Biografi Singkat AGH Muhammad Rafi’i Yunus Maratan

Biografi Singkat AGH Muhammad Rafi’i Yunus Maratan

Pecihitam.org – AGH Rafi’i Yunus Maratan dikenal sebagai ulama sekaligus akademisi. Lahir di Belawa, Wajo, 15 Juli 1941. Beliau merupakan Pimpinan Pondok Pesantren As’adiyah Sengkang, Wajo.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Dari rahim Pesantren As’adiyah Sengkang inilah (dulu bernama Madrasah Arabiyah Islamiyah, MAI) lahir AGH Ambo Dalle dan AGH Abduh Pabbaja (Pendiri DDI), AGH Daud Ismail (Pendiri Ponpes Yasrib Soppeng), AGH Abdul Muin (Pendiri Ponpes Urwatul Wutsqa Sidrap).

Kemudian lahir juga AGH Yafie (Ayahanda KH. Ali Yafie), AGH Abdul Latief (Pimpinan Ponpes al-Junaidiyah Bone), AGH Prof. Nasaruddin Umar (Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta), AGH Harisah (Pendiri Pesantren Annahdlah, Makassar), AGH Abdul Kadir (Pendiri Ponpes MDIA, Makassar), serta sederet ulama-ulama telah lahir dari rahim Pesantren tertua di Indonesia Timur ini.

Sejak kecil mengaji kitab kuning langsung di bawah bimbingan ayahnya bernama; AGH. Muhammad Yunus Maratan dan sejumlah ulama di Pesantren As’adiyah Sengkang.

Pemilik nama lengkap AGH Prof. Dr. Muhammad Rafi’i Yunus Maratan ini menempuh pendidikan dasarnya di Madrasah Ibtidaiyah tahun 1953, Madrasah Tsanawiyah tahun 1956, dan Madrasah Aliyah tahun 1958 di Pesantren As’adiyah Sengkang, Wajo. Selain itu, sempat mengenyam pendidikan di sekolah umum, tepatnya di SMA Negeri I Makassar tahun 1961.

Baca Juga:  Imam Sibawaih, Ulama Persia Pakar Gramatika yang Masuk Surga Berkah Ilmu Nahwu

Jejak pendidikannya bervariasi, mengintegrasikan latar belakang pendidikan pesantren dan umum. Berbekal ilmu itu, beliau menempuh pendidikan tinggi di Universitas Hasanuddin. Kuliah di Fakultas Sastra Unhas antara tahun 1961-1964. Kemudian merantau kuliah ke Yogyakarta mengambil jurusan Perbandingan Agama di IAIN Sunan Kalijaga (sekarang UIN Sunan Kalijaga).

AGH Muhammad Rafi’i Yunus Maratan kemudian bertekad kuliah di luar negeri, bukan di Timur Tengah seperti lazimnya alumni Pesantren As’adiyah yang kuliah Al-Azhar, Mesir.

Namun AGH. Rafi’i Yunus Maratan memutuskan melanjutkan S2 untuk meraih gelar magister di Institute of Islamic Studies, McGill University, Montreal, Quebec, Canada.

Meskipun kuliah di Barat dan sebagian dosen tafsir dan ilmu-ilmu keislaman lainnya justru dari non-muslim. Beliau berhasil meraih gelar MA dalam konsentrasi Teologi Islam tahun 1976.

Baca Juga:  Syaikh Maulana Malik Ibrahim (Sunan Gresik): Penyebar Islam Tertua di Nusantara

Kemudian AGH Muhammad Rafi’i Yunus Maratan berhasil meraih gelar doktor bidang ulumul Qur’an pada Departemen of Near Estern Studies, University of Michigan, Ann Arbor, Michigan, Amerika Serikat tahun 1996.

Setelah menyelesaikan studinya, beliau memilih kembali ke tanah air dan mukim di Makassar. Sejak itu, aktif menjadi dosen di IAIN (kini UIN Alauddin) Makassar pada Fakultas Ushuluddin dan juga di Pascasarjana UIN Alauddin hingga menjabat sebagai asisten direktur pascasarjana.

Di tengah-tengah kesibukannya di kampus sebagai dosen dan pejabat birokrat, juga aktif pada sejumlah kegiatan seminar dan semacamnya. Sementara itu, pengabdiannya pada masyarakat cukup beragam. Diantaranya, aktif sebagai Imam Besar di Masjid Al-Markaz Al-Islami.

Kemudian beliau berkonsentrasi penuh menjalankan amanah melalui Muktamar Pengurus Besar As’adiyah sebagai Pimpinan Umum Pondok Pesantren As’adiyah Pusat Sengkang.

Jika sebelumnya aktif mengajar di kampus dan seminar ilmiah, namun sejak di As’adiyah, beliau fokus memberi pengajian kitab kuning di pesantren yang disiarkan Radio Suara As’adiyah serta aktif memberi ceramah di berbagai daerah, terutama di cabang As’adiyah.

Baca Juga:  Inilah Salah Satu Cara Melampiaskan Kerinduan Terhadap Gus Dur

Persona AGH Muhammad Rafi’i Yunus Maratan digolongkan multitalenta, yakni; akademisi, politisi dan ulama. Tercatat pernah menjabat sebagai Ketua Dewan Syuro PKB Sulsel dan mundur tahun 2012 karena keputusan PB. As’adiyah tidak dibenarkan berpolitik praktis.

Tahun lalu, tepatnya Senin, 29 Januari 2018 Pukul 19. 30 Wita beliau wafat dan menutup usianya yang ke-77 Tahun di Rumah Sakit Labuangbaji Makassar, dan dimakamkan di Sengkang.

Beliau sosok ulama cukup disiplin, pribadi yang diwarisi dari ayahnya, AGH. Muh. Yunus Maratan.

Referensi;
Firdaus Muhammad, Anregurutta (2017)

M Resky S

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *