Ganjar Pranowo: Segera Pecat ASN yang Terindikasi Ikut Paham Radikalisme!

Ganjar Pranowo

Pecihitam.org – Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, mulai geram dengan maraknya paham radikalisme di tubuh Aparatur Sipil Negara (ASN) di wilayah yang dipimpinnya.

Tak tanggung-tanggung, Ganjar meminta kepada Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN) agar menindak tegas dengan memecat para ASN yang terindikasi ikut dalam paham intoleransi dan radikalisme.

“Mereka yang terpapar paham itu, akan terus melakukan perlawanan melalui ideologi dan membangun wacana melalui media sosial. Jika sudah terpecah, identitas merekapun muncul dan untuk kembali ke pangkuan NKRI sangat sulit,” kata Ganjar, dikutip dari Jawapos, Senin, 22 Juli 2019.

Tugas ASN, kata Ganjar, cukup berat sebab harus menjadi contoh di tengah masyarakat.

Baca Juga:  Tegas! Ganjar Pranowo Sortir Guru dan Kepsek yang Terindikasi Terpapar Radikalisme

“Menjadi ASN itu berat. Harus menjadi contoh di tengah masyarakat, menjadi manusia yang mendekati sempurna sebagai konsekuensi logis maupun ketegasannya. Suka atau tidak suka, mau atau tidak mau, ASN itu ibarat lokomotif sempurna,” ujarnya saat menghadiri Workshop bagi Panitia Seleksi JPT Membangun Pemahaman dan Upaya Pencegahan Paham Intoleransi dan Radikalesme di Instansi Pemerintah, di Hotel Alila, Solo.

Pada kesempatan itu, Ganjar juga memaparkan hasil pengamatan dan pengalamannya. Ia membeberkan pernah menemukan postingan di sosmed yang bicara asal-asalan.

Dalam kasus peledakan bom, kata dia, doktrin yang diberikan kepada pelaku kurang dari satu jam saja. Dengan menyebut non muslim itu kafir dan TNI-Polri golongan thaghut. Maka, pelaku diperintahkan untuk membunuh atau mengebom.

Baca Juga:  Tekankan Silaturahmi, Dakwah Gus Miftah Pukau Ganjar Pranowo

“Saya pernah baca puisinya Gus Mus (KH Musthofa Bisri), dibilang penistaan agama. Yang paling berbahaya itu justru sekarang ini orang yang tidak masuk ke jaringan,” ungkapnya.

“Orang tidak pernah tahu, bisa jadi teman sebelah, teman akrab, ternyata masuk ke jaringan yang terpapar radikalisme. Jika PNS yang notabene dibayar negara tiba-tiba melakukan itu, tentu harus mendapat perhatian,” pungkasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *