Karena Hadir di Majelis Sholawat, Wahabi Ini Akhirnya Bertaubat

Karena Hadir di Majelis Sholawat, Wahabi Ini Akhirnya Bertaubat

Pecihitam.org – Kisah ini terjadi pada 2010. Diceritakan oleh Muhammad Hafidz Makmun mengenai tetangganya, Pemuda Wahabi yang kini sudah bertobat dan kembali pada ajaran orang tuanya.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Ceritanya begini:

Baca juga: Syaikh Abdul Fattah, Seorang Ulama Yaman Yang Taubat Jadi Wahabi

Mulanya dia yang anti maulid dan dll habis pulang kuliah, buru buru kerumah ana dan berkata: “Fiz, itu dijalan banyak baleho-baleho MR buat apa sih tuh?”

Hafidz: “Oh.. buat cara malam Nuzulul Qur’an dan Ahlul Badr di Monas bos.”

Pemuda Wahabi: “Ahh.. buang-buang duit aja sih guru lho tuh, gak bener, bid’ah terus di buat mendingan juga buat fakir miskin uangnya,”

Hafidz: “bos jangan menghina begitu, ente ikut dah besok ya bagimana acara disana? ente lihat dulu bagaimana suasana disana? terus gimana menurut ente?”

Tetangga ana pun berfikir dan berapa menit langsung jawab: “oke dah ana ikut tapi ente yang ongkosin ya?”

Hafidz: “iya ana yang bawa motor ana ongkosin bensin”

Setelah beberapa hari pas mau dekat acara, ia pun berkata ke saya: “Ana cuman mau liat aja ya dan gak mau apa yg ente dan guru ente lakuin entar ana dosa lagi bid’ah aja”

Baca Juga:  Ketika Kitab Ihya Ulumuddin Imam Ghazali Hendak Dibakar Ulama

Hafidz: “Iya bos terserah antum,” ucapku sambil tersenyum.

Kemudian malam hari setelah salat terawih ana dan tetangga ana saya berangkat ke acara di Monas tersebut bersama sama teman-teman yang lain. Dalam perjalan dia berkata:

Baca jugaKisah KH Wahfiuddin Yang Sempat Cinta Buta Dengan Ajaran Wahabi

”Waduh banyak juga fis yang ikut ni ada yang bawa anak, ada yang bawa mobil, waduh hebat gara-gara cuma acara seperti ini banyak yang ikut. Hebat ana salut,”

Di dalam hati saya senang dan tersenyum mendengar perkataannya. Setelah sampai di tempat acara ia merasa bingung dan kaget melihat banyak sekali orang yang datang dan berkata:

”Waduh ini pada mau demo ya fis?”

Hafidz: ”Bukan bos ini mau ikuti acara tersebut dan memang seperti ini insya Allah setiap tahun terus bertambah oranya,”

Baca Juga:  Mengejutkan! Syaikh Utsaimin Menyatakan Al Bani Bukan Ahli Hadits

Ia pun cuman melihat kanan kiri dan mengangguk-ngangguk kepalanya Saat acara berlangsung ia pun terdiam saja saat mahalul qiyam. Saya lihat ia merasa seperti orang sedih, kenapa? walllohu allam.

Lalu saat Habib Munzir Al-Musawa memberi tausyiah pun saya lihat sepintas ia menyimak dengan rasa ingin tahunya. Lalu saya menunduk dan tersenyum. Setelah acara berakhir ia masih menangis atas zikir tadi, lalu saya bertanya kepada dia.

Hafidz: ”Kenapa antum?”

Pemuda Wahabi:” Ana merasa sudah banyak dosa Fis. Saat pembacaan shalawat-shalawat tadi ana merasa ada ketenangan jiwa. Tenang banget Fis. Terus saat Habib Munzir Almusawa tausyiah adem hati ana. Lalu pas zikir ana merasakan tenang dan dosa-dosa pun sudah hilang rasanya Fis. Bener, Ya Allah hati ini adem banget Fis pokoknya. Fis ana ikut kalau antum ngaji dan hati ini rasanya tenang banget. Ana suka shalawat-shalawatnya. Besok-besok ana lagi Fiz”

Hafidz: “Iya iya tenang aja ana ajak kok, makanya jangan menghina dulu bos ya , Eh malah antum kesenengen”

Baca Juga:  Abu Mugis Al-Husain, Seorang Sufi yang Terkenal Sangat Zuhud pada Masanya

Pemuda Wahabi: Iya iya ana mohon maaf dah Fis, selama ini dah banyak hina antum ikut ini itu ini itu, pokoknya ana sekaranf jadi depan kalau ngaji biar khusuk apa yang disampaikan habib, oke ?

Hafidz: ”oke

Dalam perjalanan pulang ia pun sering melatunkan qosidah yang tadi dibacakan di acara tersebut dan ia megang HP saya yang dan menirukan bacaan qosidah tersebut. Dalam hati saya pun seneng dan melihat ia sekarang berubah dan mengikuti apa ajaran orang tuanya. Karena ia berubah saat sudah kuliah.Mudah-mudahan Allah SWT terus menjaga hati dan imannya mengikuti ajaran Sayidina Muhammad SAW

source: sarkub.com

Redaksi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *