Ini Kisah Tentang Mukjizat Nabi Nuh AS Yang Sangat Fenomenal

Ini Kisah Tentang Mukjizat Nabi Nuh AS Yang Sangat Fenomenal

Pecihitam.org- Sebagaimana nabi  lainnya, Nabi Nuh AS juga diberikan beberapa mukjizat yang begitu luar biasa. Diantara mukjizat Nabi Nuh AS yang paling fenomenal adalah mampu membuat bahtera kapal yang begitu besar dan kokoh.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Setiap nabi mendapatkan tugas untuk berdakwah. Mereka menyerukan kepada umatnya agar menyembah Allah. Nabi Nuh AS diperintahkan untuk menyebarkan ajaran Allah SWT kepada kaumnya. Namun, mereka enggan menuruti himbauan Nabi Nuh dan justru menyembah berhala.

Di zaman Nabi Nuh, banyak kaumnya yang menyembah berhala. Nabi Nuh sudah berusaha mati-matian mengingatkan kaumnya agar kembali pada Allah. Ratusan tahun Nabi Nuh AS berdakwah. Hanya 80 orang yang mengikuti seruan dakwah Nabi Nuh.

Tak bosan-bosannya Nabi Nuh mengingatkan mereka tapi sayang, kaum Nabi Nuh tak mau mendengarkan. Mereka justru menghina Nabi Nuh. Nabi Nuh sudah mengingatkan agar mereka meninggalkan berhala. Kalau tidak, akan ada banjir besar yang melanda mereka sebagai hukuman dari Allah.

Nuh kan manusia biasa, sama seperti kami. Mana mungkin dia bisa mengetahui sesuatu sebelum terjadi,” ejek kaum Nabi Nuh. Mereka tidak memercayai petunjuk Nabi Nuh.

Baca Juga:  Kezuhudan Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib

Walaupun beliau ditolak dan bahkan diejek oleh kaumnya sendiri, Nabi Nuh tetap mengajak kaumnya untuk bertaubat. Petunjuk Allah tidak bisa dipaksakan, jika memang mereka tidak mau menerima apa yang disampaikan oleh Nabi Nuh, berarti mereka siap menerima resikonya.

Bahkan Anaknya Nabi Nuh yang bernama Qan’an juga tidak patuh. Hal tersebut membuat Nabi Nuh sedih, akan tetapi ia tetap tidak menyerah. Bersama 80 pengikutnya, Nabi Nuh membuat bahtera kapal yang sangat besar.

Berdasarkan petunjuk Allah, semua yang berada di kapal itu bisa selamat dari banjir besar. Rupanya, masih banyak yang menghina Nabi Nuh ketika ia membuat kapal. “Sudahlah, tak usah banyak bicara. Buktikan saja kapan banjir besar itu datang,” kata mereka.

Nabi Nuh bersabar. Beliau mengatakan, hanya Allah yang mengetahui kapan banjir itu akan tiba. Kaum Nabi Nuh tidak percaya banjir besar akan datang karena laut begitu jauh dari kehidupan mereka. Walaupun sudah dijelaskan berulang-ulang, mereka masih saja ingkar.

Baca Juga:  Meneladani Kisah Uwais Al Qarni, Seorang Anak Yang Berbakti

Suatu hari, saat Nabi Nuh dan beberapa kaumnya yang taat sudah selesai membuat kapal, petunjuk Allah datang lagi. Dalam Alquran surah Hud ayat 40:

حَتَّىٰ إِذَا جَاءَ أَمْرُنَا وَفَارَ التَّنُّورُ قُلْنَا احْمِلْ فِيهَا مِنْ كُلٍّ زَوْجَيْنِ اثْنَيْنِ وَأَهْلَكَ إِلَّا مَنْ سَبَقَ عَلَيْهِ الْقَوْلُ وَمَنْ آمَنَ ۚ وَمَا آمَنَ مَعَهُ إِلَّا قَلِيلٌ

“Hingga apabila perintah Kami datang dan dapur telah memancarkan air, Kami berfirman: “Muatkanlah ke dalam bahtera itu dari masing-masing binatang sepasang (jantan dan betina), dan keluargamu kecuali orang yang telah terdahulu ketetapan terhadapnya dan (muatkan pula) orang-orang yang beriman”. Dan tidak beriman bersama dengan Nuh itu kecuali sedikit.”

Allah menyuruh Nabi Nuh naik ke kapal. Semua pengikutnya yang taat beserta hewan-hewan yang mau mendengarkan petunjuk Nabi Nuh naik ke kapal. Mereka membawa perbekalan. Hewan-hewan berkumpul. Seketika, turunlah hujan lebat. Negeri Nabi Nuh terkena banjir besar.

Orang-orang yang ingkar hanyut bersama banjir, termasuk putra Nabi Nuh. Dari jauh, tampak Qan’an berusaha menyelamatkan diri ketika banjir mulai datang. Nabi Nuh masih mengajak anaknya agar mau naik ke kapal. Sayang sekali, Qan’an bersikap sombong. Ia tak mau naik ke kapal. Ia memilih berenang dan naik ke gunung.

Baca Juga:  Mengenal Kitab Tarikh al-Rasul wa al-Muluk Karya Imam al-Tabari

Walaupun putra nabi, Qan’an yang ingkar kepada Allah ikut meninggal terseret banjir. Keesokan paginya, langit cerah. Hujan berhenti. Air telah surut. Saat itu, kapal Nabi Nuh sudah sampai di wilayah Armenia. Nabi Nuh beserta kaumnya mengucapkan syukur kepada Allah. Mereka memulai kehidupan baru dalam naungan rahmat Allah.

Mochamad Ari Irawan