Doa Bangun Tidur: Bacaan Lengkap dengan Latin, Arti dan Keutamaannya

doa bangun tidur

Pecihitam.org – Salah satu adab yang dicontohkan Rasul Saw adalah berdoa ketika bangun tidur. Doa bangun tidur ini sekaligus sebagai tanda syukur kepada Allah Swt, karena masih diberikan umur panjang untuk memperbanyak ibadah dan berbuat baik.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Salah satu nikmat Tuhan yang tidak ternilai harganya adalah masih bisa menatap indahnya dunia ketika melewati masa tidur. Kenikmatan tersebut tentunya patut untuk syukuri dengan membaca doa bangun tidur. Karena masih banyak orang di luar sana yang tidak lagi bisa menatap indahnya ciptaan Allah Swt.

Daftar Pembahasan:

Lafadz Doa Bangun Tidur

Berikut adalah lafadz doa bangun tidur

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَحْيَانَا بَعْدَ مَا أَمَاتَنَا وَإِلَيْهِ النُّشُوْرِ

Alhamdullillahilladzi ahyaanaa bada maa amaatanaa wa ilaihin nushur

Artinya: “Segala puji bagi Allah, yang telah membangunkan kami setelah menidurkan kami dan kepada-Nya lah kami dibangkitkan.”

Doa ini berasal dari hadist Rasulullah Saw yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari. Doa ini dimasukkan ke dalam kitab Imam Bukhari dengan judul bab “Bacaan yang diucapkan di pagi hari”.

Ibnu Batthol mengatakan bahwa ketika kita berdzikir di pagi hari artinya sama saja telah membuka pintu amal dan menunjukkan bahwa dzikir telah kamu lakukan sejak pagi hari. Sederhananya, yaitu amalan paling awal ketika hendak beraktivitas adalah dzikir pagi dan nantinya juga akan diakhiri dengan dzikir malam sebelum tidur. Jika sudah demikian, tentu semua aktivitas kita dari pagi hingga malam adalah ibadah kepada Allah Swt.

Imam an Nawawi menjelaskan bahwa maksud kalimat ‘kami dimatikan’ adalah tidur. Sedangkan ‘kami dibangkitkan’ adalah dihidupkan lagi kelak pada hari kiamat.

Intinya, Rasulullah Saw ingin menerangkan bahwa ketika seseorang saja bisa bangun setelah tidur, berarti ia bisa pula dibangkitkan (pada hari kiamat) setelah dimatikan nanti.

Mengapa Harus Membaca Doa Bangun Tidur?

Mungkin dari kita banyak yang terbiasa membaca doa bangun tidur ini setiap pagi, namun merasa biasa-biasa saja. Jadi ibarat seperti tidak ada hal yang special, tidak ada hal luar biasa yang dirasakan dan dtemukan.’

Adapun maksud doa bangun tidur ini tidak hanya sekedar dibaca di lisan saja. Namun, yang paling penting adalah bagaimana kita mampu memahami makna serta menghayati kandungan isinya sehingga kita memperoleh manfaatnya.

Baca Juga:  Etika Berdoa; Mau Doa Dikabulkan? Lakukan Cara Ini

Lantas, ketika bangun tidur, kita bersyukur atas apa?

Yang jelas adalah bersyukur atas nikmat kehidupan yang kita dapatkan dari Allah saat itu juga di pagi itu. Coba direnungkan, setelah kita dimatikan sesaat pada malam hari, siapa yang mampu menghidupkan dan membangunkan kita? Hanya Allah Swt yang sanggup.

Hakikatnya kita bisa bangun tidur bukanlah atas kemauan dan kemampuan diri kita. Bukankah saat tidur seluruh anggota tubuh kita mati dan tidak dapat berfungsi. Jika Allah berkehendak, maka mudah saja bagi-Nya untuk mengakhiri kehidupan kita. Karena sesungguhnya, tanpa penjagaan dan pemeliharaan Allah, kehidupan itu mustahil didapatkan oleh manusia.

Keutamaan Doa Bangun Tidur

1. Wujud Rasa Syukur

Wujud rasa syukur ini tercantum pada bacaan (اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَحْيَانَا بَعْدَ مَا أَمَاتَنَا) “Alhamdulillah al-ladzi ahyaanaa ba’da maa amaatanaa….”

Di saat kita melantunkan pujian doa, “Alhamdulillah al-ladzi ahyaanaa ba’da maa amaatanaa….” . Yang artinya segala puji bagi-Mu, ya Allah, yang telah menghidupkan kembali diriku setelah kematianku, yakin dan sadarilah hal ini dengan sepenuh hati.

Lantas, mengapa di setiap kali bangun tidur, kita diajarkan untuk mensyukuri nikmat kehidupan? Karena, nikmat hidup adalah nikmat terbesar yang diberikan Allah kepada manusia.

Bukankah jika kita masih hidup, berarti kita masih diberi nikmat waktu dan kesempatan untuk dapat menjalani taubat dan beribadah kepada Allah? Jika kita masih hidup, berarti masih bisa bekerja, berkarya, dan merasakan nikmatnya kesenangan dunia?

Karena, jika nikmat hidup itu telah diambil, maka hilanglah semua yang kita miliki, sirnalah semua harapan dan cita-cita yang kita punya bahkan amal ibadah pun sudah tidak bisa kita lakukan.

Tidakkah kita berpikir, bahwa telah dijelaskan betapa banyak orang-orang yang sudah mati tapi sangat menyesal karena dalam hidupnya banyak yang sia-sia. Sebagaimana tersirat dalam Al Quran surah Al Munafiquun ayat 10:

رَبِّ لَوۡ لَاۤ اَخَّرۡتَنِیۡۤ اِلٰۤی اَجَلٍ قَرِیۡبٍ ۙ فَاَصَّدَّقَ وَ اَکُنۡ مِّنَ الصّٰلِحِیۡنَ

Artinya: “…Ya Tuhanku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian) ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang shalih?” (QS. Al-Munafiquun ayat 10).

