PeciHitam.org – Gerhana merupakan fenomena alam yang tergolong langka. Peristiwa tersebut terjadi karena terhalangnya cahaya dari sebuah sumber oleh benda yang lain, seperti terhalang cahaya matahari oleh bulan yang menyebabkan gerhana matahari dan terhalang cahaya matahari oleh bumi yang menyebabkan gerhana bulan.
Gerhana matahari terjadi pada fase bulan baru (new moon), namun tidak di setiap bulan baru akan terjadi gerhana matahari. Hal ini disebabkan karena bidang orbit bulan dalam mengitari bumi tidak sejajar dengan bidang orbit bumi dalam mengitari matahari.
Ada empat jenis gerhana matahari. Pertama, gerhana matahari total, saat dimana puncak gerhana terjadi seluruh piringan matahari ditutupi oleh piringan bulan sehingga matahari terlihat hitam dan memancarkan cahaya korona yang indah.
Kedua, gerhana parsial, dimana saat puncak gerhana terjadi hanya sebagian piringan matahari ditutupi oleh piringan bulan.
Ketiga, gerhana cincin, dinamai dengan cincin karena saat puncak gerhana terjadi, piringan bulan hanya menutupi pertengahan piringan matahari saja, sehingga matahari terlihat bercahaya pada pinggiran lingkaran saja yang berbentuk mirip cincin, sedangkan pada posisi tengah matahari berwarna hitam. Oleh karena itu disebut gerhana matahari cincin.
Keempat, gerhana hibrida, dimana saat puncak gerhana terjadi, di satu daerah terlihat gerhana matahari total dan di daerah lain terlihat berbentuk gerhana cincin. Gerhana hibrida ini merupakan jenis gerhana yang tergolong langka atau jarang terjadi.
Daftar Pembahasan:
Wilayah yang dapat Menyaksikan Gerhana Matahari Cincin
Menurut pengkajian ilmu falak, gerhana matahari cincin akan terjadi pada 21 Juni 2020 besok. Wilayah Indonesia yang berkesempatan menyaksikan Gerhana matahari cincin kali ini antara lain:
- Aceh (puncak gerhana pukul 14.40 WIB)
- Sumatera Utara (puncak gerhana pukul 14.48 WIB)
- Sumatera Barat (puncak gerhana pukul 14.54 WIB)
- Riau (puncak gerhana pukul 14.57 WIB)
- Bengkulu (puncak gerhana pukul 14.59 WIB)
- Jambi (puncak gerhana pukul 15.00 WIB)
- Kepulauan Riau (puncak gerhana pukul 15.06 WIB)
- Sumatera Selatan (puncak gerhana pukul 15.04 WIB)
- Lampung (puncak gerhana pukul 15.07 WIB)
- Kepulauan Bangka Belitung (puncak gerhana pukul 15.10 WIB)
- Jawa Barat (puncak gerhana pukul 15.14 WIB)
- Jawa Tengah (puncak gerhana pukul 15.18 WIB)
- Jawa Timur (puncak gerhana pukul 15.21 WIB)
- Kalimantan Barat (puncak gerhana pukul 15.17 WIB)
- Kalimantan Tengah (puncak gerhana pukul 15.22 WIB)
- Kalimantan Selatan (puncak gerhana pukul 16.25 WITA)
- Kalimantan Timur (puncak gerhana pukul 16.26 WITA)
- Kalimantan Utara (puncak gerhana pukul 16.25 WITA)
- Bali (puncak gerhana pukul 16.24 WITA)
- Nusa Tenggara Barat (puncak gerhana pukul 16.27 WITA)
- Nusa Tenggara Timur (puncak gerhana pukul 16.27 WITA)
- Sulawesi Barat (puncak gerhana pukul 16.29 WITA)
- Sulawesi Selatan (puncak gerhana pukul 16.30 WITA)
- Sulawesi Tengah (puncak gerhana pukul 16.30 WITA)
- Sulawesi Tenggara (puncak gerhana pukul 16.32 WITA)
- Gorontalo (puncak gerhana pukul 16.31 WITA)
- Sulawesi Utara (puncak gerhana pukul 16.32 WITA)
- Maluku Utara (puncak gerhana pukul 17.34 WIT)
- Maluku (puncak gerhana pukul 17.35 WIT)
- Papua Barat (puncak gerhana pukul 17.36 WIT)
- Papua (puncak gerhana pukul 17.37 WIT).
Gerhana tersebut dalam perhitungan ilmu falak akan terlihat selama dua jam lebih. Gerhana matahari yang akan terjadi pada 21 Juni 2020 besok ialah gerhana matahari cincin.
Saat dimana puncak gerhana terjadi, piringan bulan hanya menutupi bagian tengah piringan matahari saja. Sedangkan pada pinggiran lingkaran tersebut memancarkan cahaya yang bentuknya seperti cincin.
Gerhana matahari cincin kali ini awal mulanya akan terlihat di daratan Afrika Tengah, kemudian menyusul Yaman, Oman, Pakistan, dan Republik Tiongkok.
Sedangkan untuk wilayah Indonesia sendiri, gerhana matahari ini hanya terlihat dalam bentuk parsial, dimana saat puncak gerhana matahari terjadi, piringan bulan hanya menutupi sebagian piringan matahari.
Jika cuaca hari itu mendukung, masyarakat di daerah yang telah disebutkan di atas akan berkesempatan menyaksikan gerhana matahari selama 2 jam 20 menit 27 detik. Dimulai pukul 13.26.04 WIB ditandai dengan mulainya terlihat warna hitam memasuki piringan bawah matahari.
Sedangkan puncak gerhana matahari cincinnya nanti, akan terjadi pukul 14.41.32 WIB ditandai dengan 12 persen piringan atas matahari berwarna hitam dan akan berakhir pada pukul 15.46.31 WIB ditandai dengan hilangnya warna hitam pada piringan matahari tersebut.
Ketika terjadi gerhana, masyarakat muslim disunnahkan untuk menjalankan shalat sunnah gerhana secara berjamaah di setiap masjid. Namun karena wabah corona saat ini juga masih menggejala, maka tetap diwajibkan mematuhi prosedur dan standar protocol Kesehatan yang berlaku.
Hukum Shalat Gerhana
Ketika terjadi gerhana matahari, umat Islam disunnahkan untuk melaksanakan shalat gerhana. Hal ini berdasarkan firman Allah Ta’ala dalam al Quran berikut:
وَمِنْ آَيَاتِهِ اللَّيْلُ وَالنَّهَارُ وَالشَّمْسُ وَالْقَمَرُ لَا تَسْجُدُوا لِلشَّمْسِ وَلَا لِلْقَمَرِ وَاسْجُدُوا لِلَّهِ الَّذِي خَلَقَهُنَّ إِنْ كُنْتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya adalah malam, siang, matahari dan bulan. Janganlah bersujud kepada matahari dan jangan (pula) kepada bulan, tetapi bersujudlah kepada Allah yang menciptakannya, jika kamu hanya menyembah kepada-Nya.” (QS. Fushilat: 37)
Rasulullah saw bersabda mengenai gerhana dan shalat gerhana:
إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ لاَ يَخْسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلاَ لِحَيَاتِهِ فَإِذَا رَأَيْتُمُوهَا فَافْزَعُوا لِلصَّلاَةِ
“Sesungguhnya matahari dan bulan merupakan dua tanda kekuasaan Allah. Terjadinya gerhana matahari atau bulan itu bukanlah karena kematian seseorang atau kehidupannya. Oleh karena itu, jika kau menyaksikan gerhana bergegaslah untuk mengerjakan shalat.” (HR. Muslim)
Dari ayat dan hadis tersebut, para ulama menjelaskan bahwa shalat gerhana hukumnya sunnah muakkad (sunnah yang sangat dianjurkan) baik untuk laki-laki maupun untuk perempuan.
Tata Cara Shalat Gerhana
Shalat gerhana matahari memang boleh dilakukan sendiri-sendiri, namun lebih utama jika dilakukan secara berjama’ah, baik itu dengan khutbah atau tanpa khutbah.
Sebab, dulu Rasulullah mengerjakannya secara berjamaah di Masjid. Imam mengeraskan bacaannya (surat Al-Fatihah dan surat lainnya) dan ada khutbah setelah shalat gerhana.
Shalat gerhana matahari dikerjakan dua rakaat, dalam setiap rakaat dua kali ruku’, sama halnya dengan shalat gerhana bulan. Sayyidah Aisyah ra meriwayatkan:
أَنَّ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- جَهَرَ فِى صَلاَةِ الْخُسُوفِ بِقِرَاءَتِهِ فَصَلَّى أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ فِى رَكْعَتَيْنِ وَأَرْبَعَ سَجَدَاتٍ
Nabi saw mengeraskan bacaannya saat shalat gerhana bulan, beliau shalat empat kali ruku’ dan empat kali sujud. (HR. Bukhari)
Menurut Sayyid Sabiq dalam kitabnya Fiqih Sunnah juga menjelaskan, bahwa sebelum shalat gerhana dimulai, hendaklah muadzin mengumandangkan lafadz “ash-shalaatu jaami’ah.”
Berikut ini tata cara shalat gerhana matahari:
- Niat
أُصَلِّيْ سُنَّةَ لِكُسُوْفِ الشَّمسِ رَكْعَتَيْنِ لِلَّهِ تَعَالَى
Usholli sunnatan likusuufis syamsi rok’taini lillahi ta’ala
Artinya: “Aku niat shalat gerhana matahari dua rakaat sebagai makmum karena Allah Ta’ala”
- Takbiratul Ihram
- Membaca surat Al-Fatihah dan surat lainnya. Imam shalat gerhana disunnahkan untuk membaca surat yang panjang dengan dibaca jahr (keras).
- Ruku’. Adapun sunnahnya, waktu ruku’ lama, seperti waktu berdiri.
- Berdiri lagi kemudian dilanjutkan membaca surat Al-Fatihah dan surat lainnya.
Namun kali ini, disunnahkan membaca surat yang lebih pendek daripada sebelumnya. - Ruku’. Pada saat ruku’ kedua, waktunya lebih pendek dari ruku’ pertama.
- I’tidal
- Sujud
- Duduk iftirasy (duduk di antara dua sujud)
- Sujud kedua
- Berdiri lagi (rakaat kedua), membaca surat Al-Fatihah dan lainnya
Disunnahkan surat yang panjang. - Ruku’. Adapun sunnahnya, waktu ruku’ lama, seperti waktu berdiri.
- Berdiri lagi kemudian dilanjutkan membaca surat Al-Fatihah dan surat lainnya.
Namun kali ini, disunnahkan membaca surat yang lebih pendek daripada sebelumnya. - Ruku’. Pada saat ruku’ kedua, waktunya lebih pendek dari ruku’ pertama.
- I’tidal
- Sujud
- Duduk iftirasy (duduk di antara dua sujud)
- Sujud kedua
- Duduk tawaruk (tahiyat akhir)
- Salam
Setelah selesai shalat gerhana, khatib memberikan khutbah.
Demikian tatacara lengkap shalat gerhana matahari. Fenomena gerhana matahari cincin seperti yang akan terjadi besok merupakan peristiwa langka.
Sehingga menyempatkan diri untuk melaksanakan shalat gerhana merupakan hal yang lebih utama. Selain itu, menyaksikan secara langsung gerhana matahari juga dapat merusak mata.
Terakhir kami ingatkan sekali lagi bahwa pelaksanaan shalat gerhana matahari nanti juga harus dikoordinasikan dengan instansi terkait. Karena kita masih berada dalam masa wabah pandemic. Sehingga mematuhi prosedur dan protokol kesehatan yang berlaku merupakan suatu keharusan. Ash-Shawabu Minallah.