Profil Lengkap Maulana Habib Muhammad Luthfi bin Yahya Pekalongan

habib luthfi

Pecihitam.org – Maulana Habib Muhammad Luthfi bin Ali bin Yahya, beliau lahir di Pekalongan pada tanggal 10 November 1948, bertepatan dengan 27 Rajab 1367. Beliau dilahirkan dari pasangan bernama Habib Ali dan Syarifah yang bernama Sayyidah al Karimah as Syarifah Nur.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Sebagai seorang ulama yang karismatik Habib Luthfi juga aktif dalam organisasi Nahdlatul Ulama sebagai salah satu anggota Syuriyah PBNU. Beliau adalah salah satu Ulama dan habaib yang disegani, ketua Umum Majelis Ulama di Jawa Tengah serta terpilih juga sebagai pemimpin Forum Sufi Dunia. Selain itu Habib Luthfi juga menjabat sebagai Ra’is ‘Am Jam’iyah Ahlu Thariqah al Mu’tabaroh an Nahdiyah.

Daftar Pembahasan:

Nasab Habib Luthfi bin Yahya

Nasab Jalur Ayah

  1. Nabi Muhammad SAW
  2. Sayidatina Fathimah az-Zahra + Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib
  3. Imam Husein ash-Sibth
  4. Imam Ali Zainal Abiddin
  5. Imam Muhammad al-Baqir
  6. Imam Ja’far Shadiq
  7. Imam Ali al-Uraidhi
  8. Imam Muhammad an-Naqib
  9. Imam Isa an-Naqib ar-Rumi
  10. Imam Ahmad Al-Muhajir
  11. Imam Ubaidullah
  12. Imam Alwy Ba’Alawy
  13. Imam Muhammad
  14. Imam Alwy
  15. Imam Ali Khali Qasam
  16. Imam Muhammad Shahib Marbath
  17. Imam Ali
  18. Imam Al-Faqih al-Muqaddam Muhammd Ba’Alawy
  19. Imam Alwy al-Ghuyyur
  20. Imam Ali Maula Darrak
  21. Imam Muhammad Maulad Dawileh
  22. Imam Alwy an-Nasiq
  23. Al-Habib Ali
  24. Al-Habib Hasan
  25. Al-Imam Yahya Ba’Alawy
  26. Al-Habib Ahmad
  27. Al-Habib Syekh
  28. Al-Habib Muhammad
  29. Al-Habib Thoha
  30. Al-Habib Muhammad al-Qodhi
  31. Al-Habib Thoha
  32. Al-Habib Hasan
  33. Al-Habib Thoha
  34. Al-Habib Umar
  35. Al-Habib Hasyim
  36. Al-Habib Ali al Hafidz Ali al-Ghalib
  37. Al-Habib Muhammad Luthfi

Nasab Jalur Ibu

Sayidah al Karimah as Syarifah Nur binti Sayid Muhsin bin Sayid Salim bin Sayid al Imam Shalih bin Sayid Muhsin bin Sayid Hasan bin Sayid Imam ‘Alawi bin Sayid al Imam Muhammad bin al Imam ‘Alawi bin Imam al Kabir Sayid Abdullah bin Imam Salim bin Imam Muhammad bin Sayyid Sahal bin Imam Abd Rahman Maula Dawileh bin Imam ‘Ali bin Imam ‘Alawi bin Sayidina Imam al Faqih al Muqadam bin ‘Ali Ba Alawi.

Pendidikan Habib Luthfi

Riwayat pendidikan beliau terutama mengenai pendidiikan agama, terutama beliau mendapatkan ilmu agama dari ayahanda tercinta Al-Habib al Hafidz Ali al-Ghalib. Setelah mendapatkan pelajaran agama dari ayahanda, beliau kemudian melanjutkan pendidikannya di madrasah salafiah selama tiga tahun.

