Definisi Sholat dan Dalil-Dalil yang Mewajibkan Untuk Menunaikan 5 Waktu

Definisi Sholat dan Dalil-Dalil yang Mewajibkan Untuk Menunaikan 5 Waktu

Pecihitam.org- Definisi Sholat jika dilihat dari sudut bahasa ialah Doa memohon kebajikan dan pujian. Maka, sholat Allah SWT kepada nabinya ialah pujian Allah SWT kepada nabinya.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Sebelum Islam, orang Arab menggunakan perkataan solat dengan maksud yang sedemikian dan erti itu terdapat juga pada beberapa tempat di dalam al-Quran (Johari Yaman & Junaid Talip,2003 :54).

Firman Allah SWT yang berbunyi: “Dan doakanlah untuk mereka, kerana sesungguhnya doa‟mu itu menjadi ketenteraman untuk mereka.” (Surah at-Taubah, 9: 103)

Sedangkan Definisi Sholat dari sudut istilah dan syara ialah ibadah yang terdiri dari perkataan dan perbuatan tertentu yang dimulai dengan takbir bagi Allah SWT dan disudahi dengan memberi salam dengan syarat-syarat yang tertentu (Sayyid Sabiq,1999:109).

Kesimpulan dari Definisi sholat di atas adalah ibadah yang mempunyai rukun qauli (perkataan), rukun qalbi (niat) dan rukun fi’li (perbuatan) yang bermula dengan takbiratul ihram dan diakhiri dengan ucapan salam.

Dari itu, pelaksanaan solat itu mestilah dengan berpandukan pengetahuan yang lengkap bagi memastikan segala rukun-rukunya dapat dilakukan dengan betul dan sempurna seterusnya mencapai solat yang khusyu dan diterima oleh Allah SWT.

عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَعَثَ مُعَاذًا رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ إِلَى الْيَمَنِ فَقَالَ ادْعُهُمْ إِلَى شَهَادَةِ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَنِّي رَسُولُ اللَّهِ فَإِنْ هُمْ أَطَاعُوا لِذَلِكَ فَأَعْلِمْهُمْ أَنَّ اللَّهَ قَدْ افْتَرَضَ عَلَيْهِمْ خَمْسَ صَلَوَاتٍ فِي كُلِّ يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ….. (رواه البخاري)

Baca Juga:  Hukum Poligami dalam Pandangan Agama Islam dan Syarat Melakukannya

Artinya: Dari Ibnu Abbas r.a. bahwasannya Nabi saw. telah mengutus Muadz r.a. ke Yaman, lalu beliau bersabda kepadanya “Ajaklah mereka (penduduk Yaman) untuk bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan sungguh aku adalah utusan Allah, jika mereka menaatinya, maka beritahukan mereka bahwa Allah telah mewajibkan kepada mereka lima shalat dalam sehari semalam (HR. Al-Bukhari)

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَمَّنِيْ جِبْرِيْلُ عَلَيْهِ السَّلاَمُ عِنْدَ الْبَيْتِ مَرَّتَيْنِ فَصَلَّى بِيَ الظُّهْرَ حِيْنَ زَالَتِ الشَّمْسُ وَكَانَتْ قَدْرَ الشِّرَاكِ وَصَلَّى بِيَ الْعَصْرَ حِيْنَ كَانَ ظِلُّهُ مِثْلَهُ وَصَلَّى بِيَ يَعْنِى الْمَغْرِبَ حِيْنَ أَفْطَرَ الصَّائِمُ وَصَلَّى بِيَ الْعِشَاءَ حِيْنَ غَابَ الشَّفَقُ وَصَلَّى بِيَ الْفَجْرَ حِيْنَ حَرُمَ الطَّعَامُ وَالشَّرَابُ عَلَى الصَّائِمِ فَلَمَّا كَانَ الْغَدُ صَلَّى بِيَ الظُّهْرَ حِيْنَ كَانَ ظِلُّهُ مِثْلَهُ وَصَلَّى بِيَ الْعَصْرَ حِيْنَ كَانَ ظِلُّهُ مِثْلَيْهِ وَصَلَّى بِيَ الْمَغْرِبَ حِيْنَ أَفْطَرَ الصَّائِمُ وَصَلَّى بِيَ الْعِشَاءَ إِلَى ثُلُثِ اللَّيْلِ وَصَلَّى بِيَ الْفَجْرَ فَأَسْفَرَ ثُمَّ الْتَفَتَ إِلَيَّ فَقَالَ: يَا مُحَمَّدُ هَذَا وَقْتُ الأَنْبِيَاءِ مِنْ قَبْلِكَ وَالْوَقْتُ مَا بَيْنَ هَذَيْنِ الْوَقْتَيْنِ. (رواه ابوداود)

Baca Juga:  Hukum Menabung Emas dalam Islam dan Syarat Jual Belinya

Artinya : Ibnu Abbas berkata, Rasulullah saw. bersabda, “Saya telah dijadikan imam oleh Jibril di Baitullah dua kali, maka ia shalat bersama saya; shalat Zuhur ketika tergelincir matahari, shalat Asar ketika bayang-bayang sesuatu menyamainya, shalat Magrib ketika terbenam matahari, shalat Isya’ ketika terbenam syafaq (mega merah), dan shalat Subuh ketika fajar bercahaya. Maka besoknya shalat pulalah ia bersama saya; shalat Zuhur ketika bayang-bayang sesuatu menyamainya, shalat Asar ketika bayang-bayang sesuatu dua kali panjangnya, shalat Magrib ketika orang puasa berbuka, shalat Isya’’ ketika sepertiga malam, dan shalat Subuh ketika menguning cahaya pagi. Lalu Jibril menoleh kepadaku dan berkata, “Wahai Muhammad, inilah waktu shalat nabi-nabi sebelum engkau, dan waktu shalat adalah antara dua waktu itu.” (H.R. Abu Daud)

Umum mengetahui bahwa sembahyang adalah merupakan ibadat yang diwajibkan ke atas setiap individu muslim yang mukallaf. Sembahyang adalah merupakan salah satu daripada rukun Islam yang lima dan merupakan perkara yang asas dalam agama.

Sembahyang yang telah difardukan ke atas setiap muslim pada setiap hari adalah sebanyak lima waktu solat yaitu subuh, dhuhur, asar, maghrib dan isya’.

Baca Juga:  Lupa Tidak Membaca Niat saat Mandi Junub, Bagaimana Sebaiknya?

Sembahyang menjadi kewajiban setiap muslim untuk melaksanakannya dalam apa jua keadaan sekalipun walaupun dalam keadaan sakit dan peperangan.

Tiada alasan bagi seseorang muslim untuk meninnggalkan dan mengabaikan solat dalam apa jua situasi getir melainkan kepada tiga golongan iaitu orang perempuan yang sedang haid dan nifas, orang yang pitam (pengsan) hingga keluar waktu dan orang gila serta kanakkanak yang belum mumaiyyiz (Johari Yaman & Junaid Talip,2003 :62-63).

Meskipun kanak-kanak tidak diwajibkan solat, tetapi menjadi kewajiban atas penjaganya menyuruh mereka sembahyang sebagai didikan dan latihan sejak usianya tujuh tahun dan dibenarkan memukul mereka jika enggan bersolat ketika umur mereka menginjak sepuluh tahun (Haron Din,1985 :118).

Mochamad Ari Irawan