Inilah 8 Penyebab Gangguan Kepribadian Menurut Imam Al Ghazali

gangguan kepribadian

Pecihitam.org,– Sebagai Agama yang komprehensif, tentu Islam menyediakan solusi dan jalan pada berbagai permasalahan yang melanda kehidupan manusia, mulai dari hal yang kecil sampai pada hal yang besar.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Sehingga dalam hal ini, bisa dikatakan bahwa Ajaran Islam memang mencangkup seluruh disiplin Ilmu yang ada, dan salah satunya ialah terkait psikologi atau lebih khususnya pada gangguan kepribadian mengingat kita selaku manusia,

Dari segi pengertiannya, kepribadian dalam islam paling tidak dapat diartikan sebagai serangkaian ataupun keseluruhan perilaku mausia, baik itu karena kita selaku makhluk individu maupun sebagai makhluk sosial.

Dan tentu dalam menempa kepribadian ini perlu sesuai dengan aturan aturan yang diturunkan dari ajaran Islam yang bersumber pada Al Qur’an dan Sunnah.

Pertanyaannya kemudian ialah lantas bagaimana jadinya jikalau kepribadian seseorang sedang terganggu atau yang lebih dikenal dengan sebutan gangguan kepribadian?

Tentu ini akan berdampak pada kepribadian si pelaku (hati dan jiwa) yang pada akhirnya akan melakukan sesuatu atau aktifitas yang keluar dari norma ataupun perilaku sosial yang umumnya berlandaskan pada etika yang ada.

Imam Al Ghazali sendiri menyebut ini dengan sebutan Al Akhlaq al  Khabitsah yang kemudian ia berkata “Akhlaq yang buruk merupakan penyakit hati dan penyakit jiwa”

Berikut delapan perilaku merusak (Al Muhlikat) yang mengakibatkan gangguan kepribadian menurut Imam Al Ghazali.;

Daftar Pembahasan:

1. Bahaya Syahwat perut dan kelamin

Contohnya ialah memakan makanan syubhat atau haram ataupun melakukan hubungan seks diluar nikah. Seperti yang disabdakan Rasulullah Saw.,

“Sesugguhnya di antara yang aku takutkan atas kalian, ialah Syahwat mengikuti nafsu pada perut dan pada kemaluan kalian serta fitnah  fitnah yang menyesatkan” (HR. Ahmad dari Abu Barzah al Aslami. Di shahihkan oleh Syaikh Badrul Badr dalam Ta’liq Kasyful Kurbah, h.21)

2. Bahaya Mulut

Seperti mengolok nglok, debat yang tidak berarti dan diperpanjang tanpa adanya ilmu sebagai landasan, dusta, adu domba, menceritakan kejelekan orang lain ataupun sengaja mencari kejelekan saudaranya sendiri dan mengumbarnya.

Baca Juga:  Bolehkah Menjadikan Ceramah Sebagai Profesi? Begini Cara Memahami Posisi Para Dai

Maka tak heran jikalau ada banyak hadis hadis nabi yang sangat menganjurkan kita untuk menjaga mulut (lisan). Salah satunya ialah Hadis berdasarkan riwayat At Tirmidzi dan Ibnu Hibban, dalam Shahih Ibni Hibban, dari Abdullah bin Umar r.a., dalam hadis ini Ibnu Umar mengisahkan;

Rasulullah Saw., naik mimbar lalu berseru dengan lantang, ‘wahai orang orang yang telah menyatakan masuk Islam dengan lisannya, tetapi keimanan belum menancap dalam hatinya! Janganlah kalian menyakiti kaum muslimin. Jangan pula kalian mencari cari keburukan mereka. Barang siapa mencari cari keburukan saudaranya sesama muslim, pasti Allah mencari cari pula keburukannya. Dan apabila Allah mencari cari keburukannya, niscaya Allah membeberkan aibnya, meskipun di dalam rumahnya sendiri

3. Bahaya Marah, Iri dan Dengki

Tentu ketiga sifat ini merupakan sifat yang perlu kita jauhi selaku umat muslim, dan yang paling utama ialah kemampuan kita dalam menahan diri ketika marah.

Menurut Imam Al Ghazali, kepribadian yang pemarah (Gadhab) disebabkan oleh dominasi unsur api atau panas. Yang mana unsur tersebut melumpuhkan peran unsur kelembaban. Sehingga kemarahan hanya bisa diatasi dengan perlawanan yang lemah lembut. Seperti Sabda Rasulullah Saw.,

Sesungguhnya marah itu dari Syetan dan syetan itu diciptakan dari api. Sesungguhnya api itu dapat dipadamkan dengan air, maka barangsiapa yang marah hendaklah berwudhu”

Sedangkan Iri dan dengki yakni sikap atau perilaku yang tidak merasa nyaman terhadap nikmat, karunia, prestasi dan kelebihan yang dimiliki oleh orang lain.

