Hadits Tentang Keutamaan Membaca Al-Quran Dari Berbagai Riwayat

Hadits Tentang Keutamaan Membaca Al-Quran Dari Berbagai Riwayat

PeciHitam.org – Sebelum memulai pembahasan ini, saya ingin mengajak pembaca untuk muhasabah, introspeksi diri. Tahukah kita tentang keutamaan membaca al-Quran? Bagaimana jika dibandingkan dengan membaca status status di sosial media? Apakah sebanding?

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Mari kita tanyakan kepada pribadi kita masing-masing, waktu kita untuk membuka HP di luar kebutuhan pokok keluarga dan kantor, apakah seimbang atau minimal sejajar dengan waktu yang kita luangkan untuk mengakses informasi dari Allah subhanahu wa ta’ala yang Maha Menciptakan kita?

Dalam sehari, berapa jam kita membuka HP, dan berapa jam kita membuka media sosial dan al-Quran?

Jika informasi-informasi tidak penting, atau bahkan informasi buruk saja yang selalu kita akses sepanjang hari, tidak heran bila kita kian menjauh dari agama. Sebab, sikap yang kita ambil, teladan yang kita tiru, tidak bersumber dari al-Quran.

Bagaimana orang akan mendapatkan keberkahan al-Quran jika mengakses al-Quran saja jarang-jarang atau bahkan tidak pernah sama sekali? Apakah artis-artis yang selalu kita ikuti kabar aktivitasnya di dunia ini, kelak saat dia mati, akan peduli dengan kita? Apabila jawabannya adalah “tidak”, maka selayaknya kita mengakses informasi yang  kelak memberikan syafaatnya kepada kita di hari kiamat, yaitu al-Quranul Karim.

Abu Umamah al-Bahili menceritakan, ia pernah mendengar dari Rasulullah ﷺ tentang beberapa keutamaan membaca al-Quran, begini hadisnya:

اقْرَءُوا الْقُرْآنَ فَإِنَّهُ يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ شَفِيعًا لِأَصْحَابِهِ

Artinya: “Bacalah kalian al-Quran. Sesungguhnya besok pada hari kiamat, ia akan menjadi pemberi syafa’at (penolong) bagi pembacanya. (HR Muslim)

Di dalam hadits, Rasulullah ﷺ, sangat banyak menyebutkan bagaimana keutamaan-keutamaan al-Quran. Di antaranya adalah:

مَنْ قَرَأَ حَرْفاً مِنْ كِتَابِ اللهِ فَلَهُ حَسَنَةٌ 

“Barangsiapa yang membaca satu huruf saja dari kitabullah (al-Quran), maka ia mendapatkan satu kebaikan.”

وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا  

“Padahal setiap satu kebaikan, akan dibalas oleh Allah sepuluh kebaikan.”

Baca Juga:  Hadits Shahih Al-Bukhari No. 523-525 – Kitab Waktu-waktu Shalat

لَا أَقُوْلُ الم حَرْفٌ 

“Aku tidak mengatakan Alif Lam Mim itu terdiri dari satu huruf.”

وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ، وَلَامٌ حَرْفٌ، وَمِيْمٌ حَرْفٌ

“Tapi Alif dihitung satu huruf, Lam dihitung satu huruf, dan Mim dihitung satu huruf,” (HR at-Tirmidzi).

Jika Alif Lam Mim dihitung tiga huruf, maka tiga huruf tersebut masing-masing dikalikan sepuluh menjadi 30 balasan pahala kebaikan yang akan diberikan Allah kepada orang yang membaca al-Quran baru Alif Lam Mim saja.

Tentu hal ini tidak akan sama dengan apa yang kita dapatkan saat kita membaca media sosial di HP selama apa pun itu. Mengakses medsos boleh-boleh saja, tidak haram, selama tak ada maksiat di dalamnya. Tapi jangan sampai dengan mangakses medsos itu, kita lantas melupakan aktivitas membaca al-Quran.

Siapa yang tidak bergembira apabila semua hidupnya diatur secara baik sedangkan yang mengatur itu adalah Allah subhanahu wa ta’ala? Hidup baik tidak mesti diartikan kaya dengan harta. Tidak. Ada orang yang kaya tapi hidupnya tidak harmonis.

Ada orang kaya tapi meninggal justru dengan cara bunuh diri. Artinya kita jangan mempunyai anggapan bahwa diberi kebaikan oleh Allah pasti melalui jalan kekayaan harta. Dan jangan pula kita mesti su’udhan bahwa orang kaya itu buruk. Karena orang kaya yang baik juga banyak, asalkan semua taat atas aturan Allah subbhanahu wa ta’ala.

Dalam hadits dikatakan:

مَنْ شَغَلَهُ الْقُرْآنُ وَذِكْرِيْ عَنْ مَسْأَلَتِيْ أَعْطَيْتُهُ أَفْضَلَ مَا أُعْطِيْ السَّائِلِيْنَ، 

 “Barangsiapa yang selalu sibuk membaca al-Quran dan berdzikir kepada-Ku (Allah) sampai-sampai ia tidak sempat meminta (berdoa) kepada-Ku, Aku lah yang akan memberikan kepada dia dengan pemberian terbaik sebagaimana yang saya berikan kepada orang-orang yang pernah meminta.”

