Islam Dan Indonesia, Proses Awal Masuknya Islam Ke Tanah Air

islam dan indonesia

Pecihitam.org – Beberapa cendekiawan telah mengabadikan gagasan bahwa ekspansi Islam ke seluruh dunia disebabkan oleh orang-orang barbar yang menunggang unta, yang pada dasarnya mengarah pada pandangan luas bahwa Islam disebarkan oleh pedang. Tidak ada/kurang ada yang bisa menilik jauh lebih dalam dari ini.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Sementara Islam berkembang ke daerah lain melalui penaklukan, konversi orang-orang di tanah itu adalah perkembangan yang jauh lebih lambat.

Sejarawan Inggris yang terkenal, De Lacy O’Leary, menulis dalam bukunya yang berjudul “Islam at the Crossroads” , “Sejarah memperjelas … bahwa legenda Muslim fanatik menyapu dunia dan memaksa Islam pada titik pedang pada ras yang ditaklukkan adalah salah satu mitos paling aneh yang pernah diulang para sejarawan. ”

Di bagian lain dunia, Islam hanya menyebar melalui perdagangan, dan sekali lagi penerimaan Islam oleh orang-orang adalah proses bertahap dan kompleks. Masyarakat lokal menjadi tertarik pada agama Islam karena kesederhanaan doktrinnya.

Islam menyerukan kepercayaan bahwa hanya ada satu Tuhan yang layak disembah dan Nabi Muhammad SAW adalah Nabi terakhir. Islam juga berulang kali menginstruksikan umatnya untuk menggunakan kekuatan kecerdasan dan pengamatan mereka.

Tanah Air kita Indonesia adalah contohnya. Islam diperkirakan pertama kali diadopsi oleh orang-orang di Tanah air sekitar abad ke-11, meskipun umat Islam telah mengunjungi kepulauan ini di awal era Muslim. Penyebaran Islam didorong oleh meningkatnya hubungan dagang di luar nusantara.

Secara umum, pedagang dan royalti kerajaan besar adalah yang pertama mengadopsi agama baru. Meskipun diketahui bahwa penyebaran Islam dimulai di bagian barat nusantara, bukti yang terpisah-pisah tidak menunjukkan gelombang konversi yang bergulir melalui daerah-daerah yang berdekatan. Melainkan, ini menunjukkan bahwa prosesnya rumit dan lambat.

Baca Juga:  Penyebaran Islam di Nusantara Ternyata dari Jeumpa Aceh, bukan Campa Vietnam?

Bahkan sebelum Islam didirikan di antara masyarakat Indonesia, pedagang Muslim telah hadir selama beberapa abad. Ada dua proses yang teridentifikasi tumpang tindih masuknya Islam ke Indonesia.

Pertama, Indonesia menyambut baik kedatangan Islam dan kedua pedagang Muslim asing yang berinteraksi dengan Indonesia menetap di kepulauan tersebut, menikah dengan komunitas lokal, dan membawa Islam kepada mereka yang mereka nikahi.

Keturunan Muslim dari serikat awal ini kemudian melanjutkan proses dengan mengasimilasi orang lain ke dalam iman melalui perkawinan berturut-turut dari generasi ke generasi. (M.C. Ricklefs, penulis A History of Modern Indonesia)

Oleh karena itu, telah ditetapkan secara universal bahwa Islam menyebar ke seluruh masyarakat Indonesia dengan cara yang sebagian besar damai. Dan dari abad ke-14 hingga akhir abad ke-19, Tanah air kita tercinta ini hampir tidak melihat aktivitas misionaris Muslim yang terorganisir – namun Islam semakin berkembang pesat di Indonesia.

Saat ini, Muslim di Indonesia sudah menjadi masyarakat mayoritas. Hidup berdampingan bersama dengan minoritas Kristen, Hindu, dan Budha dan lainnya.

Dua moto nasional Indonesia yakni “kesatuan dalam keragaman (bhineka tunggal ika)” dan “toleransi beragama” dipandang sebagai landasan yang memotori hubungan antar berbagai agama.

Konstitusi memberikan kebebasan beragama, disamping Pemerintah pun pada umumnya menghormati hak ini dalam praktiknya.

Baca Juga:  Hak Mempertahankan Hidup dan Menghargai Kehidupan Orang Lain

Konstitusi menyatakan “semua orang berhak untuk beribadah sesuai dengan agama atau kepercayaan mereka sendiri” dan menyatakan bahwa “bangsa didasarkan pada kepercayaan pada satu Tuhan yang tertinggi (Tuhan Yang Maha Esa)” Pemerintah juga mengakui berbagai hari suci Muslim, Kristen, dan Hindu sebagai libur nasional.

Sifat Toleransi

Toleransi beragama di Indonesia mewakili sifat Islam yang menyeluruh. Secara historis, umat Islam menghormati kehadiran agama-agama lain dan menyusun perjanjian untuk memastikan hidup berdampingan secara damai. Ketika ini tidak dilakukan, itu jelas merupakan pelanggaran perintah Tuhan.

Allah SWT dengan tegas menyatakan dalam kitab suci Al-Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 256:

ا إِكْرَاهَ فِي الدِّينِ ۖ قَدْ تَبَيَّنَ الرُّشْدُ مِنَ الْغَيِّ ۚ فَمَنْ يَكْفُرْ بِالطَّاغُوتِ وَيُؤْمِنْ بِاللَّهِ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقَىٰ لَا انْفِصَامَ لَهَا ۗ وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ

“Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”

Dan juga pada surat An-Nahl Ayat 125:

ادْعُ إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ

“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik”

Al-Qur’an, bersama dengan tradisi kehidupan Nabi Muhammad SAW, memberi umat Islam panduan kehidupan sehari-hari.

Dari masalah pernikahan dan kehidupan keluarga hingga makanan dan minuman yang halal, dari kesederhanaan dalam berbusana dan keunggulan dalam sosial sopan santun untuk kebebasan beragama dan hidup berdampingan secara damai dengan orang-orang dari agama lain.

Baca Juga:  Masjidil Aqsa, Kiblat Pertama dengan Konflik 3 Agama

Dengan kata lain, Islam mencakup semua aspek dari keberadaan kita, menghadirkan cetak biru kepada para penganutnya untuk kehidupan yang makmur, yang mengarah pada kesuksesan di akhirat.

Ketika non-Muslim mengalami esensi agama ini, mereka tertarik pada Islam, yang sering kali mengarah pada penerimaan mereka terhadap Islam hingga kemudian memilih tuk memeluk Agama Rahmatan Lil’alamin ini.

Pada akhirnya Indonesia adalah merupakan salah satu contoh utama dari cara damai di mana Islam menyebar ke bagian dunia ini. Penduduk asli membuka hati dan pikirannya kepada Islam dan menerimanya sebagai agama mereka.

Dan seiring waktu, hal tersebut menjadi tertanam dari generasi ke generasi Muslim di Tanah air dan menjadi salah satu negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia.

Demikian sekilas sejarah hubungan Islam dan Indonesia, awal mula proses masuk Islam ke Tanah air tercinta. Semoga dapat menambah wawasan para pembaca. Wallahua’lambisshawab

Disarikan dari tulisan Saulat Pervez yang berjudul  “Indonesia”.

Muhammad Haekal

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *