalui belajar terus-menerus namun ia berkhidmat terus menerus.

Anas bin Malik salah satu sahabat Nabi saw, ia pernah berkhidmat kepada Nabi saw kurang lebih 10 tahun. Kelak setelah Nabi saw meninggal ia menjadi sahabat yang dimintai pendapat oleh para tabi’in.

Ali bin Abi Thalib dari kecil hingga dewasa ia selalu berkhidmat kepada Nabi saw, ketika Nabi saw dikepung rumahnya untuk dibunuh. Nabi saw meminta kepada Ali untuk menggantikan Nabi saw tidur di tempat tidurnya. Ali kw lalu bertanya, “apakah dengan itu Rasulullah saw selamat? Iya. Kata Nabi saw. Ali kw kelak dalam hadis dikenal sebagai babul ilmi-nya Nabi saw.

Baca Juga:  Ulama Wahabi Syeikn Utsaimin Tidak Konsisten dalam Konsep Bid'ahnya

Salman al-Farisi yang menghabiskan umurnya berkhidmat kepada Nabi saw. Abu Dzar al-Ghifari hingga ia meninggal senantiasa berkhidmat kepada Nabi saw dengan selalu berkata benar terutama pada penguasa yang menyalahi perintah agama.

Para ulama menyebutkan bahwa jalan tercepat untuk sampai pada Tuhan adalah dengan berkhidmat. Hanya menghitung hari, kita akan memasuki bulan ramadhan dan kesempatan bagi kita untuk berkhidmat kepada sesama kaum muslimin apalagi saat ini kita sedang diuji oleh Tuhan dengan wabah penyakit Virus Corona.

Banyak saudara-saudara kita yang kebutuhan hidupnya tidak bisa ia penuhi, maka mari nanti kita menjalani puasa dengan berkhidmat kepada saudara-saudara kita yang kekurangan saat ini. Wallahu A’lam bis Shawab.

Muhammad Tahir A.