Surah Al Sajdah ayat 12:

Baca Juga:  Doa Memohon Rezeki Berlimpah dan juga Berkah

رَبَّنَاۤ اَبۡصَرۡنَا وَ سَمِعۡنَا فَارۡجِعۡنَا نَعۡمَلۡ صَالِحًا اِنَّا مُوۡقِنُوۡنَ

Artinya: “ Ya Tuhan kami, kami telah melihat dan mendengar, maka kembalikanlah kami (ke dunia), kami akan mengerjakan amal shalih, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang yakin.” (QS. As-Sajdah ayat 12).

Maka, jika di pagi ini kita masih diberi nikmat hidup. Betapapun buruknya kondisi kesehatan kita, betapapun minimnya harta yang kita punya, maka kita tetap wajib bersyukur atas nikmat tersebut. Sebab, itu tandanya Allah, masih sayang kepada kita. Allah masih berkenan memberikan kebijaksanaan besar kepada kita. Maka jadikanlah nikmat hidup ini sebagai dasar utama rasa syukur kita serta mensyukuri nikmat-nikmat Allah yang lain.

Sesungguhnya, terdapat pesan tersirat yang terdapat dalam doa bangun tidur di atas yaitu:

  • Apabila di pagi ini bisa bangun dan merasa sehat, maka bersyukurlah karena kita lebih beruntung dari jutaan orang yang mungkin tidak akan dapat bertahan hidup sampai hari ini.
  • Apabila di pagi ini bangun dan mendapati kesehatan badan yang masih terjaga, keluarga masih utuh dan selamat, dan masih memiliki makanan yang cukup, maka bersyukurlah. Karena nikmatnya dunia telah dikumpulkan untuk Anda.
  • Apabila di pagi ini bangun dan memiliki makanan di lemari pendingin, baju-baju di lemari pakaian, dan memiliki atap yang menaungi tempat kita beristirahat, maka bersyukurlah, karena masih ada penduduk di dunia lainnya yang tidak seberuntung kita.
  • Apabila di pagi ini bangun dan tinggal di rumah yang baik, memiliki pekerjaan yang layak, maka bersyukurlah karena kita adalah bagian dari kelompok terpilih.

Begitu seterusnya, selama jantung masih berdetak dan selama ruh masih menempel di badan, ada banyak hal yang patut kita syukuri dan memang wajib bagi kita untuk mensyukurinya. Sungguh tidak ada dalih atau alasan apa pun untuk berkelit dari nikmat yang telah Allah berikan ini, yaitu nikmat hidup dan kehidupan.

Saat bangun pagi, jadilah seperti burung-burung yang berkicau di pepohonan menyambut datangnya mentari. Siulan mereka saling sahut meriah, seolah-olah sedang merayakan pesta besar setiap pagi.

Bahkan setiap pagi hari, mereka selalu menjalani hidup dengan penuh rasa syukur. Padahal, kita tahu bahwa mereka tidak memiliki persediaan makanan untuk hari ini, dan mereka juga tidak pernah menyimpannya.

Baca Juga:  Amalan Sunnah di Malam Jumat, Istimewa dan Berpahala

Sebagai perumpamaan lagi, umpaya di suatu pagi kita mendapatkan kejutan hadiah sebuah mobil mewah. Namun diwaktu yang sama kita menghadapi vonis dokter yang mengatakan jika hidup kita tidak akan bertahan hingga sore hari karena penyakit yang sudah sangat kronis.

Jadi, apakah hadiah mobil itu lebih besar dibandingkan dengan kesehatan kita? Tentu saja tidak. Bahkan sebuah mobil mewah pun menjadia tidak ada harganya. Namun sayangnya, hal seperti ini jarang kita renungkan dan sering kali malah melupakan.

2. Semangat Berlomba-lomba dalam Kebaikan

Semangat agar berlomba-lomba dalam kebaikan ini tercantum pada terusan doa diatas yaitu, “….Wailaihin nusyuur” ( (وَإِلَيْهِ النُّشُوْرِ) yang artinya: “Dan, hanya kepada-Nya kami semua akan dihidupkan kembali”.

“an-nusyur” artinya adalah kebangkitan dari kubur. Yaitu, kebangkitan setelah kita mengalami kematian yang panjang di alam barzakh. Lantas mengapa ketika bangun tidur kita dinjurkan untuk mengingat “hari kebangkitan”, apa kaitan antara keduanya?

Tidur adalah saudaranya mati. Saat tidur, kita tengah dimatikan untuk sementara oleh Allah. Kemudian saat bangun, kita dihidupkan kembali oleh-Nya. Maka, dapat dikatakan bahwa bangun tidur itu sebenarnya juga sebuah peristiwa kebangkitan, yakni kebangkitan manusia dari alam ruh ke alam kehidupan.

Dengan mengingat “an-nusyur” ketika bangun tidur, maka diharapkan kita sadar akan kebangkitan yang kedua, yaitu kebangkitan menuju kehidupan yang sesungguhnya. Kemudian, diharapkan pula agar kita mengerti betapa berharganya kehidupan saat masih di dunia, sebagai bekal nanti di saat bangun dari kematian (kehidupan akhirat). Maka dari itu berlomba-lombalah dalam kebaikan selagi masih diberi keidupan di dunia ini.

Wallahua’lam bisshawab

Arif Rahman Hakim
Sarung Batik