Biografi Syekh Burhanuddin Al Zarnuji Pengarang Ta’limul Muta’alim

syekh burhanuddin al zarnuji

Pecihitam.org – Di kalangan pondok pesantren, khususnya pesantren tradisional, nama Syekh Burhanuddin al-Zarnuji tidak asing lagi ditelinga para santri. Burhanuddin Al-Zarnuji dikenal sebagai tokoh pendidikan Islam. Kitabnya yang berjudul Ta’lim al-Muta’allim, kitab ini sangat terkenal dan merupakan kitab sangat popular yang wajib dipelajari di pesantren-pesantren terutama di Indonesia.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Nama lengkap beliau adalah Burhan al-Din Ibrahim al-Zarnuji al-Hanafi. Nama lain yang disematkan kepadanya adalah Burhan al-Islam dan Burhan al-Din. Nama “al-Zarnuji” dinisbatkan pada nama tempat bernama Zurnuj, sebuah nama daerah yang berada di wilayah Turki. Sementara kata “al-Hanafi” diyakini itu adalah nisbat kepada nama mazhab yang dianutnya, yakni mazhab Hanafi.

Hingga kini belum diketahui secara pasti waktu kelahiran syekh Burhanuddin al-Zarnuji ini. Akan tetapi mengenai wafatannya, setidaknya ada dua pendapat ulama. Pertama, pendapat yang mengatakan bahwa Burhanuddin al-Zarnuji wafat pada tahun 591 H/1195 M, sedangkan pendapat yang kedua mengatakan bahwa beliau wafat pada tahun 840 H/1243 M, sementara itu ada pula pendapat yang mengatakan bahwa Burhanuddin hidup semasa dengan Rida ad-Din an-Naisaburi yang hidup antara tahun 500-600 H.

Baca Juga:  Bukan Sembarangan, Inilah yang Bisa Disebut Sebagai Ulama

Perjalanan kehidupan al-Zarnuji tidak dapat diketahui secara pasti. Meski diyakini beliau hidup pada masa kerajaan Abbasiyah di Baghdad, kapan pastinya masih menjadi perdebatan hingga sekarang. Al-Quraisyi menyebut syekh Burhanuddin al-Zarnuji hidup pada abad ke-13 M. Sementara para orientalis seperti G.E. Von Grunebaun, Theodora M. Abel, Plessner dan J.P. Berkey meyakini bahwa al-Zarnuji hidup dipenghujung abad 12 dan awal abad 13 M.

Syekh Burhanuddin Al-Zarnuji menuntut ilmu di Bukhara dan Samarkand, dua tempat yang disebut-sebut sebagai pusat keilmuan, pengajaran dan sebagainya. Semasa belajar, al-Zarnuji banyak menimba ilmu banyak guru yang diantaranya;

  1. Syeikh Burhan al-Din, pengarang kitab al-Hidayah.
  2. Khawahir Zadah, seorang mufti di Bukhara.
  3. Hamad bin Ibrahim, seorang yang dikenal sebagai fakih, mutakallim, sekaligus adib.
  4. Fakhr al-Islam al-Hasan bin Mansur al-Auzajandi al-Farghani
  5. Al-Adib al-Mukhtar Rukn al-Din al-Farghani yang dikenal sebagai tokoh fiqih dan sastra.
  6. Juga pada Syeikh Zahir al-Din bin ‘Ali Marghinani, yang dikenal sebagai seorang mufti.

Karya termasyhur al-Zarnuji adalah kitab Ta’lim al-Muta’allim Tariq al-Ta’allum, sebuah kitab yang bisa dinikmati dan banyak dijadikan rujukan hingga sekarang. Menurut Haji Khalifah, kitab ini merupakan satu-satunya kitab yang dihasilkan oleh Syekh Burhanuddin al-Zarnuji. Meski menurut peneliti yang lain, Ta’lim al-Muta’allim, hanyalah salah satu dari sekian banyak kitab yang ditulis oleh al-Zarnuji.

Baca Juga:  Kontribusi Imam Malik dalam Perkembangan Ilmu Hadis

Seorang orientalis, M. Plessner, berpendapat bahwa kitab Ta’lim al-Muta’allim ialah salah satu karya al-Zarnuji yang masih tersisa. Plessner mengira kuat bahwa al-Zarnuji punya banyak karya lain, tetapi banyak yang hilang, karena serangan tentara Mongol yang dipimpin oleh Hulagu Khan terhadap kota Baghdad pada tahun 1258 M.

Pendapat Plessner ini dikuatkan oleh Muhammad ‘Abd Qadir Ahmad. Menurutnya, ada dua alasan bahwa Burhanuddin al-Zarnuji punya banyak karya tulis, yaitu: Pertama, kapasitas al-Zarnuji sebagai seorang pengajar yang menggeluti bidang ilmunya. Ia menyusun metode pembelajaran yang dikhususkan agar pasa siswa sukses dalam belajarnya. Tidak masuk akal bagi al-Zarnuji, yang pandai dan lama di bidangnya itu, hanya menulis satu buah karya saja.Kedua, ulama-ulama yang hidup semasa al-Zarnuji telah menghasilkan banyak karya. Karena itu, bisa dikatakan mustahil bila syekh al-Zarnuji hanya menulis satu buku saja.

Tentang ada tidaknya karya lain yang dihasilkan al-Zarnuji sebenarnya dilukiskan al-Zarnuji sendiri dalam kitab Ta’lim al-Muta’allim, yang dalam salah satu bagian potongannya ia mengatakan: “…kala itu guru kami syeikh Imam ‘Ali bin Abi Bakar semoga Allah menyucikan jiwanya yang mulia itu menyuruhku untuk menulis kitab Abu Hanifah sewaktu aku akan pulang ke daerahku, dan aku pun menulisnya…” . Hal ini bisa memberikan gambaran bahwa al-Zarnuji sebenarnya mempunyai karya lain selain kitabnya yang berjudul Ta’lim al-Muta’allim. Namun telepas dari perbedaan pendapat itu, syek Burhanuddin al-Zarnuji merupakan tokoh yang telah memberikan sumbangan berharga bagi perkembangan ilmu agama dan zaman. Wallahua’lam Bisshawab.

Baca Juga:  Biografi Gus Miftah, Kyai Nyentrik Yang Suka Ke Klub Malam
Arif Rahman Hakim
Sarung Batik

1 Comment

  1. monalisa Reply

    Assalamualaikum.

    Dengan ini saya mau berterima kasih atas tulisan Anda saya jadi sedikit mengenal penulis buku yang hari ini baru akan saya baca. Saya pengajar, yang sudah cukup lama mengajar, dan baru akan membaca buku Ta’limul Mutaalim sebagai salah satu ikhtiar saya menjadi pengajar yang baik dan bisa membantu murid saya dengan maksimal. Rasanya terlambat, tetapi lebih baik terlambat dari pada tidak bukan.
    Jangan berhenti menulis ya. Tentu masih banyak informasi yang Anda miliki yang saya belum miliki sebagai orang yang hanya mengenal pendidikan umum.

    Wassalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh

    Saja
    19022021

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *