Gus Dur dan Tiga Pendekar dari Chicago

gus dur dan tiga pendekar chicago

Pecihitam.org – Tiga pendekar Chicago merupakan sebutan Gus Dur untuk Nurcholish Madjid (Cak Nur), Amien Rais, dan Ahmad Syafi’i Maarif (Buya Syafi’i Ma’arif). Tiga orang itu merupakan generasi pertama alumni dari kampus Universitas Chicago, Amerika Serikat. Ketiganya, di Chicago kuliah kajian keislaman (meski beda disiplin, tapi mereka punya concern sama: yakni keislaman).

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Di Chicago, ketiganya belajar di bawah bimbingan seorang cendikiawan muslim masyhur asal Pakistan bernama Fazlur Rahman. Fazlur Rahman punya pengaruh besar dalam dunia pemikiran Islam kontemporer. Buku beliau (versi terjemahan bahasa Indonesianya) belakangan ini telah diterbitkan oleh penerbit Mizan.

Kembali ke tiga tokoh tadi. Nampaknya Gus Dur memberikan sebutan “pendekar” bukanlah sebutan yang main-main. Secara semiotik, sepertinya tiga tokoh itu tak hanya dianggap sebagai seorang sarjana lulusan Barat semata. Namun, mereka adalah sosok besar yang patut untuk diperhatikan gagasan keislamannya untuk dunia Islam di Indonesia.

Gus Dur mengulas para pendekar Chicago itu dalam sebuah esai yang diterbitkan Tempo dengan judul Tiga Pendekar dari Chicago. Di awal tulisannya, Gus Dur membandingkan ketiga pendekar itu dengan generasi sarjana muslim kita lainnya yang lulusan Barat juga.

Baca Juga:  Gus Dur dan Gereja; Rela 'Kotor Bajunya' Demi Menjaga Tauhid Manusia

Pembanding yang disebut Gus Dur adalah “mafia McGill”. Sebutan itu menunjuk kepada para sarjana muslim kita lulusan Universitas McGill Kanada. Mafia McGill ini dikomandoi oleh Prof. Mukti Ali yang pernah menjabat sebagai rektor IAIN Sunan Kalijaga dan Menteri Agama RI di zaman Orde Baru.

Menurut Gus Dur, para alumni McGill ini menampilkan citra yang sama dan padu. Intelektual jebolan McGill yang punya pengaruh besar di IAIN Sunan Kalijaga dan Kementerian Agama ini secara padu memiliki sikap dan gagasan ketterbukaan terhadap isu lintas keyakinan agama. Dan juga, ketika salah satu dari anggota mereka mendapat serangan intelektual, mereka secara padu turut membelanya.

Nah, di sinilah, menurut Gus Dur, para pendekar Chicago ini menampilkan sikap yang berbeda dari jebolan Mc Gill. Ketiga pendekar Chicago punya sikap intelektual yang berlain-lainan.

Baca Juga:  Buya Syafii dan Gus Dur Masih Hidup

Cak Nur punya keterbukaan sikap yang dijustifikasinya dari sejarah kosmopolitannya warisan sejarah Islam. Sedangkan  Amien Rais cenderung gandrung dengan orientasi “gaya hidup Islami” yang juga punya tendensi untuk memformalkan Islam dalam tatanan politik. Sikap ini sepertinya masih konsisten dengan sikap Amien Rais hari-hari ini.

Buya Syafi’i memiliki kecenderungan pikiran keislaman yang bernuansa kultural semacam Cak Nur. Namun yang sedikit membedakannya, bagi Buya Syafi’i, keterwakilan kalangan muslim dalam kekuasaan politik memiliki nilai yang penting.

Menurut Gus Dur, sikap Buya yang seperti itu sepertinya terpengaruh dari pengalamannya sebagai orang organisasi. Seperti yang kita ketahui, Buya Syafi’i sangat aktif di Persyarikatan Muhammadiyah, hingga pernah menjabat ketua PP Muhammadiyah.

Bagi Gus Dur, meski ketiga pendekar Chicago itu punya sikap yang berlainan, sepertinya yang menyatukan mereka adalah perbedaan itu sendiri dan adanya kecenderungan pentingnya kaum muslim mengembangkan diri di segala bidang untuk mengejar ketertinggalan umat selama ini.

Meski mereka punya spirit yang sama, namun mereka dalam gerak sama sekali tak berjalan beriringan. Hal ini terlihat ketika Cak Nur mendapat serangan dari Ridwan Saidi dan Daud Rasyid saat melontarkan gagasan keterbukaannya terhadap adanya dari agama-agama monoteis. Ketika itu, dua pendekar Chicago lainnya tak membela dan menggubris serangan yang diterima Cak Nur.

Baca Juga:  Lima Faktor Pemicu Munculnya Gerakan Radikalisme

Demikian itu menggambarkan berbedanya sikap para pendekar Chicago ini dengan sarjana keislaman kita lulusan Barat lainnya seperti alumni McGill yang tampak padu itu. Meski demikian, ketiga pendekar Chicago itu tak bisa dipungkiri betapa besar nama dan pengaruhnya bagi dunia Islam kita. Wallahua’lam.