Habib Luthfi Bin Yahya juga pernah mondok di Pondok Pesantren Roudlotul Mubtadiin Balekambang Jepara yang pada saat itu di asuh oleh KH.Abdullah Hadziq bin Hasbullah

Setelah memperoleh pendidikan langsung dari kedua orang tuanya, pada usia 12 tahun, beliau mulai mengembara mencari ilmu. Pada usia tersebut beliau mengikuti pamannya al Habib Muhammad di Indramayu Jawa Barat. Sejak saat itulah beliau mulai keluar masuk pesantren.

Kemudian setelah tak lama beliau nyantri di Bondokerep Cirebon, Habib Luthfi mendapatkan beasiswa ke Timur Tengah seperti Mekkah, Madinah, Hadramaut dan Negara-negara lainnya. Di Timur tengah beliau menerima ilmu syari’ah, thariqah dan tasawuf dari para ulama-ulama besar, wali-wali Allah yang utama, dan guru-guru yang penguasaan ilmunya tidak diragukan lagi.

Dari guru-guru tersebut Habib Luthfi mendapat ijazah Khas (khusus), dan juga ‘Am (umum) dalam Dakwah dan nasyru syari’ah (menyebarkan syari’ah), thariqah, tashawuf, kitab-kitab hadits, tafsir, sanad, riwayat, dirayat, nahwu, kitab-kitab tauhid, bacaan-bacaan aurad, hizib-hizib, kitab-kitab shalawat, kitab thariqah, sanad-sanadnya, nasab, kitab-kitab kedokteran. Dan ia juga mendapat ijazah untuk membai’at.

Baca Juga:  Habib Luthfi Bakal Hadiri Silatnas MATAN di Makassar

Setelah tiga tahun di Timur Tengah beliau kembali ke Tanah Air, dan nyantri lagi ke sejumlah pesantren seperti ke pesantren Kliwet Indramayu, Tegal (Kiai Said), juga ke Syekh Muhammad Abdul Malik bin Muhammad Ilyas Kedung Paruk Purwokerto.

Selain  ke  Mbah  Malik,  pada  masa  itu  Habib  Luthfi  juga  berguru  kepada Habib Ahmad bin Ali Bafaqih Tempel Bali, yang merupakan sahabat Mbah Malik. Kemudian beliau juga berguru kepada  beberapa Kiai dan Habaib lain yang terkenal  kealiman dan kewaliannya seperti  Kyai  Maksum Lasem, Kyai Dimyathi Comal, Habib Sholeh bin Muhsin Al-Hamid Tanggul, Habib Muhsin bin Hadi Beran, dan lain-lain.

Habib  Luthfi  juga  seorang  pribadi  yang  sangat  mencintai  sejarah.  Karena menurutnya  jika seseorang tidak  mengerti  sejarah  maka akan  mudah dicabut dari akar  jati  dirinya  sebagai  pribadi  dan  sebagai  bangsa.

Itu sebabnya sejak  tahun  1960-an, Habib  Luthfi  bergelut  dengan  teks-teks  sejarah, dan berziarah  ke makam-makam Ulama dan Auliya untuk membaca tulisan yang tercatat di nisan. Hingga sekarang pun Habib  Luthfi  masih gemar ziarah kubur. 

Bahkan dahulu ada istilah tiga serangkai ahli  ziarah untuk menjuluki Habib Luthfi, KH. Fuad  Hasyim, dan  KH. Abdurrahman Wahid (Gusdur).  Kata Habib Luthfi, “Kalau manisnya madu ilmu ingin cepat dirasakan, sering-sering ziarah makam Ulama dan Auliya.”

Puncak dari perjalanan ilmiah Habib Luthfi menurut  peneliti adalah saat beliau mendapat  ijazah secara langsung untuk  berdakwah dari Nabi Muhammad  SAW. Sebagaimana yang dituturkan oleh Syekh Rajab Dib An-Naqsybandiy, seorang Ulama besar dan Mursyid Thariqah Naqsybandiyyah dari Suriah.

Ada beberapa poin penting  yang membuat kemanfaatan dan keberkahan  ilmu dari Habib Luthfi antara lain:

  1. Cinta, taat, dan patuh pada ibu. Selama proses belajar Habib Luthfi bukan hanya belajar, tapi juga ikut membantu ekonomi keluarga, termasuk dengan bertani, dan berjualan kayu bakar. Habib Luthfi  juga melakukan segala sesuatu selalu atas restu dan doa ibu.
  2. Cinta, taat, dan patuh pada Guru. Hal tersebut dibuktikan dengan    totalitasnya berkhidmah, bahkan merelakan ketinggalan pelajaran demi memenuhi perintah guru. Sehingga semua guru mencintai  Habib Luthfi dan menganggap seperti anak kandung sendiri.
  3. Mencari ilmu dan berguru tiada henti. Bahkan sampai sekarang Habib Luthfi masih kerap berguru dan bertabaruk kepada Ulama-ulama lain, sekalipun kepada Ulama yang lebih muda usianya seperti Habib Umar bin Hafizh. Tercatat adasekitar 95 orang guru dari Habib Luthfi

Guru-guru Habib Luthfi bin Yahya

Tercatat ada 95 orang yang menjadi guru Habib Luthfi. Berikut adalah daftar nama guru-guru Habib Luthfi, antara lain :

