Fokus Belajar atau Ikut Demo? Pahami Dulu Agar Tak Salah Langkah

belajar atau ikut demo

Pecihitam.org – Beberapa waktu lalu, kita juga disuguhkan berita siswa SMK dan STM ikut demo. Sebenarnya mana yang lebih baik fokus belajar atau ikut demo? Pertanyaan ini penting untuk dijawab selain untuk menemukan skala prioritas, juga agar para mahasiswa dan pelajar tidak salah langkah.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Melakukan demonstrasi memang bukan suatu yang buruk. Pun bukan hal yang dilarang dalam kehidupan berdemokrasi. Selagi semua itu disampaikan dengan cara-cara yang santun dan tetap menjaga ketertiban umum, sah-sah saja tentunya.

Hanya saja ketika itu dilakukan seorang pelajar entah mahasiswa ataupun mereka yang masih sekolah, kemudian jadi timbul pertanyaan: manakah yang lebih harus diprioritaskan belajar atau ikut demo, terlebih jika dalam waktu yang bersamaan?

Ini penting untuk dijawab, mengingat sekolah dan belajar merupakan aktivitas wajib bagi siswa dan mahasiswa. Selain sebagai ketaatan pada peraturan wajib belajar, yang tak kalah penting untuk menunaikan amanah orang tua yang mengeluarkan biaya untuk belajar.

Tulisan saya ini sama sekali tidak bermaksud melarang siswa atau mahasiswa untuk mengemukakan pendapat dan menyampaikan aspirasi. Juga bukan untuk membela pihak yang mereka demo, entah itu eksekutif maupun legislatif.

Sebagai seorang guru yang dulu juga pernah mengenyam pendidikan sekolah dan duduk di bangku kuliah, saya hanya ingin mengajak merenung dulu. Setelah itu, jika memang dirasa sudah mendapatkan keputusan dari dua opsi (prioritas belajar atau ikut demo), silahkan.

Baca Juga:  Perkembangan Model Penafsiran Feminis dalam Studi Al Qur'an

Pertama. Dalam Islam, ulama menggambarkan karakter orang yang tertipu karena tidak memahami mana yang prioritas. Bahkan Syaikh Yusuf Qaradlawi, ulama dan penulis Mesir kontempore menulis buku khusus berjudul Fiqh Prioritas. Dan jauh sebelum itu, Hujjatul Islam, Sayyidul Mushannifin, Imam al-Ghazali dalam Bidayah al-Hidayah-nya juga menyebutkan beberapa orang yang tertipu karena meninggalkan yang prioritas, tapi sibuk dengan suatu amal yang merupakan pelengkap.

Salah satu yang disebutkan oleh mereka adalah orang yang sibuk dengan amal-amal sunnah tapi lalai dari yang wajib adalah termasuk orang yabg tertipu. Tidak memahami mana yang prioritas mana yang bukan. Atau orang repot-repot menunaikan yang fardhu kifayah, tapi enteng dari yang fardhu ain.

Sekarang kita tarik pada aktivitas demo pelajar. Untuk usia mereka yang masih seharusnya fokus belajar: apakah belajar itu wajib atau sunnah?; apakah demo itu wajib atau sunnah. Untuk mereka yang dapat amanah dengan biaya dari orang tua untuk belajar: apakah belajar itu fardhu ain atau fardhu kifayah?; apakah demo itu fardhu ain atau fardhu kifayah?

Silahkan renungkan masing-masing. Setiap orang memang berbeda. Tapi justru di sinilah pentingnya merenung, karena setiap orang memang tidak sama.

Baca Juga:  Perihal Nonton Film Korea, Bagaimana Pandangan Islam?

Kedua. Allah SWT berfirman

وَمَا كَانَ الْمُؤْمِنُوْنَ لِيَنْفِرُوْا كَاۤفَّةًۗ فَلَوْلَا نَفَرَ مِنْ كُلِّ فِرْقَةٍ مِّنْهُمْ طَاۤىِٕفَةٌ لِّيَتَفَقَّهُوْا فِى الدِّيْنِ وَلِيُنْذِرُوْا قَوْمَهُمْ اِذَا رَجَعُوْٓا اِلَيْهِمْ لَعَلَّهُمْ يَحْذَرُوْنَ

Dan tidak sepatutnya orang-orang mukmin itu semuanya pergi (ke medan perang). Mengapa sebagian dari setiap golongan di antara mereka tidak pergi untuk memperdalam pengetahuan agama mereka dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali, agar mereka dapat menjaga dirinya. (QS. At-Taubah: 122)

Dalam Tafsir yang dikeluarkan oleh Kementerian Agama dijelaskan bahwa ayat di atas mengajarkan pembagian tugas. Tidak baik jika semua orang pergi berperang, sehingga urusan lainnya terabaikan. Termasuk harus ada yang fokus belajar.

Ayat di atas mengisyaratkan bahwa sebagian dari suatu generasi harus ada yang fokus belajar, tidak ikut-ikutan perang, tidak ramai-ramai demo semua. Tujuannya apa? Agar siswa yang fokus belajar ini kelak pada waktunya bisa berguna. Jika telah waktunya turun gunung dengan seperangkat ilmu dan aneka keterampilan yang dimiliki, diharapkan bisa memberikan pencerahan kepada masyarakat.

Renungkanlah dalam-dalam. Jihad melawan orang kafir saja, tidak boleh pergi semua. Mesti ada yang tetap belajar. Kenapa? Karena jihad atau demo yang kau yakini baik itu hanya terjadi sewaktu-sewaktu, pada momen tertentu, sedangkan manfaat ilmu dari belajar akan berguna sepanjang waktu.

Baca Juga:  Aksi 212 Ajak Pelajar Ikut Demo, KPAI: Itu Tidak Dibenarkan!

Kelak jika waktunya tiba, ia akan memberikan manfaat yang lebih luas daripada harus dijadikan alat kepentingan di saat seharusnya fokus belajar. Kalau ikut demo semua, siapa yang akan belajar, siapa yang kelak akan jadi pendidik, siapa yang kelak akan jadi pencerah di tengah-tengah masyarakat?

Silahkan renungkan lagi. Apakah lebih baik fokus belajar atau ikut demo? Sekali lagi tulisan ini tidak untuk melarang, tapi sebagai renungan, terlebih beberapa waktu lalu, adanya giringan opini yang mengarah agar semua siswa ikut demo, seperti yang dilakukan siswa SMK dan STM itu.

Faisol Abdurrahman

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *