Pecihitam.org – Dalam menjalani kehidupan kita didunia ini, kita dituntut untuk melakukan amal kebajikan sebanyak-banyaknya dan dengan ikhlas serta istiqamah dalam melaksanakannya. Kita tidak boleh loyo dan putus asa. Berikut sedikit bahan renungan dari beberapa Firman Allah SWT berkaitan dengan semangat dalam beramal shaleh
Semangat Orang-orang Beriman Tidak Pernah Padam
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ آمَنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ ثُمَّ لَمْ يَرْتَابُوا وَجَاهَدُوا بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنْفُسِهِمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ ۚ أُولَٰئِكَ هُمُ الصَّادِقُونَ
“Sesungguhnya orang-orang mukmin hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu dan berjihad dengan harta dan jiwa mereka demi membela agama Allah. Mereka itulah orang-orang yang benar.” (Q.s. al-Hujurat: 15).
Ayat ini menunjukkan bahwa semangat orang-orang beriman terpatri dalam hati. Hal ini disebabkan karena adanya perjuangan untuk mendukung nilai-nilai kebaikan yang berlangsung seumur hidup dan hanya ditopang dengan semangat yang bersumber pada keimanan dan ketaqwaan. Kegigihan orang-orang beriman dalam usaha mereka yang terus menerus (istiqamah) juga dinyatakan oleh Rasulullah SAW:
“Perbuatan yang paling dicintai Allah adalah perbuatan yang dilakukan dengan istiqamah.” (H.r. Bukhari).
Faktor lainnya yang dapat membuat semangat orang-orang beriman tetap segar dan kuat adalah rasa penghargaan yang disertai dengan kerinduan dalam hati mereka terhadap Sang Pencipta, yang mereka alami sepanjang hidup. Allah SWT Berfirman :
وَادْعُوهُ خَوْفًا وَطَمَعًا ۚ إِنَّ رَحْمَتَ اللَّهِ قَرِيبٌ مِنَ الْمُحْسِنِينَ….
“Dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut dan harapan. Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.” (Q.s. al-A‘raf: 56).
Makna dari “Rasa takut dan harapan” ialah Orang beriman tidak pernah dapat sepenuhnya yakin apakah Allah ridha terhadap mereka, dan apakah mereka telah memperlihatkan perilaku moral yang baik disisi Allah, yang membuat mereka layak mendapatkan surga-Nya kelak. Karena alasan ini mereka takut akan hukuman Allah dan terus-menerus berusaha untuk menyempurnakan moral dan amal shaleh.
Sementara itu, mereka tahu bahwa melalui gairah dan ketulusan, mereka akan berusaha semaksimal mungkin untuk memperoleh ridha Allah, cinta-Nya dan rahmat-Nya. Mereka mengalami ketakutan dan harapan sekaligus; mereka bekerja keras tetapi tidak pernah merasa usaha mereka cukup dan tidak pernah menganggap diri mereka sempurna, sebagaimana dinyatakan dalam ayat:
وَيَخْشَوْنَ رَبَّهُمْ وَيَخَافُونَ سُوءَ الْحِسَابِ….
“Mereka takut kepada Tuhannya dan takut dengan hisab (perhitungan amal) yang buruk.” (Q.s. ar-Ra‘d: 21).
Karena itu, mereka memeluk agama Allah dengan semangat besar dan melakukan usaha besar untuk kepentingan ini. Rasa takut kepada Allah menyebabkan mereka tidak lemah-hati atau lalai, dan perasaan ini mendukung semangatnya. Karena tahu bahwa Allah memberikan kabar gembira tentang surga bagi mereka yang beriman dan beramal saleh, sehingga mendorong mereka untuk terus beramal dan memperkuat komitmennya.
Sebagaimana yang terlihat, semangat orang beriman merupakan luapan kegembiraan yang dipelihara oleh iman kepada Allah. Dia telah memberikan kepada Hamba-hamba-Nya yang beriman kabar gembira mengenai hasil dari semangat yang terus-menerus dalam al-Qur’an:
وَبَشِّرِ الْمُؤْمِنِينَ بِأَنَّ لَهُمْ مِنَ اللَّهِ فَضْلًا كَبِيرًا
“Dan sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang mukmin, bahwa sesungguhnya mereka memperoleh karunia yang besar dari Allah.” (Q.s. al-Ahzab: 47).
Setan berusaha keras untuk melemahkan tekad orang-orang yang beriman dan menggoyahkan gairah mereka agar tidak lagi semangat dalam beramal. Tujuan setan di dunia ini ialah menipu orang dan mendorong mereka kepada kehancuran dengan membisikkan saran-saran. Misi jahat setan diceritakan dalam al-Qur’an berikut ini:
وَلَأُضِلَّنَّهُمْ وَلَأُمَنِّيَنَّهُمْ
“Dan aku benar-benar akan menyesatkan mereka, dan akan membangkitkan angan-angan kosong.” (Q.s. an-Nisa’: 119).
Setan mendekati orang-orang yang beriman dengan cara yang bermacam-macam, dan ia berusaha untuk menjadikan segala hal yang baik seolah tampak salah. Dengan menggambarkan berbagai masalah seolah tak terpecahkan, setan ingin memalingkan manusia dan mencegah mereka untuk menyelesaikan dan istiqamah dalam beramal.
Setan berusaha untuk membisikkan keputus-asa-an dalam hati orang-orang beriman, dengan mengemukakan bahwa tugas tersebut sulit, dan dia menggoda agar mereka jatuh dalam jurang kelalaian, mendorong untuk putus asa dan menginginkan mereka memperlihatkan kehendak yang lemah dan loyo. Namun demikian, al-Qur’an menekankan bahwa semua usaha setan dan rekayasanya itu gagal. Allah SWT Berfirman :
يَعِدُهُمْ وَيُمَنِّيهِمْ ۖ وَمَا يَعِدُهُمُ الشَّيْطَانُ إِلَّا غُرُورًا
“Setan itu memberikan janji-janji kepada mereka dan membangkitkan angan-angan kosong pada mereka, padahal apa yang dijanjikan setan hanyalah tipuan belaka.” (Q.s. an-Nisa’: 120).
إِنَّ كَيْدَ الشَّيْطَانِ كَانَ ضَعِيفًا
“Sesungguhnya tipu daya setan itu lemah.” (Q.s. an-Nisa’: 76).
Mereka yang digambarkan al-Qur’an sebagai orang-orang yang tidak punya keimanan yang utuh dapat dengan mudah jatuh ke dalam perangkap setan, karena mereka tidak menggunakan ilmu dan kesadaran. Orang-orang semacam itu mengaku memiliki iman, tetapi tidak pernah merasakannya jauh di kedalaman hati mereka. Iman mereka hanya sebatas akal pikiran, tidak sampai pada rasa didalam lubuk hati mereka.
Panggilan setan dan gaya hidup yang disodorkan tampak menggiurkan, sehingga mereka mengikutinya dengan senang. Namun, sebagaimana biasanya, setan hanya menipu orang-orang supaya jatuh ke neraka, tempat hukuman abadi.
Orang-orang beriman tahu bahwa tipu daya setan itu lemah dan mereka juga tahu jenis tipu daya yang digunakan setan ketika mendekati mereka. Mereka tahu cara-cara untuk mengalahkannya dan tidak pernah membiarkan setan mematahkan semangat karena mereka membentuk kehidupan mereka sesuai dengan ajaran al-Qur’an.
Demikian, semoga dapat menjadi bahan renungan bagi kita untuk terus semangat dalam beramal shaleh. wallahua’lambisshawab