Bukan Tanpa Alasan, Inilah Penjelasan Medis Tentang Larangan Shalat Saat Haid

larangan shalat saat haid

Pecihitam.org – Menstruasi atau Haid adalah rutinitas bulanan yang pasti dialami oleh setiap wanita dewasa. ketika haid wanita akan mengeluarkan darah kotor yang dalam rahimnya, ini terjadi karena aktivitas perubahan fisiologis dalam tubuh wanita, yang terjadi secara berkala dan dipengaruhi oleh hormon reproduksi.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Dalam aturan agama Islam, terdapat larangan shalat saat seorang wanita sedang mengalami haid. Ada yang beranggapan bahwa larangan ini adalah bukti bahwa wanita yang sedang haid dalam keadaan kotor dan najis sehingga harus dijauhi.

Anggapan seperti itu merupakan pemikiran primitif serta tidak berdasar. Sebab sama saja mengatakan bahwa wanita ibarat dosa saat mereka mengalami siklus haid yang memang alami dari tubuh. Padahal jika mau memahami lebih dalam, sejatinya larangan melaksanakan shalat saat haid bertujuan untuk kesehatan wanita itu sendiri.

Agama Islam berpandangan bahwa yang kotor adalah darah yang keluar saat haid, sedangkan wanita yang sedang haid tetap bersih dan suci layaknya lainnya, sehingga ketika seseorang sedang haid tidak perlu dijauhi.

وَيَسْأَلُونَكَ عَنِ الْمَحِيضِ ۖ قُلْ هُوَ أَذًى فَاعْتَزِلُوا النِّسَاءَ فِي الْمَحِيضِ

“Mereka bertanya kepadamu tentang haidh. Katakanlah: “Haidh itu adalah suatu kotoran”…. (Al-Baqarah: 222)

Rasulullah bersabda, Sesungguhnya mukmin itu tidak najis.” (HR. Al-Bukhari)

Memang ada yang mengatakan bahwa haid diciptakan baik adanya agar dapat mengetahui tingkat kesuburan dan berguna untuk membersihkan darah dalam tubuh wanita. Selain itu haid juga bisa membersihkan area reproduksi dari berbagai kotoran dan bakteri. Namun demikian hal ini jelas sekali tidak ada hubungannya dengan larangan shalat dan puasa saat haid.

Baca Juga:  Kaum Sufi di antara Wahabi dan Syiah

Adapun ternyata ilmu medis menjawab hal itu. Haid memang ada hubungannya dengan kegiatan shalat yang diwajibkan dalam Islam. Sebab Allah SWT tidak mungkin menganjurkan atau melarang suatu hal tanpa ada alasannya.

Ilmu pengetahuan modern membuktikan bahwa dampak dari gerakan shalat sama seperti olahraga, sehingga dapat membahayakan wanita yang sedang haid. Kegiatan ruku dan sujud ketika shalat berbahaya karena akan meningkatkan peredaran darah ke rahim yang akan dikeluarkan dalam bentuk darah haid.

Sehingga ketika melakukan ruku dan sujud rahim dan indung telur ini akan semakin banyak menyedot banyak darah. Akhirnya banyak darah mengalir ke rahimnya, yang bereferk jika kehilangan darah yang terus menerus juga mengakibatkan perempuan lebih gampang anemia, lelah, kehilangan zat besi dan kadar emosi yang naik turun. Hal ini karena sistem peredaran darah banyak mengalirkan darah ke rahim yang dikeluarkan menjadi darah menstruasi.

Baca Juga:  Inilah 15 Ciri-ciri Pengikut Ajaran Sekte Wahabi Yang Harus Anda Ketahui

Semakin banyak darah yang dikeluarkan, sel darah putihpun lama kelamaan akan ikut hilang melalui darah haid sehingga imunitas di tubuh juga akan menurun. Jika seorang wanita melakukan gerakan shalat saat haid, maka ia akan kehilangan darah cukup banyak termasuk kehilangan sel darah putih. Jika ini terjadi terus menerus maka seluruh organ tubuhnya seperti otak dan limpa akan terserang penyakit.

Inilah salah satu hikmah besar di balik larangan syariat Islam agar wanita saat haid tidak melaksanakan shalat hingga ia suci. Selain itu, larangan puasa juga demi menjaga asupan gizi makanan yang ada didalam tubuh sebab wanita kehilangan banyak darah yang membuatnya gampang lelah dan Anemia.

Pakar medis menyarankan saat wanita dalam keadaan haid, untuk banyak istirahat serta mengkonsumsi makanan yang bergizi. Agar darah dan mineral (magnesium, zat besi) dalam tubuh yang berharga tidak terbuang percuma.

Selama masa Haid ini, seorang perempuan dianjurkan makan makanan kaya zat besi (contohnya bayam, daging-dagingan, dan ati ampela), makanan tinggi protein (contohnya telur dan ikan), makanan tinggi serat (sayur berdaun dan buah-buahan), dan sumber vitamin C yang membantu penyerapan zat besi dalam tubuh.

Baca Juga:  Akhir Zaman, Imam Mahdi Akan Segera Muncul! Yuk, Kenali Ciri-cirinya

Bisa dibayangkan jika wanita yang sedang haid masih diwajibkan berpuasa, sepertinya akan banyak perempuan yang mengalami anemia kronis karena ia akan sering kehilangan nutrisi lebih saat berpuasa, padahal tubuhnya membutuhkan asupan nutrisi dan zat besi yang cukup.

Nah, itulah hikmah dari setiap hal yang memang sudah dilarang dalam syariat, sudah terjawab bukan? Islam itu mudah dan pasti ada hikmah disetiap ajaran di dalamnya. Wallahua’lam bisshawab.

Arif Rahman Hakim
Sarung Batik