Hikmah Gosok Gigi atau Bersiwak Menurut Hadits Nabi Muhammad

Hikmah Gosok Gigi atau Bersiwak Menurut Hadits Nabi Muhammad

PeciHitam.org – Gosok gigi atau bersiwak mungkin terlihat seperti hal sepele tapi sebenarnya mempunyai peranan penting baik terkait pelaksanaan ibadah maupun interaksi sosial.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Bisa dibayangkan bagaimana perasaan seseorang ketika sedang berdiskusi bersama dengan jarak yang sangat dekat sehingga mencium bau mulut tidak sedap,begitupun ketika sedang melaksanakan shalat, karena tidak gosok gigi maka sisa makanan yang ada di mulut bisa mengganggu konsentrasi shalat atau kalau tertelan malah justru bisa membatalkan shalat.

Ada banyak hikmah dari gosok gigi atau bersiwak yang disunnahkan oleh syariat tersebut, bahkan disunnahkan mengajari anak kecil bersiwak, tujuannya bukan hanya untuk kesehatan mulut tapi juga membiasakan mereka melakukan sunah sejak dini sehingga menjadi kebiasaan saat dewasa.

قَالُوا وَيُسْتَحَبُّ أَنْ يُعَوِّدَ الصَّبِيَّ السِّوَاكَ لِيَأْلُفَهُ كَسَائِرِ الْعِبَادَاتِ

Artinya: “Para ulama mengatakan bahwa disunnahkan untuk melatih kebiasaan anak kecil untuk bersiwak supaya anak terbiasa melakukannya sebagaimana ibadah-ibadah yang lain.” (Lihat: Al-Majmu’ Syarah al-Muhadzab, Imam Nawawi, juz 1)

Dalam bersiwak diutamakan memakai jenis kayu arok tapi apabila menggunakan selain kayu tersebut yaitu yang penting kasar seperti sikat gigi maka tetap mendapatkan kesunnahan.

Baca Juga:  Hari Kiamat Menurut AlQuran dan Rahasia Kapan Terjadinya

Gosok gigi atau bersiwak juga disunnahkan dilakukan secara berulang untuk shalat yang mempunyai takbiratul ihram berulang dan ini diambil dari redaksi hadits yang menggunakan frasa: “niscaya saya perintahkan kepada mereka untuk bersiwak setiap kali shalat.”

إذَا أَرَادَ أَنْ يُصَلِّيَ صَلَاةً ذَاتَ تَسْلِيمَاتٍ كَالتَّرَاوِيحِ وَالضُّحَى وَأَرْبَعَ رَكَعَاتٍ سُنَّةَ الظُّهْرِ أَوْ الْعَصْرِ وَالتَّهَجُّدَ وَنَحْوَ ذَلِكَ اُسْتُحِبَّ أَنْ يَسْتَاكَ لِكُلِّ رَكْعَتَيْنِ لِقَوْلِهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَأَمَرْتهمْ بِالسِّوَاكِ عِنْدَ كُلِّ صَلَاةٍ أَوْ مَعَ كُلِّ صَلَاةٍ وَهُوَ حَدِيثٌ صَحِيحٌ كَمَا سَبَقَ

Artinya: “Jika ada orang yang ingin melakukan shalat yang mempunyai banyak salam seperti shalat tarawih, dhuha, shalat empat rakaat sunnah dzuhur dan ashar, tahajjud, dan lain sebagainya, maka disunnahkan bersiwak setiap kali dua rakaat karena berdasar sabda Rasulullah SAW, ‘niscaya akan aku perintahkan kepada mereka untuk bersiwak pada setiap kali shalat,’ hadits tersebut shahih,” (Al-Majmu’ Syarah al-Muhadzab, Imam Nawawi)

Dari penjelasan di atas menunjukkan bahwa siwak atau gosok gigi merupakan aktifitas yang tidak wajib tapi perlu diperhatikan karena sedemikian pentingnya hal tersebut.

Baca Juga:  Gus Baha: Alasan Mengapa Ulama Dahulu Wudhu Menggunakan Padasan

Berikut adalah beberapa hal dalam gosok gigi atau bersiwak berdasarkan dengan kitab Al Baijuri, juz 1:

  • Dimulai dari niat karena orang yang gosok gigi baik secara kebetulan ataupun memang sudah menjadi kebiasaan setiap hari bisa tidak mendapat kesunnahan ketika dijalankan tanpa niat melakukan kesunahan.
  • Menggunakan tangan kanan, karena mengikuti perilaku Rasulullah SAW, yang ketika menjalankan hal baik menggunakan tangan kanan, dan juga sebagai pembeda antara gosok gigi atau bersiwak dengan istinja’ ataupun hal lainnya.
  • Jari kelingking berada di bawah batang sikat gigi atau siwak, sedangkan jari manis, jari tengah dan jari telunjuk berada di atas batang dan jempol berada di bawah bagian kepada.

ويسن ان يجعل الخنصر من اسفله والبنصر والوسطى والسبابة فوقه والإبهام اسفل رأسه ثم يضعه بعد ان يستاك خلف أذنه اليسرى لخبر فيه

Artinya: “Disunnahkan menjadikan jari kelingking berada di bawah batang siwak, sedangkan jari manis, tengah dan telunjuk di atasnya dan jempol di bagian atas kepala siwak, setelah bersiwak, kayu siwak diletakkan di belakang telinga bagian kiri, hal ini berdasarkan hadits Baginda Nabi Muhammad SAW.” (Lihat: Ibrahim Al-Bayjuri, Hasyiyah Syekh Ibrahim Al-Bayjuri, Dar al-Kutub al-Ilmiyyah, Beirut)

Baca Juga:  Inilah 3 Keutamaan Umat Nabi Muhammad Dibanding Umat Nabi-Nabi Terdahulu

Masih dalam kitab yang sama sebagian ulama menyunnahkan pada saat permulaan gosok gigi berdoa:

اَللَّهُمَّ بَيِّضْ بِهِ أَسْنَانِيْ، وَشُّدُّ بِهِ لِثَاتِىْ، وَثَبِّتْ بِهِ لَهَاتِيْ، وَبَارِكْ لِيْ فِيْهِ ياَ اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ

Artinya: “Ya Allah, semoga Engkau putihkan gigi-gigiku, kokohkan gusi-gusiku, kuatkan katup nafas kami, berilah kami keberkahan, wahai Dzat yang Maha paling kasih.”

  • Disunnahkan menelan ludah pada kali pertama memulai.
  • Bersikap tenang dan diam karena tidak baik sambil berbicara atau berbincang dengan orang lain.
  • Memulai dari area mulut bagian kanan sampai separuh kemudian bagian separuh yang kiri dan hal tersebut berlaku untuk bagian dalam gigi serta gigi bagian luar.
  • Menggosok bagian pangkal gigi geraham baik secara membujur maupun secara melintang.
  • Menggosok bagian langit-langit mulut dan gigi yang masih tersisa secara melintang.
  • Menggosok bagian lidah secara membujur.
  • Menggosokan secara lembut dan pelan-pelan agar tidak terluka dan karena hal yang dilakukan secara terburu-buru adalah kurang baik.
Mochamad Ari Irawan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *