Pecihitam.org – Dialah permata, belahan jiwa sekaligus putri kesayangan Rasulullah Saw., siapa lagi jika bukan Fatimah Az Zahra atau Fatimah binti Muhammad yang merupakan putri keempat Rasulullah Saw.
Dalam tali persaudaraannya, Fatimah memiliki beberapa orang kakak yang diantaranya Zainab, Ruqayah, dan Ummu Kultsum, selain itu Fatimah pun memiliki Dua saudara laki laki yang meninggal di usia muda yakni Qasim dan Abdullah.
Fatimah lahir di Makkah pada hari Jumat tanggal 20 Jumadil Akhir, atau lebih kurang 5 tahun sebelum Nabi Muhammad SAW diangkat menjadi Rasul.
Diketahui bahwasanya dalam kitab ‘Ilal Syarai’, diriwayatkan hadis dari Imam Muhammad Al-Baqir yang berkata, “Ketika Fatimah dilahirkan, Allah ‘Azza wa Jalla mewahyukam kepada malaikat. Dengannya, Dia membuat lisan Muhammad berbicara lalu menamakannya (sang bayi) Fatimah. Dia berkata, Aku menyapihmu dengan ilmu dan memutuskanmu dari kotoran (haid). Kemudian Imam berkata, “Demi Allah, Dia telah menyapih beliau dengan ilmu dan memutuskannya dari kotoran dengan perjanjian.”
Sedangkan dalam kitab Mishbahul Anwar, hadis ini menjelaskan bahwa makna ‘Aku menyapihmu dengan ilmu’ adalah ‘Aku menyusuimu dengan ilmu hingga kamu menjadi kaya dengan ilmu’.
Selain itu, yang menjadi keunikan lainnya terhadap diri Fatimah ialah ternyata selain dikenal dengan nama Fatimah Az Zahra rupanya beliau pun memiliki gelar atau nama lain sebagai tanda kemuliaan dirinya. Dan berikut ulasan dari gelar atau nama nama lain dari Fatimah
Daftar Pembahasan:
Az-Zahra
Zahra berarti ‘yang bersinar’ atau ‘yang memancarkan cahaya’. Dalam gelar ini tentu tidak disebutkan begitu saja melainkan adanya alasan-alasan tertentu. Sebagaimana Imam Shadiq mengatakan;
“Sebab Sayyidah Fatimah dinamakan Zahra karena akan diberikan kepada Beliau sebuah bangunan di Surga yang terbuat dari yakut merah. Dikarenakan kemegahan dan keagungan bangunan tersebut, maka para penghuni Surga melihatnya seakan sebuah bintang di langit yang memancarkan cahaya dan mereka satu sama lain saling mengatakan bahwa bangunan megah bercahaya itu dikhususkan untuk Fatimah”
Sedangkan dalam riwayat lain dari Imam Hasan bin Ali Al-Askari bersabda, “Salah satu sebab Sayyidah Fatimah dinamai Az-Zahra adalah karena tiga kali pada setiap hari beliau akan memancarkan cahaya bagi Ali r.a. Beliau memancarkan cahaya bagaikan matahari pada waktu fajar, siang, dan senja”
Shiddiqah Kubra
Shiddiqah berarti “Seseorang yang sangat jujur”, tentu hal ini dikarenakan Fatimah yang selalu membenarkan Ayahnya, baik benar dalam perkataan, perbuatan maupun kesetiaan. Kedudukan seorang Shiddiqin sendiri sama halnya pada tingkatan para Nabi, Syuhada dan salihin sebagaimana yang tercantum dalam QS. An Nisa [4]: 68
“Dan barang siapa yang menaati Allah dan Rasul (Nya), mereka itu akan bersama sama dengan orang orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu Nabi Nabi, para Shiddiqiin, orang orang yang mati Syahid, dan orang orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik baiknya”
Ummu Abiha
Ummu Abiha berarti ‘ibu dari ayahnya’. Julukan ini tentu diucapkan Nabi sebagai tanda sayang Rasulullah SAW kepada Fatimah. Cara Rasulullah Saw., memperlakukan Fatimah seperti perlakuan seorang anak kepada ibunya.
Beliau senantiasa menyambut menyalami, mencium, dan mendudukkannya di sisi beliau dengan penuh ketulusan. Begitu pun dengan Fatimah yang selalu memperlakukan Rasulullah Saw., seperti seorang ibu kepada anaknya, la selalu mendekap, membalut luka-luka, dan menghibur dirinya.
Muhadatsah
Muhadatsah berarti “Orang yang malaikat berbicara kepada-Nya”. Jikalau kita toreh pada sejarah tentu hal ini sama dengan perempuan perempuan terpuji terdahulu seperti Maryam, Ibu Musa dan Sarah (Istri Nabi Ibrahim) yang sempat berbicara dengan Malaikat.
Mubarakah
Mubarakah berarti “Kebaikan melimpah yang muncul dari Fatimah“. Al-Quran sendiri menyifatinya dengan Kautsar karena keturunan Nabi Muhammad Saw terputus, kecuali dari garis keturunan Fatimah.
Dikarenakan kakak kandung Fatimah dan istri Rasulullah selain Khadijah tidak memiliki keturunan, selain dari Mariyyah Al Qibthiyyah yang melahirkan Ibrahim, hanya saja bayi mungil tersebut menutup usia ketika menginjak usia 2 tahun karena sakit.
Fatimah dikenal sebagai wanita yang memiliki kebaikan yang banyak, beliau menjadi permata terindah bagi Rasulullah yang diberikan Allah Swt kepada-nya. sebagaimana terdapat dalam Surah Al Kautsar, Ibnu Abbas meriwayatkan bahwasanya Rasulullah Saw bersabda;
“Putriku Fatimah adalah bidadari dalam rupa manusia. Dia tidak tercemari oleh (Darah) haid dan kotoran dan dinamai Fatimah karena Allah Swt melindunginya dan pengikutnya dari Api Neraka.” Beliau juga mengatakan “Fatimah laksana bulan pada malam purnama atau seperti matahari mengatasi mendung ketika keluar dari awan, putih, mempunyai raut wajah yang kemerah merahan, berambut hitam, dan sangat mirip Rasulullah Saw”
Mardiyah
Mardiyah berarti “orang yang segala perkataan dan perilakunya diridhai Allah Swt”. la diridhai oleh Allah sebagaimana tercantum dalam Al-Quran surat Al-lnsan. la juga sangat bertakwa kepada Allah Swt., sebagaimana kita dapat dilihat dalam sejarah hidupnya.
Al-Batul
Perlu diketahui bahwa Dalam Al-Bidayah wa An-Nihayah karangan Ibnu Katsir disebutkan bahwa julukan Al-Batul diberikan kepada Fatimah karena dari segi keutamaan, agama, dan kehormatan, ia lebih baik daripada wanita yang hidup pada zamannya. Dengan kata lain, Fatimah tampak hanya mencari kecintaan Allah Swt. dan memutuskan ketergantungannya dengan dunia.
Rasyidah
Rasyidah berarti ‘wanita yang dianugerahi petunjuk, selalu berada dalam kebenaran, dan pemberi petunjuk bagi yang lain’. Julukan ini juga diberikan oleh Nabi Muhammad Saw. sendiri untuk putri tercintanya.
Sebuah riwayat menjelaskan bahwasanya Ali r.a. mengatakan, “Beberapa saat sebelum kepergian Rasulullah, beliau memanggilku. Beliau bersabda kepadaku dan Fatimah, “Ini hanutku (kapur barus yang dioleskan pada anggota sujud seorang jenazah) yang telah dibawakan Jibril dari surga untukku. Beliau menitipkan salam untuk kalian berdua dan berkata, ‘Engkau harus membagikan hanut ini dan ambillah untukmu!'”Pada saat itu Fatimah berkata, “Sepertiganya untuk engkau, wahai ayahku. Sedangkan sisanya, biarlah Ali sendiri yang memutuskannya.”
Mendengar perkataan tersebut, Rasulullah Saw. menangis dan memeluk putrinya seraya bersabda, “Engkau adalah wanita yang telah dianugerahi taufik (pertolongan khusus) dan rasyidah (petunjuk), yang telah mendapatkan ilham dari-Nya dan mendapatkan petunjuk dari-Nya.”
Pada saat itu pula Rasulullah Saw. bersabda, “Wahai Ali, katakan kepadaku tentang sisa hanut tersebut” Ali r.a. berkata, “Setengah dari yang tersisa ialah untuk Zahra. Dan, berkaitan dengan sebagian lainnya apa perintahmu, ya Rasulullah?” Rasulullah Saw. bersabda, “Sisanya untukmu, maka peliharalah!”
Haura Insyirah
Haura Insyirah berarti “Bidadari yang berbentuk manusia”. Sebelum Rasulullah Saw., melakukan salah satu mi’raj atas perintah Allah Swt. dalam melakukan perjalanan Mi’raj sendiri beliau tidak diperkenankan untuk berkumpul dengan istrinya selama 40 hari.
Pada hari terakhir mi’raj, beliau memakan buah-buahan (seperti kurma dan apel) yang berasal dari surga. Seusai menyantapnya, beliau lantas menemui istrinya Sayyidah Khadijah. Dari nutfah buah-buahan surga itulah, Sayyidah Khadijah kemudian mengandung janin Sayyidah Fatimah Az-Zahra. Oleh karena itu, Sayyidah Fatimah dijuluki “Haura Insiyah”, bidadari berbentuk manusia.
Thahirah
Thahirah berarti “Suci atau maksum dari dosa, noda dan kesalahan”. Tentu sebutan ini digunakan Rasulullah Saw., karena mengingat Fatimah yang tidak pernah mengatakan sesuatu berdasarkan hawa nafsunya.
Selain itu menurut beberapa riwayat dikatakan bahwasanya Fatimah tidak pernah mengalami haid, seperti dalam sebuah Hadits
ابنتى فاطمة حوراء آدمية لم تحض ولم تطمث وإنما سماها الله تعالى فاطمة لأن الله تعالى فطمها ومحبيها عن النار
“Putriku Fatimah manusia bidadari. Tidak pernah haid dan nifas. Allah menamainya Fatimah, karena Allah menyapihnya dan menjauhkannya dari neraka“
Namun rupanya hadits ini dinilai Dhaif oleh al-Kinani dalam karyanya Tanzih as-Syariah, Beliau mengatakan,
ليس بثابت وفيه غير واحد من المجهولين
Hadis ini tidak shahih. Dalam sanadnya terdapat beberapa perawi yang majhul (tak dikenal). (Tanzih as-Syariah, 1/412).
Tidak hanya itu, Fatimah disucikan dari Dosa sebagaimana yang termaktub dalam QS. Al Ahzab ayat 33
“Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, wahai Ahlulbait dan membersihkan kamu sebersih bersihnya”
Itulah gelar-gelar Sayyidah Fatimah yang sering kali diucapkan Rasulullah Saw., semoga bermanfaat.
Sumber referensi: Fatimah Az Zahra oleh Sintya Setyaningrum