Lafadz Bismillahirrahmanirrahim, Kalimat Sakti Yang Penuh Misteri! Temukan Jawabannya di Sini!

Lafadz Bismillahirrahmanirrahim, Kalimat Sakti Yang Penuh Misteri! Temukan Jawabannya di Sini!

PeciHitam.org – Bismillahirrahmanirrahim, awal dari Al-Qur’an dan kalimat yang paling sering terulang jika kita membaca ayat-ayatnya. Sekurangnya kita harus membaca 113 kali dalam satu mushaf al-Qur’an penuh, selain dalam surat At-Taubah.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Apalagi bagi kita yang membaca dengan bertahap dan parsial dari surat-surat al-Qur’an, maka kita dianjurkan untuk membaca Bismillahirrahmanirrahim setiap akan melakukan tadarus. Apa sih Bismillahirrahmanirrahim itu dan bagaimana kita mengamalkannya, simak penjelasannya di bawah ini;

Daftar Pembahasan:

Nama dan Kandungan “Bismillahirrahmanirrahim

Bismillahirrahmanirrahim dalam tulisan Arabnya (بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ) merupakan bagian tidak terpisahkan dari pengamalan seorang muslim. Kalimat yang mengandung 5 susunan kata secara eksplisit mempunyai beberapa julukan.

Lafadz ini bisa disebut dengan kata “Bismillah” atau “Basmallah” atau julukan resminya adalah “Tasmiyyah”.

Sedangkan Arti dari “Basmallah” adalah “Dengan Menyebut Nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang”.

Beberapa pendapat Ulama tentang Isi Kandungan lafadz Basmallah yang agung;

  1. Imam Thabari menjelaskan bahwa Allah SWT mengajarkan adab kepada Nabi-Nya untuk menyebutkan Nama Allah yang baik, sebelum melakukan suatu perbuatan.
  2. Imam As-Sa’di dalam Tafsir beliau menjelaskan bahwa “Bismillah” adalah bentuk mufrad mudhaf (Tunggal yang disandarkan), sehingga kata “Allah” dalam “bismillah” mencakup seluruh nama-nama Allah.
  3. Imam Thabari juga menyebut bahwa Ar-Rahman dan Ar-Rahim adalah dua nama Allah. Nama Ar-Rahman Khusus bagi Allah, sedangkan Ar-Rahim boleh digunakan untuk nama selain Allah.

Kandungan Basmallah yang sangat luas dan agung menjadikan kalimat ini lafaadz keramat bagi seorang muslim. Bisa dipastikan jika seorang Muslim melakukan salat, juga memulai kegiatan harian lainnya akan memulai dengan Basmallah. Sampai-sampai setiap pembuka (Mukadimah) Konstitusi atau Piagam Negara Islam akan mempergunakan kalimat ini.

Hal ini menunjukan tentang keistimewaan dan penggunaan luas bagi umat islam seluruh dunia dalam segala bentuk lini kehidupan mereka. Kandungan lainnya adalah bentuk tawakkal/ pasrah seorang muslim dalam berniat untuk Allah semata. Seorang Muslim membacanya untuk memulai setiap kegiatan, sehingga apa yang dikerjakan diniatkan atas nama Allah dan semoga mendapatkan restu atas pekerjaan tersebut.

Baca Juga:  Bukan Cuma Bukhari dan Muslim, Ini Macam Macam Kitab Hadis yang Harus Kamu Ketahui

Hukum Membaca “Bismillahirrahmanirrahim”

Membaca Bismillahirrahmanirrahim menurut para Ulama mempunyai beberapa hukum yang berbeda dalam penerapannya. Penerapan berbeda tergantung kegiatan apa yang kita lakukan. Berikut beberapa hukum dalam membaca Basmallah;

Hukum Wajib

Jika kita membaca surat Al-Fatihah. Menurut pendapat jumhur Ulama, bahwa lafadz Basmallah adalah bagian tidak dari Surat Al-Fatihah, maka jika kita membaca surat ini dengan meninggalkan lafadz Basmallah adalah Haram. Sebagaimana pendapat Ulama Syafi’iyah;

إِذَا قَرَأْتُمِ الْحَمْدُ لِلَّهِ فَاقْرَءُوا بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ إِنَّهَا أُمُّ الْقُرْآنِ وَأُمُّ الْكِتَابِ وَالسَّبْعُ الْمَثَانِي وَبِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ إِحْدَاهَا

“Jika kalian membaca Alhamdulillahi rabbil’aalamiin maka bacalah bismillahir rahmanir rahim, karena ia adalah ummul qur’an, ummul kitab dan 7 rangkaian ayat, dan bismillahir rahmanir rahim salah satunya” (HR. Al-Baihaqi)

Akan tetapi perbedaan pendapat terjadi antara membaca basmallah dalam Shalat. Perbedaan pendapat tersebut adalah harus dibaca jahr (nyaring/ keras) atau sirr (lirih/ pelan)? Dan para Ulama Syafi’iyah bersepakat untuk membaca jahr pada Basmallah dalam keadaan Shalat.  Akan tetapi Imam lain berpendapat tentang bolehnya membaca sirr (pelan) pada lafadz Basmallah. Dan kita boleh saja memilih pendapat yang mana.

Hukum Haram

Apabila kita membaca lafadz Basmallah diawal surat At-Taubah, surat urutan ke-9 dalam Al-Qur’an. Larangan ini sesuai dengan pendapat jumhur Ulama, yang disebutkan salah satu sebabnya oleh Ali bin Abi Thalib. Sahabat Ali RA menyebutkan, lafadz Basmallah adalah kalimat keselamatan, sedangkan isi dari At-Taubah adalah peperangan, maka tidak dapat disatukan.

Makruh (dibenci)

Jika kita membaca Basmallah ditengah-tengah ayat dari surat Al-Taubah.

Hukum Sunnah

Jika kita membaca surat selain surat At-Taubah dan surat Al-Fatihah. Hukum ini juga berlaku bagi kita yang membaca bukan dari awal surat. Dari pertengahan atau bagian akhir surat juga tetap disunnahkan membaca

Baca Juga:  Keutamaan Ikhlas Dalam Islam yang Perlu Kita Ketahui

Hukum sunnah juga berlaku bagi kita yang akan melakukan kegiatan positif lainnya. Supaya kita bisa menyandarkan segala sesuatu kepada Allah SWT. Imam Ali RA juga menyebutkan, lafadz ini adalah keselamatan bagi seorang muslim.

Keistimewaan Basmalah

Keistimewaan Basmallah yang seperti apa sehingga menjadi pembuka hampir keseluruhan surat yang ada dalam Al-Qur’an? Berikut beberapa penjelasannya;

Beberapa keistimewaan Basmallah bisa dianalisis melalui aspek tata bahasa atau qawaid maupun secara balaghiah/ keindahan sastra. Dari segi qawaid, keistimewaan Basmallah terletak pada penyebutan tidak eksplisit pada Subyek dan Predikat sehingga menyebabkan fleksibilitas pada lafadz Basmallah.

Dalam bahasa Arab dijelaskan, sebuah kata sempurna dan berfaidah jika minimal tersusun oleh fi’il (Kata Kerja/ predikat) dan fa’il (Subyek). Keduanya tidak dapat  dipisahkan satu sama lain.

Dan dalam basmallah tidak disebutkan secara eksplisit. Penyebutan yang tidak langsung  fi’il dan fa’il menimbulkan kebebasan pembaca dalam menambahkan kalimat yang beraneka ragam di depannya. Oleh karena itu, kata-kata baik bisa mengawali lafadz Basmallah.

Penjelasan dalam buku Syaikh Durmudji Ibrahim, Ulama Nahwu Jawa Tengah, yang berjudul Muradan al-Ajurumiyah serta dalam I’rabnya Basmallah dijelaskan pada garis besarnya bahwa;

بسم الله (الباء) حرف جر (اسم) مجرور بالباء-مضاف (الله) مضاف اليه مجرور بالمضاف، بسم الله الرحمن الرحيم متمم من الجملة المحدوفة تقديره أألف، أألف فعل وفاعله.

Artinya; “Bismillah, Huruf  (ba’)adalah bagian dari Huruf Jar. Kata (ismi) di-Jerk-an oleh Huruf (ba’) dan letaknya menjadi Mudlaf. Kata (allah) berposisi sebagai Mudlaf  Ilaih dan di-jar-kan oleh Mudlaf. Bismillahi- ar-Rahmani ar-Rahimi hanya sebagai pelengkap dari sebuah Kalimat sempurna yang dibuang. Kalimat yang dihilangkan tersebut bisa dibuat analogi, yaitu saya Menyusun/ mengarang sebuah Kitab (uallifu). Saya menulis/ mengarang sebuah Kitab berposisi sebagai Subyek dan Predikat”

Keterangan kata saya menulis/ mengarang sebuah Kitab (أُأَلِّفُ) adalah sebuah bukti fleksibilitas Basmallah atau kelenturan dalam menggunakan kata Basmallah.

Baca Juga:  Inilah Alasan Mengapa Aswaja Mengikuti Imam Mazhab

Kita bisa memulai segala pekerjaan, aktifitas dengan menggunakan kata ini, sebagai contoh aplikatifnya adalah sebagai berikut;

“Saya Minum dengan menyebut Nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang”,

“Saya Mengajar Siswa dengan menyebut Nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang”,

“Saya Belajar Matematika dengan menyebut Nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang”.

Keserasian semua kegiatan masuk di depan lafadz Basmallah menandakan, kalimat ini sangat luas pemaknaanya dan sangat bersifat rahman-rahim bagi seluruh Muslim. Dan implikasi setiap kegiatan yang dilakukan oleh seorang muslim akan selalu mendapat naungan dari Tuhan yang Maha Menjaga. Muslim disini bukan hanya umat Nabi Muhammad saja yang menggunakan tasmiyah ini.

Nabi Sulaiman AS Menggunakan Basmallah

Nabi Sulaiman AS tercatat pernah menggunakan kata ini untuk bersurat kepada Ratu Bilqis. Sebagaimana diterangkan dalam surah an-Naml ayat 30;

إِنَّهُ مِنْ سُلَيْمَانَ وَإِنَّهُ بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ (٣٠

Artinya; “Sesungguhnya surat itu, dari SuIaiman dan Sesungguhnya (isi)nya: “Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang (Qs. An-Naml: 30)”

Surat tulisan Nabi Sulaiman AS kepeda Bilqis adalah bertujuan Dakwah. Bahwa dalam segala sesuatu hendaknya mengkaitkan diri dengan Dzat yang Maha pengasih dan penyayang yaitu Allah. Dasar ini yang harus diabadikan sebagai pengingat setiap kegiatan harus menyebut kepada Allah yang Maha Berkuasa. Ash-Shawabu Minallah

Mochamad Ari Irawan