Pecihitam.org – Kita tahu beberapa tahun belakangan ini banyak kasus perusakan alam di Indonesia yang sering terjadi. Kerusakan alam yang terjadi ini memiliki dampak yang sangat besar bagi kehidupan kita bersama.
Misalnya banyak terjadi pencemaran lingkungan, pembalakan hutan, tanah longsor, dan seringkali banjir selalu menghantui kita bersama.
Tidak lama ini, kebakaran hutan menjadi saksi bisu terjadinya kerusakan, dan pencemaran udara yang memiliki dampak besar terhadap masyarakat sekitar. Sehingga, banyak yang terdampak penyakit sesak nafas, hingga terinfeksinya saluran pernapasan.
Kita tahu juga, bahwa beberapa tahun terakhir ini banyak kasus penolakan terhadap proyek pembebasan lahan yang digunakan untuk kawasan industri.
Penolakan itu, membuktikan bahwa kerusakan lingkungan ini sangat mengancam kehidupan masa depan kita bersama. Dan tidak lupa juga, penolakan itu dapat kita artikan bersama sebagai perlawanan atas penindasan yang ada.
Nah, tentu saja hal ini menjadi ingatan kita bersama terhadap beberapa kasus yang berkaitan dengan pengerusakan lingkungan, pembakaran hutan, hingga merubah lahan hijau menjadi kawasan industri.
Padahal, jika kita pelajari lebih jauh dalam agama Islam sendiri, kita tidak diajarkan untuk merusak alam, apalagi mencemari lingkungan. Justru sebaliknya, dalam pandangan agama Islam, memerintahkan untuk senantiasa merawat alam dan tidak mencemari lingkungan.
Apalagi pandangan islam yang menggunakan pendekatan sufi dalam ajaran Islam. Dalam pandangan tasawuf, yang merupakan salah satu cabang ajaran Islam ini, memberikan pemahaman bahwa kehidupan manusia selalu berdampingan dengan alam semesta.
Nah, ajaran dalam tasawuf sendiri tidak melulu soal mendekatkan diri pada Allah dengan cara menyendiri (uzlah). Akan tetapi, ajaran dalam tasawuf juga memberikan pemahaman kepada manusia perihal merawat alam, lingkungan, disekitar kita.
Salah satunya, pendekatan tasawuf dengan model ekosufisme ini memiliki corak pemahaman dalam menyikapi peran manusia yang hidup berdampingan dengan urusan ekologi (lingkungan).
Menilik kembali kasus-kasus pengerusakan lingkungan yang banyak menyisakan cerita pilu dan berdampak besar sekali. Penggunaan dan pengerusakan sumberdaya alam yang berlebihan tanpa peduli dampak yang ditimbulkan karena sikap keangkuhan manusia.
Istilah ekosufisme sendiri, merupakan bentuk dari perkembangan ajaran tasawuf yang menekankan pada ritus-ritus tasawuf yang selalu berjalan beriringan dengan misi kehidupan manusia.
Nah, mengingat perubahan besar yang akan selalu terjadi ini menjadi tantangan tersendiri dalam merawat alam, lingkungan yang semakin tidak seimbang dengan kehidupan kita.
Mau tidak mau, kita sebagai manusia harus menanggung resiko dan dampak terhadap kerusakan lingkungan saat ini. Merawat lingkungan merupakan hal yang penting saat ini untuk kita lakukan bersama.
Solusi terbesar, selain menjaga dan merawat lingkungan alam kita, yaitu melakukan kajian kembali terhadap ritus-ritus tasawuf yang mengajarkan merawat alam sekitar.
Mengingat, ajaran ekosufisme ini merupakan bagian dari kehidupan kita saat ini sebagai orang yang beragama Islam dan hidup dekat dengan kondisi alam Indonesia. Wallahua’lam bisshowab
- Membaca Kembali Gagasan Pribumisasi Islam Gus Dur - 17/12/2019
- Dari Ceramah Gus Muwaffiq hingga Tantangan Beragama Saat Ini - 12/12/2019
- Sepak Terjang Gus Dur, Mengatasi Masalah Tanpa Masalah - 09/12/2019