Enam Jalur Masuknya Islam di Bumi Nusantara

masuknya islam di nusantara

Pecihitam.org,- Sebagai umat Islam pastinya jika ditanyakan terkait proses masuknya Islam di nusantara, tentu sebagai pemeluk agama islam akan menjawab dengan berbagai jawaban yang cukup bervariasi, paling tidak kita akan beranggapan bahwa agama Islam masuk di Nusantara melalui jalinan hubungan dagang antar saudagar muslim dengan pribumi.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Namun faktanya ketika menoleh pada sejarah sejarah yang ada, maka paling tidak ada 6 jalur masuknya Islam di Nusantara, dan berikut ulasannya.

Daftar Pembahasan:

1. Jalur perdagangan

Ini bermula pada abad ke 7 sampai pada abad ke 16 M, tepatnya ketika para pedagang yang berasal dari Arab, Persia, dan India mengambil bagian dalam jalan lalu lintas perdagangan yang menghubungkan Asia barat, Asia Timur dan Asia Barat. Dan pada akhirnya memilih untuk singgah di Indonesia.

Dari persinggahan inilah, Agama dan kebudayaan Islam masuk ke wilayah Nusantara, tentu berangkat dari sini mereka terdorong untuk mendirikan perkampungan Islam di Kedah (Malaka), Aceh dan Palembang pada abad ke 9 M.

Adapun pada abad ke 12 M ditandai dengan merosotnya kerajaan Sriwijaya dari segi kekuasaan politik dan ekonomi, dan ini dikarenakan adanya desakan oleh kekuasaan Kertanegara dan Singosari. Sehingga ketika menjelang kerajaan Hindu Budha pada abad ke 13 M, berdirilah kerajaan kecil yang bercorak Islam, yakni Samudera Pasai yang terletak di pesisir timur laut wilayah Aceh.

Baca Juga:  Bal'am bin Baura, Doanya Selalu Dikabulkan Allah, Namun Akhir Hidupnya Terlaknat

Dan pada akhirnya di awal abad ke 15 berdiri kerajaan Malaka, sejak saat itulah Aceh menjadi pusat perdagangan sekaligus penduduk dari berbagai daerah yang mengundang interaksi yang pastinya membuat masyarakat banyak masuk Islam.

sehingga para pedagang atau masyarakat yang sempat berdiam di kerajaan Samudera Pasai dan Malaka pulang ke kampung asalnya, tentunya mereka kembali menyebarkan agama dan kebudayaan Islam di daerah masing masing, seperti Jawa, Sulawesi, Maluku, Kalimantan dan Sumatera Selatan.

2. Jalur Politik

Siapa sangka dengan jalur politik rupanya juga sangat berpengaruh dalam masuknya Islam di Nusantara. Dan proses seperti ini terjadi di Maluku dan Sulawesi Selatan. Bagaimana bisa? Ha itu ditandai karena pada masa itu banyak rakyat yang masuk Islam setelah Raja mereka masuk Islam terlebih dahulu. Sehingga tidak salah jika dikatakan bahwa pengaruh politik raja sangat membantu tersebarnya Islam di daerah.

3. Jalur Perkawinan

Hal ini lagi-lagi terjadi karena keadaan ekonomi yang berbeda, karena memandang perekonomian para pedangang jauh lebih baik dari pada keadaan ekonomi para pribumi. Maka wajar jika para putri bangsawan di nikahkan oleh para pedagang yang agamanya adalah Islam.

Sehingga mau tidak mau, sebelum pernikahan itu terjadi mereka di Islamkan terlebih dahulu. Dari pernikahan inilah yang menghasilkan keturunan dan menambah lingkungan muslim semakin luas.

Baca Juga:  Latas Belakang Perjanjian Hudaibiyah antara Kaum Muslimin dan Quraisy

 4. Jalur Pendidikan

Jalur ini ditandai dengan adanya pendidikan di lakukan oleh para Wali, Ulama, Kiai, atau guru Agama. Dan tempat yang cukup besar dalam mengembangkan ajaran Agama Islam itu sendiri adalah Pondok Pesantren. Di tempat itulah para murid atau yang dikenal dengan istilah santri dididik dan diajarkan pendidikan agama Islam.

Sehingga ketika para santri sudah cukup pandai dan telah cukup membekali diri dengan ajaran agama atas didikan sang guru, mereka akan kembali ke tempat asalnya dan giliran merekalah dalam menyebarkan agama Islam itu didaerah masing masing.

5. Jalur Kesenian

Pada jalur ini lebih di dominasi oleh para wali yang menyebarkan Agama Islam di Jawa dengan melakukan pertunjukkan wayang. Yang dimana salah satu tokoh yang cukup berperan dalam hal ini ialah Sunan Kalijaga yang sangat piawai dalam memainkan wayang.

Biasanya kisah wayang yang sering diambilnya ialah kisah Mahabrata dan Ramayana, namun karena tujuannya ialah memperkenalkan Agama Islam itu, tentu Sunan Kalijaga menyelipkan tokoh atau pahlawan Islam dalam pertunjukan wayang tersebut. Misalnya Panah Kalimasada yang merupakan senjata paling ampuh dihubungkan dengan kalimat Syahadat.

Ataupun penyebaran Islam melalui karya karya Sastra yang berisi dengan pesan pesan Islamisasi seperti Kitab Primbon pada abad ke 16 M yang disusun oleh Sunan Bonang.

Baca Juga:  Islam Nusantara; Konsep Pengamalan Beragama Untuk Indonesia dan Dunia

6. Jalur Tasawuf

Tasawuf sendiri adalah bagian dari ajaran agama Islam sekalipun beberapa kalangan saat ini menganggap bahwa Tasawuf adalah kajian yang tidak sepatutnya ada. Padahal dari sejarah keislaman Indonesia sendiri, rupanya Tasawuf merupakan salah satu jalur yang ditempuh oleh para tokoh terdahulu dalam menyebarkan agama Islam.

Salah satu cara yang ditempuh dalam memperkenalkan ajaran Islam dalam jalur ini ialah dengan menggunakan keahliannya dalam penyembuhan bagi orang-orang yang terkena penyakit.

Sedangkan kalau kita mengarah pada tokoh tokoh tasawuf di negeri ini yang cukup berpengaruh, tentu tidak sedikit yang diantaranya ialah seperti Hamzah al Fansuri, Syamsuddin as Sumatrani, Ar Raniri, Buya Hamka, Yusuf al Makassari dan lainnya.

Itulah enam jalur yang berpengaruh pada proses masuknya Islam di Nusantara, semoga bisa menjadi pelajaran baru bagi kita semua dan semoga bermanfaat, Aamiin.

Rosmawati