  1. Habib Ali bin Hasyim bin Umar bin Yahya (Ayah sendiri),
  2. Habib Ahmad bin Ali bin Ahmad bin Abdullah bin Thalib Alatas (Pekalongan),
  3. Habib Husein bin Hasyim bin Umar bin Yahya (Pekalongan),
  4. Habib Abu Bakar bin Abdullah Alatas (Pekalongan),
  5. Habib Hamid Al-Habsyi,
  6. Syekh Ahmad bin Mahfuzh,
  7. Habib Muhammad bin Husein bin Ahmad bin Abdullah bin Thalib Alatas (Pekalongan),
  8. Syekh Muhammad Kaukab bin Muslim (Benda Kerep Cirebon),
  9. Syekh Muhtadi bin Muslim (Benda Kerep Cirebon),
  10. Syekh Arsyad bin Muhammad Amin (Benda Kerep Cirebon)
  11. Syekh Muhammad Bajuri (Sudimampir Balongan Indramayu)
  12. Syekh Masyhadi bin Muslim bin Utsman (Karangampel Indramayu),
  13. Habib Sholeh bin Abdullah Al-Hinduan (Karangampel Indramayu),
  14. Habib Abu Bakar bin Abdullah Ba‟abud (Indramayu),
  15. Habib Alwi binYusuf bin Ahmad bin Yahya (Indramayu),
  16. Habib Muhammad bin Toha bin Umar bin Yahya (Indramayu),
  17. Habib Muhammad bin Hasyim bin Umar bin Yahya (Kliwed Kertasemaya Indramayu),
  18. Habib Syekh bin Abu Bakar bin Syaikhan bin Yahya (Jagasatru Cirebon),
  19. Habib Muhammad bin Umar bin Abu Bakar bin Yahya (Pegagan Palimanan Cirebon)
  20. Habib Ahmad bin Ismail bin Yahya (Jenun Arjawinangun Cirebon),
  21. Habib Umar bin Ismail bin Yahya (Panguragan Cirebon),
  22. Habib Ibrahim bin Ismail bin Yahya (Gegesik Cirebon),
  23. Habib Idrus bin Muhammad bin Idrus Al Habsyi (Cirebon),
  24. Habib Ali bin Husein Alatas (Cikini Jakarta),
  25. Habib Umar bin Hud Alatas (Jakarta),
  26. Habib Ali bin Ahmad bin Abdullah bin Thalib Alatas (Pekalongan),
  27. Habib Yahya bin Hasyim bin Umar bin Yahya (Pekalongan),
  28. Habib Abdullah bin Salim Maula Khailah (Pekalongan),
  29. Habib Zain bin Ali Al Jufri (Semarang),
  30. Habib Idrus bin Muhammad As Segaf (Semarang),
  31. Habib Anis bin Alwi bin Ali Al Habsyi (Solo),
  32. Habib Abdul Qadir bin Abdurrahman As Segaf (Solo),
  33. Habib Umar bin Abdul Qadir Al Idrus (Solo),
  34. Habib Ahmad bin Ali Bafaqih (Tempel Sleman Jogjakarta),
  35. Habib Umar bin Toha bin Yahya (Surabaya),
  36. Habib Muhammad bin Idrus Al Habsyi (Surabaya),
  37. Habib Sholeh bin Muhsin Al Hamid (Tanggul Jember),
  38. Habib Muhsin bin Hadi Al Hamid (Beran),
  39. Habib Abdullah bin Abdul Qadir Bilfaqih (Malang),
  40. Habib Hasan bin Utsman bin Yahya,
  41. Habib Utsman bin Alwi bin Utsman bin Yahya (Jakarta),
  42. Habib Muhammad bin Aqil bin Yahya (Jakarta),
  43. Habib Ahmad bin Muhammad Al Haddad (Jakarta),
  44. Habib Abdul Qadir bin Ahmad As Segaf (Makkah),
  45. Habib Ahmad Masyhur Al Haddad (Tarim Yaman),
  46. Syekh Sa‟duddin Al Halabi Ad Dimasyqi (Makkah),
  47. Habib Muhammad bin Alwi Al Maliki (Makkah),
  48. Habib Umar bin Muhammad bin Hafizh bin Syekh Abu Bakar bin Salim (Tarim Yaman),
  49. Habib Zain bin Ibrahim bin Smith (Madinah),
  50. Habib Muhammad bin Alwi Al Habsyi (Tarim Yaman),
  51. 5Habib Hasan bin Salim Alatas (Singapura),
  52. Syekh Abdullah Al Faqih bin Umar Al Khathib (Singapura),
  53. Habib Ali bin Umar Bafaqih (Negara Bali),
  54. Habib Muhammad Al Qadhi Al Kaf (Tegal),
  55. Habib Hasan bin Husein bin Muhammad Al Haddad (Tegal),
  56. Habib Muhammad bin Ali bin Toha Al Haddad (Tegal),
  57. Habib Aqil bin Abdullah bin Yahya (Kadipaten Majalengka),
  58. Syekh Muhammad bin Abdullah Haujah (Semarang),
  59. 59.Habib Idrus bin Abu Bakar Al Habsyi (Surabaya),
  60. Syarifah Zahra‟ binti Abu Bakar bin Umar bin Yahya (Surabaya),
  61. Syarifah Khadijah binti Hasyim bin Yahya (Pekalongan),
  62. Syarifah Syaikhun binti Syekh bin Alwi bin Yahya (Jakarta),
  63. Syekh Abdullah bin Nuh (Bogor),
  64. Syekh Mahfuzh bin Anwar (Blado Pekalongan),
  65. Syekh Ali Bamahramah,
  66. Habib Hamid bin Muhammad Al Hanafi bin Salim bin Yahya (Makkah),
  67. Habib Muhammad bin Aqil bin Yahya (Sokaraja Purwokerto),
  68. Sayyid Syekh Muhammad Abdul Malik bin Ilyas (Kedung Paruk Purwokerto),
  69. Syekh Muzni (Karangcengis Ajibarang Banyumas),
  70. Syekh Ali bin Abu Bakar Basalamah (Jatibarang Brebes),
  71. Syekh Manshur bin Nawawi,
  72. Syekh Suhrawardi bin Nawawi (Tegal),
  73. Syekh Said bin Armia (Giren Tegal),
  74. Syekh Abdul Jamil (Pemalang),
  75. Syekh Muhammad Dimyathi bin Nashir (Comal Pemalang),
  76. Syekh Muhammad Nur (Walangsanga Moga Pemalang),
  77. Syekh Muhammad Sholeh Madyani (Kebagusan Comal Pemalang),
  78. Syekh Abdul Fattah bin Thahir (Kradenan Bangkalan),
  79. Syekh Irfan (Kertijayan Pekalongan),
  80. Syekh Ahmad Mudzakir bin Fadholi (Pekalongan),
  81. Syekh Ru‟yah (Kaliwungu Kendal),
  82. Syekh Muhammad Ma‟shum (Lasem Rembang),
  83. Syekh Abdullah Salam (Kajen Pati),
  84. Syekh Abdullah Hadziq bin Hasbullah (Jepara),
  85. Habib Ali bin Muhammad bin Syihab,
  86. Habib Salim bin Abdullah Asy Syathiri (Tarim Yaman),
  87. Habib Ali bin Muhammad bin Abdul Qadir As Segaf (Tuban),
  88. Sayyid Afifuddin Al Jilani,
  89. Sayyid Syekh Muhammad Nazhim Adil Al Haqqani (Siprus),
  90. Syekh Muhammad bin Abdul Bari Tegal,
  91. Syekh Zuhdi (Cikura Tegal),
  92. Syekh Rais bin Armia (Cikura Tegal),
  93. Syekh Utsman Abid Al Bamawi Asy Syadzili,
  94. Habib Aqil bin Muhammad Ba‟abud (Purworejo), dan
  95. Habib Abu Bakar Al-Adni bin Ali Al Masyhur (Tarim Yaman)
Baca Juga:  Siapakah Cak Nun Sebenarnya? Inilah Profil, Riwayat Pendidikan, Pemikiran dan Prestasinya