Dalam Islam sendiri dan dalam dunia Psikologi, Iri hati dan dengki tergolong sebagai gangguan mental yang cukup berat, sebab si pelaku senantiasa menanggung beban psikologi yang kompleks seperti kebencian, buruk sangka dan lainnya.

4. Bahaya Cinta Dunia

Cinta dunia yang dimaksud disini ialah bentuk kecintaan dan ketertarikan kita terhadap duna dan isinya bahkan menjadikannya sebagai tujuan akhir hidup. Memandang hal ini Rasulullah Saw., bersabda

Baca Juga:  Kitab Minhajul Abidin Karya Imam al-Ghazali

“Cinta Dunia merupakan Klimaks dari segala kesalahan” (HR. Al Baihaqi)

Sedangkan dalam Sabda lainnnya, Rasulullah Saw sebagaimana diungkap dalam hadits riwayat Hakim: ia menuturkan hadits ini melalui jalur periwayatan yang sahih, dari Abu Mali Asy’ari r.a., ketika menjelang wafat, ia berkata

“Wahai Bani Asy’ ariah hendaknya yang hadir menyampaikan kepada yang tidak hadir. Sungguh, aku mendengar Rasulullah bersabda “Manisnya Dunia adalah pahitnya Akhirat, dan pahitnya Dunia adalah manisnya Akhirat”

5. Bahaya Cinta Harta dan Pelit

Dari kecintaan harta yang berlebih tentu si pelaku akan berusaha keras dalam mendapatkan dan menambah harta yang dimilikinya, untung untung jikalau cara untuk mendapatkannya masih dalam batas yang wajar, namun jika tidak?

Tentu sangat berbahaya, karena dengan ambisi yang besar dalam mendapatkan harta, si pelaku akan rela melakukan apa saja yang terpenting mendapatkan apa yang di inginkan (harta) seperti korupsi, mencuri, merampok dan lain sebagainya.

Seta dari kecintaan harta inilah akan membuat si pelaku cenderung pelit, artinya menahan diri dengan tidak mengeluarkan sebagian hartanya untuk keperluan kebaikan ataupun melarang dirinya untuk membersihkan hartanya (Zakat, infaq dan sedekah).

6. Bahaya Angkuh dan Pamer

Tentu karena hadirnya keangkuhan dalam diri akan mendorong diri kita guna memperlihatkan apa yang terjadi bahkan tidak terjadi sama sekali dengan tujuan pamer ataupun cari muka terhadap orang lain.

Hal ini tentu terjadi karena jiwa si pelaku masih labil, belum memiliki keimanan dan keyakinan yang kuat. Karena faktanya, ketika seseorang telah menyadari akan keimanan yang telah tertancap dalam hatinya tentu dia melakukan karena mencari Ridha Allah bukan karena malah mencari perhatian manusia.

7. Bahaya Sombong dan Membanggakan Diri

Tentu penyakit ini merupakan penyakit bathin yang pertama kali yang diperankan oleh Iblis seperti yang termaktub dalam QS. Al Baqarah ayat 34.

Baca Juga:  Ilmu Hikmah, Bukan Kesaktian, Tapi Amalan Raga dan Jiwa

“Dan (Ingatlah) ketika kami berfirman kepada para malaikat: ‘Sujudlah kamu kepada Adam,’ Maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir”

Kenyataannya ialah, kehidupan orang yang sombong dan selalu membanggakan diri tentu tidak akan tenang, karena ia tidak akan rela jika orang lain memiliki kelebihan, prestasi ataupun yang lainnya. sehingga hal ini akan membuatnya menanggung banyak beban yang sebetulnya tidak mesti dilakukan.

8. Bahaya Menipu

Menipu dalam artian ini bisa diarahkan pada sikap seseorang yang sangat suka menampakkan sesuatu yang baik padahal didalam hatinya sendiri tersimpan sesuatu yang buruk.

Apa yang tetrlihat sangat jauh dari aslinya. Atau dalam istilah lainnya ialah bermuka dua, sedangkan dalam Islam sendiri bermuka dua (Nifaq) dianggap sebagai salah satu sikap yang berbahaya bagi kepribadian seseorang.

Nifaq atau bermuka dua merupakan merupakan salah satu karakter orang munafik, yang masuk dalam akumulasi antara berbagai konflik batin dan penyakit mental, dan pelaku pada sikap ini sebenarnya tidak terima dengan kenyataan sehingga dia terus melakukan penipuan terhadap sekelilingnya.

Sehingga dari paparan singkat diatas terkait, 8 penyebab gangguan kepribadian dalam pandangan Imam Al Ghazali dapat kita renungkan dan pahami guna menjadikan pribadi kita sebagai pribadi yang benar benar berada dalam wilayah ajaran Islam, Aamiin.

Rosmawati

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *