Bolehkah Beribadah Mengharapkan Pahala? Ini Ayat al-Quran yang Menjawab Hal Tersebut

Bolehkah Beribadah Mengharapkan Pahala? Ini Ayat al-Quran yang Menjawab Hal Tersebut

PeciHitam.org – Masing-masing dari kita mungkin sering bertanya-tanya, “Bolehkah beribadah mengharapkan pahala?” Pada dasarnya, ibadah kepada Allah merupakan kewajiban setiap muslim. Tujuan Allah menciptakan manusia salah satunya ialah untuk beribadah kepada Allah.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Ketika seseorang beribadah, Allah menjanjikan balasan pahala yang setimpal sesuai amal perbuatannya. Sebaliknya, ia juga akan mendapatkan dosa ketika ia melanggarnya.

Di dalam Al-Quran terdapat beberapa terminologi yang membahas mengenai pahala, di antaranya adalah ajr, jaza’ dan tsawab. Ketiga term ini diartikan sebagai pahala atau reward. Ketiga kata ini sering sekali dipakai dalam al-Quran. Berikut ini beberapa ayat yang membahas mengenai pahala, antara lain, Firman Allah dalam surat al-Baqarah ayat 277 yang berbunyi:

إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَأَقَامُوا الصَّلَاةَ وَآتَوُا الزَّكَاةَ لَهُمْ أَجْرُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ وَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman, mengerjakan amal saleh, mendirikan shalat dan menunaikan zakat, mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak mereka bersedih hati.”

Ada juga ayat yang membahas tentang orang-orang shaleh lagi beriman yang mengerjakan apa yang diperintah-Nya akan diberi balasan atau pahala yang setimpal. Sebagaimana Firman Allah SWT dalam surat Ali Imran ayat 57 berikut:

Baca Juga:  Makna Kata Masya Allah dan Cara Menjawabnya Sesuai Tuntunan Ulama

وَأَمَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ فَيُوَفِّيهِمْ أُجُورَهُمْ ۗ وَاللَّهُ لَا يُحِبُّ الظَّالِمِينَ

“Adapun orang-orang yang beriman dan mengerjakan amalan-amalan yang saleh, maka Allah akan memberikan kepada mereka dengan sempurna pahala amalan-amalan mereka dan Allah tidak menyukai orang-orang yang zalim.”

Masih dalam surat Ali Imran, mengenai balasan atas kebaikan yang dijanjikan pahala yang besar juga secara tegas di Firmankan oleh Allah, berikut:

الَّذِينَ اسْتَجَابُوا لِلَّهِ وَالرَّسُولِ مِنْ بَعْدِ مَا أَصَابَهُمُ الْقَرْحُ ۚ لِلَّذِينَ أَحْسَنُوا مِنْهُمْ وَاتَّقَوْا أَجْرٌ عَظِيمٌ

“Bagi orang-orang yang berbuat kebaikan di antara mereka dan yang bertakwa ada pahala yang besar.”

Allah juga membuat perumpamaan pahala yang besar ini seperti bulir-bulir gandum yang berkembang banyak yang asalnya hanya sebutir. Perumpamaan ini tercantum dalam surat Al-Baqarah ayat 261 yang berbunyi:

مَثَلُ الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنْبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِي كُلِّ سُنْبُلَةٍ مِائَةُ حَبَّةٍ ۗ وَاللَّهُ يُضَاعِفُ لِمَنْ يَشَاءُ ۗ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ

“Perumpamaan orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas lagi Maha Mengetahui.”

Baca Juga:  Apa Saja Kewajiban Keturunan Nabi Muhammad Zaman Sekarang?

Al-Quran juga merekam konteks sosial pada masa ayat tersebut diturunkan, yaitu diperumpamakannya pahala seperti halnya pedagang yang mendapat laba sebesar-besarnya, namun eengan modal yang terbilang murah. Firman Allah dalam surat ash-Shaff ayat 10-11 berikut ini:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا هَلْ أَدُلُّكُمْ عَلَى تِجَارَةٍ تُنْجِيكُمْ مِنْ عَذَابٍ أَلِيمٍ

Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkanmu dari azab yang pedih?. (QS. Ash-Shaff: 10)

تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ وَتُجَاهِدُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ بِأَمْوَالِكُمْ وَأَنْفُسِكُمْ ذَلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ

Kamu beriman kepada Allah dan RasulNya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui. (QS. Ash-Shaff: 11)

Ayat di atas semakin menegaskan pada kita, bahwa orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya yang senantiasa beribadah dan beramal shaleh akan diganjar oleh Allah dengan pahala yang berlimpah sekaligus dapat menyelamatkannya dari azab yang pedih.

Baca Juga:  Mengenal Golongan As-Sawad Al-A’dzam dalam Hadis Nabi Muhammad

Dari deretan ayat di atas, semakin menjawab pertanyaan kita bahwa bolehkah beribadah karena mengharapkan pahala? Tentu jawabannya adalah boleh, bahkan Allah memerintahkannya. Terlepas dari itu semua, tentu juga kita jangan melupakan adanya dosa. Setiap manusia memang tidak luput dari dosa.

Apakah pahala yang kita dapatkan dapat menebus dosa-dosa yang telah kita perbuat? Wallahu A’lam. Tugas kita sekarang yaitu berusaha beribadah semaksimal mungkin untuk mendapatkan pahala sebanyak mungkin dan selalu mengharap ampunan Allah serta mendapatkan syafaat Nabi Muhammad di Yaumil Qiyamah. Aamiin…

Mohammad Mufid Muwaffaq