Tokoh Muslim Berpengaruh di Dunia

Seiring waktu berjalan beliau dikenal sebagai ulama karismatik, dalam berdakwah beliau adalah seseorang yang sering mengangkat isu-isu nasionalisme serta persatuan. Hingga akhirnya beliau masuk dalam 50 tokoh muslim berpengaruh dunia yang dirilis oleh Pusat Strategi Islam (The Royal Islamik Strategic Studies Centre) di Ammann, Jordania.

Atas keulamaan, nasionalisme dan karismatiknya, membawa Habib Muhammad Luthfi bin Yahya pada tanggal 13 Desember 2019 menjadi dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) yang dilantik langsung oleh Presiden Joko Widodo. Pelantikan ini berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 137/p tahun 2019 tentang pengangkatan Dewan Pertimbangan Presiden.

Kegiatan-kegiatan

  1. Pengajian Thariqah tiap jum’at Kliwon pagi (Jami’ul Usul thariq al Aulia).
  2. Pengajian Ihya Ulumidin tiap Selasa malam.
  3. Pengajian Fath Qarib tiap Rabu pagi(husus untuk ibu-ibu)
  4. Pengajian Ahad pagi, pengajian Thariqah husus ibu-ibu.
  5. Pengajian tiap bulan Ramadhan (untuk santri tingkat Aliyah).
  6. Da’wah ilallah berupa umum di berbagai daerah di Nusantara.
  7. Rangakain Maulid Kanzus (lebih dari 60 tempat) di kota Pekalongan dan daerah sekitarnya. Dan kegiatan lainnya.
Baca Juga:  Syekh Ahmad Khatib Bapak Reformis Islam Indonesia

Karir dan Jabatan Organisasi

  1. Pendiri dan Pembina Majelis Ta’lim Kanzus Sholawat Pekalongan – Jawa Tengah
  2. Ra’is ‘Am Jam’iyah Ahlu Thariqah al Mu’tabarah an Nahdiyah (JATMAN).
  3. Ketua Umum MUI Jawa Tengah.
  4. Ketua Forum Sufi Internasional.
  5. Dewan Pertimbangan Presiden Periode 2019 – 2024

Peranan dalam organisasi MATAN

Mahasiswa Ahlith Thariqoh Al Mu’tabaroh An Nahdliyyah (MATAN) adalah organisasi Tarekat untuk kalangan mahasiswa yang diprakarsai oleh Maulana Habib Muhammad Luthfi bin Yahya, Ro’is ‘am JATMAN (Jamiyyah Ahlith Thariqah Al Mu’tabarah An Nahdliyyah) yang berafiliasi kepada organisasi Islam Nahdlatul Ulama.

Arif Rahman Hakim
Sarung Batik