Inilah Nama Tokoh Tokoh Pendiri NU (Nahdlatul Ulama)

tokoh tokoh pendiri NU

Pecihitam.org – Pada sejarah masa awal berdirinya, NU sudah banyak melakukan usaha-usaha memajukan masyarakat Indonesia. Saat itu Indonesia masih dalam jajahan Belanda, NU telah mendirikan banyak madrasah dan pesantren. Berdirinya Jam’iyyah Nahdlatul Ulama dipelopori oleh ulama-ulama besar di Indonesia. Berkat jasa-jasanya juga, beberapa dari tokoh-tokoh pendiri NU sendiri juga ditetapkan sebagai pahlawan Nasional seperti KH Hasyim Asyari, KH dan Wahab Chasbullah.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Sebagai organisasi kemasyarakatan, NU menampilkan sikap toleransi terhadap nilai-nilai lokal. NU berakulturasi dan berinteraksi positif dengan tradisi dan budaya masyarakat lokal. Dengan demikian NU memiliki wawasan multikultural, dalam arti kebijakan sosialnya bukan melindungi tradisi atau budaya setempat, tetapi mengakui manifestasi tradisi dan budaya setempat yang memiliki hak hidup di Republik tercinta ini.

Begitu mudahnya NU diterima dimasyarakat, dari awal berdirinya hingga pada tahun 1942, NU sudah tersebar sebanyak 120 cabang yang ada di Pulau Jawa. Nahdlatul Ulama menitikberatkan pada perlunya pendidikan yang mendalami ilmu agama karena NU berangkat dari pesantren. Oleh karena itu, maka keilmuan yang diutamakan adalah keagamaan.

Baca Juga:  Sejarah Kerajaan Mataram Islam, Penguasa Pulau Jawa Abad ke 17

Berikut ini beberapa nama tokoh-tokoh pendiri NU yang mestinya sebagai warga Nahdliyin kita mengetahuinya.

  • Hadratussyekh KH Hasyim Asyari Tebuireng Jombang, Pendiri NU & rais Akbar (1926-1947)

Hadratussyekh KH Hasyim As’yari adalah tokoh utama dan pendiri dari Nahdatul Ulama. Beliau satu-satunya ulama penyandang gelar Rais Akbar NU sampai akhir hayatnya. KH Hasyim Asyari ditetapkan sebagai pahlawan nasional pada 17 November 1964 karena jasanya besarnya dalam melawan penjajah. Salah satu jasa besarnya untuk negara ialah memutuskan NU untuk mengeluarkan Resolusi Jihad pada 22 Oktober 1945. Tanggal tersebut kemudian dijadikan sebagai Hari Santri Nasional.

  • KH Abdul Wahab Chasbullah Tambak Beras Jombang, Katib pertama (1926) & Rais Aam (1947-1971).

KH Abdul Wahab Chasbullah sebelumnya adalah pendiri kelompok diskusi Tashwirul Afkar (Pergolakan Pemikiran), pendiri Madrasah Nahdlatul Wathan (Kebangkitan Negeri), pendiri Nahdlatut Tujjar (Kebangkitan Pedagang). Sejak 1924, mengusulkan agar dibentuk perhimpunan ulama untuk melindungi kepentingan kaum tradisionalis. Usulannya terwujud dengan mendirikan NU pada 1926 bersama kyai-kyai lain. beliau juga salah seorang penggagas MIAI, pernah menjadi Rais ‘Aam PBNU. Kyai yang wafat pada 29 Desember 1971 itu mendapatkan gelar pahlawan pada 8 November 2014. Selain itu masih banyak lagi tokoh-tokoh pendiri NU lainnya seperti:

  • K.H. Bisri Syamsuri (1886-1980), Denayar Jombang, Pendiri NU, A’wan pertama (1926) & Rais Aam (1971-1980).
  • K.H. Abdul Chamid Faqih, Sedayu Gresik, Pendidri NU & Pengusul nama NU “Nahdlatul Ulama”.
  • K.H. Ridwan Abdullah (1884-1962), Surabaya, Pendiri NU & Pencipta lambang NU.
  • K.H. Abdul Halim, Leuwemunding Cirebon, Pendiri NU.
  • K.H. Mas Alwi bin Abdul Aziz, Surabaya, Pendiri NU & pencipta nama NU “Nahdlatul Ulama”.
  • K.H. Ma’shum (1870-1972), Lasem, Pendiri NU.
  • K.H. A Dachlan Achjad, Malang, Pendiri NU & Wakil Rais pertama (1926).
  • K.H. Nachrowi Thahir (1901-1980), Malang, Pendiri NU & A’wan pertama (1926).
  • K.H. R Asnawi (1861-1959), Kudus, Pendiri NU & Mustasyar pertama (1926).
  • Syekh Ghanaim (tinggal di Surabaya, asal dari Mesir), Pendiri NU & Mustasyar pertama (1926).
  • K.H. Abdullah Ubaid (1899-1938), Surabaya, Pendiri NU & A’wan pertama.
Baca Juga:  Biografi Abu Hurairah, Sahabat Nabi yang Dijuluki "Bapaknya Kucing"

Tidak peduli entah bergelar pahlawan nasional ataupun tidak, kita warga Nahdliyin dan santri-santri beliau sebagai tokoh-tokoh pendiri NU akan selalu dan wajib mengganggap mereka sebagai pahlawan-pahlawan kita. Baik pahlawan dalam menegakkan agama maupun pahlawan kemerdekaan Republik Indonesia. Semoga kita bisa selalu meneladani semangat perjuangan ulama-ulama panutan kita semua.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *