Heboh, Soal Ujian Agama SD di Solok Diduga Hina Nabi Muhammad

Soal Ujian SD

Pecihitam.org – Belum lama ini linimasa media sosial dihebohkan dengan kabar adanya pertanyaan dalam soal ujian Agama kelas IV SD di Kabupaten Solok, Sumatera Barat, yang diduga menghina Nabi Muhammad SAW.

Dalam naskah soal yang beredar, tertulis pertanyaan tentang sikap Nabi Muhammad SAW yang tidak patut diteladani.

Di bawah ini yang merupakan sikap Nabi Muhammad SAW yang tidak patut kita teladani adalah:

A. malas belajar

B. mengerjakan tugas sekolah

C. menjaga nama baik guru dan sekolah

D. menjaga nama baik orang tua.

Publik pun menganggap pertanyaan dalam naskah soal ujian tersebut melecehkan sosok Nabi Muhammad SAQ.

Soal tersebut merupakan ujian semester bagi siswa kelas IV SD di Solok untuk mata pelajaran Agama yang digelar pada Senin, 9 Desember 2019.

Baca Juga:  Bashar Assad: Tak Masuk Akal Jika Suriah Ambil Tindakan Permusuhan Terhadap Turki

Merespons naskah soal ujian tersebut, Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Solok, Zulkisar mengatakan bahwa pertanyaan dalam soal ujian yang dimaksud merupakan kesalahan dalam proses editing.

“Tidak ada unsur penistaan Nabi Muhammad, tapi ini kesalahan edit naskah ujian,” kata Zulkisar, dikutip dari Detik, Kamis, 12 Desember 2019.

Menurut Zulkisar, naskah asli yang benar yakni:

Selaku umat Nabi Muhammad SAW patut meneladani sikapnya. Sebagai pelajar, yang tidak patut kita contoh dari penyataan di bawah ini adalah:

A. Malas belajar

B. Mengerjakan tugas sekolah

C. Menjaga nama baik guru dan sekolah

D. Menjaga nama baik orang tua

Kesalahan editing dalam naskah itu, kata Zulkisar, adalah hal yang tidak disengaja. Editor naskah tersebut, kata dia, hanya ingin memperpendek kalimat yang tertulis dalam soal.

Baca Juga:  Baca Shalawat Tibbil Qulub, Gadis Ini Sembuh dari Corona Dalam Waktu Singkat

“Sebenarnya tidak ada kesengajaan. Editor memperpendek kalimat, itulah akhirnya meresahkan,” ujar Zulkisar.

Zulkisar menyebut, pengerjaan naskah soal ujian dilaksanakan oleh Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3S) Kecamatan.

“Yang jelas mereka (K3S) sudah minta maaf. Saya minta naskah asli dari pembuat soal dan (naskah) editan yang diedit manual. Saya minta kertasnya (untuk melihat) mana yang dicoret, mana (kalimat) yang dipotong,” ujarnya.