Hadits Shahih Al-Bukhari No. 122 – Kitab Ilmu

Pecihitam.org – Hadits Shahih Al-Bukhari No. 122– Kitab Ilmu ini, Imam Bukhari memberi judul dengan “firman Allah Ta’ala : “Dan tidaklah kalian diberi ilmu kecuali sedidkit…”” membahas mengenai sahabat yang bertanya kepada Raulullah tentang ruh. Keterangan dikutip dan diterjemahkan dari Kitab Fathul Bari Jilid 1 Kitab Ilmu. Halaman 429-430.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

حَدَّثَنَا قَيْسُ بْنُ حَفْصٍ قَالَ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَاحِدِ قَالَ حَدَّثَنَا الْأَعْمَشُ سُلَيْمَانُ بْنُ مِهْرَانَ عَنْ إِبْرَاهِيمَ عَنْ عَلْقَمَةَ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ بَيْنَا أَنَا أَمْشِي مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي خَرِبِ الْمَدِينَةِ وَهُوَ يَتَوَكَّأُ عَلَى عَسِيبٍ مَعَهُ فَمَرَّ بِنَفَرٍ مِنْ الْيَهُودِ فَقَالَ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ سَلُوهُ عَنْ الرُّوحِ وَقَالَ بَعْضُهُمْ لَا تَسْأَلُوهُ لَا يَجِيءُ فِيهِ بِشَيْءٍ تَكْرَهُونَهُ فَقَالَ بَعْضُهُمْ لَنَسْأَلَنَّهُ فَقَامَ رَجُلٌ مِنْهُمْ فَقَالَ يَا أَبَا الْقَاسِمِ مَا الرُّوحُ فَسَكَتَ فَقُلْتُ إِنَّهُ يُوحَى إِلَيْهِ فَقُمْتُ فَلَمَّا انْجَلَى عَنْهُ قَالَ { وَيَسْأَلُونَكَ عَنْ الرُّوحِ قُلْ الرُّوحُ مِنْ أَمْرِ رَبِّي } وَمَا أُوتُوا مِنْ الْعِلْمِ إِلَّا قَلِيلًا قَالَ الْأَعْمَشُ هَكَذَا فِي قِرَاءَتِنَا

Baca Juga:  Hadits Shahih Al-Bukhari No. 44 – Kitab Iman

Terjemhahan: Telah menceritakan kepada kami [Qais bin Hafsh] berkata, telah menceritakan kepada kami [‘Abdul Wahid] berkata, telah menceritakan kepada kami [Al A’masy Sulaiman bin Mihran] dari [Ibrahim] dari [‘Alqamah] dari [‘Abdullah] berkata, “Ketika aku berjalan bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam di sekitar pinggiran Kota Madinah, saat itu beliau membawa tongkat dari batang pohon kurma. Beliau lalu melewati sekumpulan orang Yahudi, maka sesama mereka saling berkata, “Tanyakanlah kepadanya tentang ruh!” Sebagian yang lain berkata, “Janganlah kalian bicara dengannya hingga ia akan mengatakan sesuatu yang kalian tidak menyukainya.” Lalu sebagian yang lain berkata, “Sungguh, kami benar-benar akan bertanya kepadanya.” Maka berdirilah seorang laki-laki dari mereka seraya bertanya, “Wahai Abul Qasim, ruh itu apa?” Beliau diam. Maka aku pun bergumam, “Sesungguhnya beliau sedang menerima wahyu.” Ketika orang itu berpaling, beliau pun membaca: ‘(Dan mereka bertanya kepadamu tentang ruh. Katakanlah: “Ruh itu termasuk urusan Rabbku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit) ‘ (Qs. Al Israa`: 85). Al A’masy berkata, “Seperti inilah dalam qira`ah kami.”

Baca Juga:  Hadits Mutawatir: Pengertian dan Syaratnya

Keterangan Hadis: Abdul Wahid adalah Abu Ziyad Al Bashri.

خَرِبِ berarti reruntuhan.

عَسِيبٍ atau tongkat dan pelepah kurma. بِنَفَرٍ مِنْ الْيَهُودِ (Beberapa orang Yahudi). Saya tidak menemukan nama-nama mereka.

لَا تَسْأَلُوهُ لَا يَجِيءُ فِيهِ Janganlah kalian tanyakan hal itu, karena takut jika beliau memberi jawaban yang tidak menyenangkan kita.

فَقُمْتُ (Saya berdiri) sehingga saya tidak mengacaukan konsentrasi beliau, atau dalam kata lain saya berdiri dengan tegak sebagai pembatas antara Nabi dan orang-orang Yahudi. فَلَمَّا انْجَلَى Atau setelah terlepas dan himpitan, karena datangnya wahyu.

الرُّوحُ Mayoritas pendapat mengatakan, bahwa yang ditanyakan orang-orang Yahudi itu adalah hakikat ruh yang ada dalam hewan. Ada juga yang berpendapat, bahwa yang mereka tanyakan adalah tentang malaikat Jibril, nabi Isa, Al Qur’an, penciptaan ruh, dan lain-lain. Hal ini akan disinggung dalam Kitab At-Tajsir. insya Allah . Di sana akan kita jelaskan tentang apa yang dimaksud dengan ruh hewan, tapi yang jelas hanya Allah yang mengetahui hakikat ruh.

Baca Juga:  Hadits Shahih Al-Bukhari No. 329-330 – Kitab Tayammum

Dalam lafazh Al Kasymihani, هَكَذَا فِي قِرَاءَتِنَا maksudnya bacaan Al A’masy. Bacaan ini bukan termasuk qira ‘at sab ‘ah dan bukan termasuk qiraat-qiraat terkenal lainnya, karena Abu Abid dalam kitabnya Al Qira ‘at tidak memasukkan bacaan Al A’masy. Wallahu A’lam.

M Resky S