فَفَضْلُ كَلَامِ اللهِ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى عَلَى سَائِرِ الْكَلَامِ كَفَضْلِ اللهِ تَعَالَى عَلَى خَلْقِهِ

“Keutamaan al-Quran (kalamullah) dibandingkan dengan semua perkataan itu bagaikan keutamaan Allah dibandingkan dengan semua makhluknya,” (HR a-Tirmidzi).

Baca Juga:  Hadits Shahih Al-Bukhari No. 186 – Kitab Wudhu

Dengan demikian, kita menjadi tahu, apabila kita ingin mendapatkan keutamaan yang setinggi-tingginya, maka kita perlu membaca al-Quran. Keutamaan bacaan al-Quran tak akan sebanding dengan bacaan mana pun, termasuk yang tersebar di media sosial. Oleh karena itu dalam media sosial dan al-Quran, mari kita mulai membenahi diri kita. Jangan sampai kita merasa tidak punya waktu membaca al-Quran, tapi nyatanya kita punya waktu lama untuk bermedia sosial.

Kita sekarang sudah tidak punya alasan untuk kerepotan membawa mushaf al-Quran, karena di dalam HP, sekarang kita bisa memasang aplikasi mushaf al-Quran.

Kata Rasulullah ﷺ:

إِنَّ الَّذِيْ لَيْسَ فِيْ جَوْفِهِ شَيْءٌ مِنَ الْقُرْآنِ كَالْبَيْتِ الْخَرِبِ

“Orang yang di dalam tubuhnya tidak ada sama sekali al-Quran, itu bagaikan rumah yang rusak,” (HR at-Tirmidzi).

Lalu minimal berapa banyak idealnya kita membaca al-Quran dalam sebulan?

Berikut penuturan Abdullah bin Umar yang mengisahkan percakapannya dengan Baginda Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam:

قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللهِ، فِي كَمْ أَخْتِمُ الْقُرْآنَ؟ قَالَ: «اخْتِمْهُ فِي كُلِّ شَهْرٍ» قُلْتُ: إِنِّي أُطِيقُ أَفْضَلَ مِنْ ذَلِكَ قَالَ: «اخْتِمْهُ فِي خَمْسٍ وعشرين» قُلْتُ: إِنِّي أُطِيقُ أَفْضَلَ مِنْ ذَلِكَ قَالَ: «اخْتِمْهُ فِي خمس عشرة» قُلْتُ: إِنِّي أُطِيقُ أَفْضَلَ مِنْ ذَلِكَ قَالَ: «اخْتِمْهُ فِي عَشْرٍ» قُلْتُ: إِنِّي أُطِيقُ أَفْضَلَ مِنْ ذَلِكَ قَالَ: «اخْتِمْهُ فِي خَمْسٍ» قَالَ: إِنِّي أُطِيقُ أَفْضَلَ مِنْ ذَلِكَ قَالَ: «فَمَا رَخَّصَ لِي»

Artinya: “Saya bertanya kepada Rasulullah, ‘Ya Rasulallah, sebaiknya dalam sebulan saya mengkhatamkan al-Quran berapa kali?’ Rasul menjawab, ‘Khatamkan satu kali dalam sebulan!’ Aku kembali bertanya, ‘Saya kuat khatam melebihi itu, Ya Rasul.’ Beliau menjawab, ‘Khatamkan dalam 25 hari.’ Saya masih kuat lebih dari itu. ‘Khatamkan dalam 15 hari.’ ‘Saya masih mampu lebih dari itu.’ ‘Khatamkan dalam 10 hari.’ ‘Saya masih kuat lebih dari itu.’ ‘Khatamkan dalam 5 hari.’ ‘Saya masih kuat lebih dari itu, Ya Rasul.’ Kemudian setelah aku menyatakan mampu mengkhatamkan al-Quran kurang dari lima hari, Rasul tidak memberikan keringanan lebih lanjut,” (As-Sunan Al-Kubra 8011).

Baca Juga:  Hadits Shahih Al-Bukhari No. 149 – Kitab Wudhu

Standarnya, orang membaca al-Quran adalah sebulan sekali khatam. Dengan begitu berarti jika dibagi, maka setiap hari kita hendaknya membaca al-Quran paling tidak satu juz. Satu juz ini terdapat sepuluh lembar.

Kalau dibagi setiap kali bakda shalat, maka kita perlu meluangkan waktu untuk membaca al-Quran dua lembar atau empat halaman. Bagi orang yang sudah lancar, mungkin tidak sampai lima menit selesai. Bagi yang masih terbata-bata mungkin sekitar 10 menit.

Mari kita menabung untuk kepentingan pribadi kita sebagai bekal akhirat, dengan meluangkan waktu lima sampai sepuluh menit saja dari 24 jam sehari yang diberikan Allah sebagai fasilitas hidup kita.

Semoga kita dan keluarga kita termasuk orang yang diberi pertolongan oleh Allah subhanahu wa ta’ala untuk bisa menjalankan ibadah membaca al-Quran dengan sesuai tuntunan syariat sehingga kita tergolong orang yang bertakwa, kelak kita semua meninggal dalam keadaan husnul khatimah. Amiin yaa Rabbal Alamiin.

Mohammad Mufid Muwaffaq

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *