Kamu Lagi Tunangan, Ini Lho Jam, Hari dan Bulan Terbaik untuk Menikah

Bulan Terbaik untuk Menikah

Pecihitam.org – Apa yang Akan saya sampaikan dalam tulisan ini bukanlah ramalan Perimbon, melainkan anjuran Islam mengenai jam, hari dan bulan terbaik untuk melangsungkan menikah.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Kalau kita, orang Indonesia, kebanyakan melangsungkan akad nikah di Hari Minggu. Hari ini dipilih, karena merupakan hari libur baik bagi pekerja kantoran maupun buruh sekali pun.

Dengan begitu, orang yang hadir dalam acara sakral tersebut akan lebih banyak daripada hari-hari lain, di mana orang bekerja di kantor atau sibuk kerja.

Dalam Islam, sebenarnya tiap hari adalah baik untuk menikah dan tidak ada larangan. Hanya saja, jika kita membaca beberapa hadis, ternyata Nabi menganjurkan menikah di bulan Syawal.

Dan memang beliau mencontohkan itu, ketika menikahi Sayyidah Aisyah, sebagaimana disebutkan dalam hadis riwayat Imam Muslim.

تزوجني رسول الله صلى الله عليه وسلم في شوال ودخل فيه وأي نسائه كان أحظى عنده مني

Baca Juga:  Istidraj; Ketika Allah Membiarkan Ahli Maksiat Larut dalam Kesesatan, Tapi Tragis Akhirnya

Rasulullah SAW menikahiku pada bulan Syawal dan mengadakan malam pertama dengan aku di bulan Syawal. Manakah istri beliau yang lebih mendapatkan perhatian selain aku?” (HR. Muslim)

Selain Syawal, bulan Ramadhan juga disebutkan sebagai bulan baik untuk melangsungkan pernikahan. Hanya saja, orang Indonesia jarang yang melakukan pernikahan di bulan Ramadhan.

Mungkin yang menjadi pertimbangan dalam hal ini, adalah khawatir tidak kuat menahan nafsu bersenggama di siang hari Ramadhan yang hukumnya haram, bahkan mewajibkan kafarat.

Ya, wajar, pengantin baru kanlagi ganas-ganasnya kalau urusan ranjang. Jadi, ketika orang Indonesia jarang menikah di bulan puasa bukan berrati tidak meyakini akan kebaikan dari anjuran, melainkan lebih pada kehati-hatian agar tidak nurutin ‘nafsu bercinta’

Jika, Syawal menjadi bulan terbaik untuk menikah, lalu mengenai jam atau hari manakah yang terbaik?

Lagi-lagi setiap waktu adalah baik, hanya saja inilah penjelasan Sayyid Bakri Syatha dalam I’anatut Thalibin mengenai waktu dan hari terbaik untuk menikah.

Baca Juga:  Hah, Nabi Sulaiman Ternyata Jadi Nabi Terakhir yang Masuk Surga! Kok Bisa?

قوله ويوم الجمعة أي وأن يكون في يوم الجمعة لأنه أشرف الأيام وسيدها وقوله أول النهار أي وأن يكون في أول النهار لخبر اللهم بارك لأمتي في بكورها حسنه الترمذي

Perkataan muahannif ‘pada Hari Jumat’ maksudnya adalah melakukan nikah do Hati Jumat, karena ia merupakan hari yang paling mulia rajanya para hari. Perkataan muahannif ‘di awal siang’ maksudnya adalah nikah dilakukan di awal siang (pagi hari) berdasarkan sabda Nabi yang dihasankan oleh Imam Tirmidzi, “berkahilah ummatku di waktu pagi mereka”

Jadi berdasarkan penjelasan-penjelasan di atas, waktu terbaik untuk menikah adalah di pagi hari. Sedangkan harinya adalah Hari Senin dan bulannya adalah bulan Syawal.

Kami yang saat ini sedang tunangan, atau punya rencana menikah di waktu mendatang, catat ya waktu recomended dari Nabi ini.

Baca Juga:  Hukum Menyambung Rambut Menurut Islam, Haramkah?

Sebaliknya, jangan malah konsultasi dengan dukun perihal hari baik untuk menikah.

Ingat kecaman Nabi dalam riwayat Imam Ahmad dan Muslim

مَنْ أَتَى عَرَّافًا فَسَأَلَهُ عَنْ شَىْءٍ لَمْ تُقْبَلْ لَهُ صَلاَةٌ أَرْبَعِينَ لَيْلَةً

“Barangsiapa yang mendatangi tukang ramal, maka shalatnya selama 40 hari tidak diterima.” (HR. Muslim dan Ahmad)

Faisol Abdurrahman