Diserang Rudal Iran, Puluhan Tentara AS Cedera Otak

Pecihitam.org – Otoritas Amerika Serikat lewat badan keamanan militernya, Pentagon, mengonfirmasi sebanyak 50 tentara dan petugas layanan mereka menderita cedera traumatis pada otak setelah serangan rudal oleh Iran pada awal Januari ini.

Jumlah korban dari pihak AS tersebut bertambah dari sebelumnya, yang dikabarkan hanya 16 orang saja.

“Sampai saat ini, ada 50 anggota AS yang telah didiagnosis,” kata Juru Bicara Petagon letnan Kolonel Thomas Campbell, dikutip dari CNBC Indonesia, Rabu, 29 Januari 2020.

Menurut Thomas, gejala cedera yang diderita pasukan AS akibat hantaman rudal Iran mulai dari sakit kepala, pusing hingga sensitif terhadap cahanya dan mual.

“Sebanyak 18 orang bahkan telah dikirimkan ke Jerman untuk perawatan lebih lanjut. Sedangkan satu orang lain dikirim ke Kuwait,” ujarnya.

Baca Juga:  Gus Miftah Gelar Pengajian di Klub Malam, Mantan Sekjen FPI Larang Baca Al Qur'an

“Ini adalah potret waktu (sekarang) dan angka bisa berubah,” tegasnya.

Diketahui, pangkalan militer AS di Irbis dan Ayn Al-Ansad sebelumnya diserang lebih dari lusinan rudal oleh Isarel 8 Januari lalu.

Serangan tersebut merupakan pembalasan pada AS yang menyerang Jenderal Iran Qasem Soleimani hingga tewas.

Kendati demikian, Presiden AS Donald Trump sempat mengatakan tak ada korban yang meninggal. Bahkan, ia sempat sesumbar, korban hanya mengalami cedera ringan.

Soal pernyataan Trump itu, para Veteran Perang AS meminta Presiden Trump untuk meminta maaf kepada publik lantaran pernyataannya itu tidak benar.

“(Kami) mengharapkan permintaan maaf dari Presiden kepada para lelaki dan perempuan kami (tentara) atas ucapannya yang salah arah,” kata Komandan Nasional Veteran Perang Asing William Schmitz.

Baca Juga:  Peringati Kemenangan Revolusi Islam, Jutaan Rakyat Iran Tumpah Ruah di Teheran

Berdasarkan laporan dari Pentagon, sejak tahun 2000 tercatat 408 ribu warga AS menderita cedera karena bertugas di daerah konflik.

Muhammad Fahri