Kaitkan Tugu JNK dan Simbol Palu Arit, GP Ansor Kecam Komentar Politikus

Pecihitam.org – Pernyataan maupun komentar dari sejumlah tokoh dan politikus yang mengomentari dan mengaitkan tugu logo PT Jasamarga Ngawi Kertosono Kediri (JNK) di Tol Madiun dengan ancaman bahaya bangkitnya komunisme dikecam Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kabupaten Madiun.

Sejumlah tokoh dan politikus tersebut, kata GP Ansor Madiun, tidak paham sejarah, situasi kebatinan, dan sosiologi masyarakat Madiun dengan melakukan penafsiran sepihak yang tidak memiliki dasar.

“Kami dari GP Ansor Kabupaten Madiun, menolak keras penafsiran yang berlebihan dan tendensius, dan bahkan politisasi, terhadap tugu logo JNK di Tol Madiun,” kata Ketua GP Ansor Kabupaten Madiun, Khotamil Anam, dikutip dari Surya.co.id, Kamis, 13 Februari 2020.

Baca Juga:  Pemprov DKI Larang DWP Kembali Digelar, Ima Mahdiah: Anies Takut FPI

Maka dari itu, pihaknya meminta para politikus yang menyebarkan narasi bahwa tugu JNK di tol Madiun itu mirip lambang partai terlarang, Partai Komunis Indonesia (PKI), untuk datang langsung ke Madiun.

Khotamil meminta para politikus tersebut untuk belajar tentang masyarakat Madiun supaya tidak sembarangan dalam membuat statemen di media sosial.

“Sejumlah tokoh dan politikus di luar Madiun telah melakukan penafsiran yang berlebihan dan tendensius dan terkesan politis terhadap tugu logo JNK di tol Madiun,” ujarnya.

“Karakter asli dan sehari-hari masyarakat Madiun itu relijius, Pancasilais. Di mana seluruh komponen masyarakat saling bekerja sama dan bergotong royong demi mencapai taraf kehidupan yang sejahtera lahir dan batin, dunia dan akhirat,” sambungnya.

Baca Juga:  Gus Khoiron: GP Ansor Harus Lahirkan Kader NU Militan

Ia pun meminta masyarakat dan para politikus untuk menyudahi politisasi isu komunisme demi kepentingan politis-pragmatis tertentu dengan dalih apa pun.

“GP Ansor, Banser, NU, dan seluruh elemen masyarakat di Kabupaten Madiun sejak dulu hingga kapan pun akan berada di garis depan membela dan mempertahankan eksistensi Pancasila, Kebhinekaan, NKRI, UUD 45, dan pandangan keagamaan Ahlussunah waljamaah yang moderat serta kompatibel dengan kultur masyarakat Nusantara,” tegas Khotamil.

“GP Ansor juga mendukung progran percepatan pembangujam infrastruktur oleh pemerintah dengan tetap mengutamakan kemaslahatan masyarakat luas serta mempertimbangkan nilai-nilai budaya dan kearifan masyarakat,” tambahnya.