Kisah Karomah Kyai Ma’shum Lasem, Dikunjungi Walisongo

karomah kyai ma'shum lasem

Pecihitam.org – KH. M. Ma’shum Ahmad Lasem (1870-1972) merupakan seorang kyai yang penuh dengan karomah. Dikisahkan suatu ketika di Bangkalan Madura, Kyai Kholil mengatakan kepada santrinya. “Tolong buatkan aku kurungan Ayam Jago, sebab besok akan ada Jagoan dari tanah Jawa yang datang ke sini.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Kemudian esok harinya, datanglah seorang pemuda bernama Muhammadun (nama almarhum Mbah Ma’shum di kala muda) dari tanah Jawa. Oleh Kyai Kholil Bangkalan, pemuda itu kemudian diminta masuk ke dalam kurungan Ayam Jago tersebut.

Dengan penuh pasrah dan ketundukan terhadap perintah gurunya, pemuda itu pun masuk dan duduk berjongkok ke dalam kurungan Ayam Jago tadi. Kyai Kholil kemudian berkata kepada segenap santri beliau: Inilah yang kumaksudkan sebagai Ayam Jago, yang kelak akan menjadi Jagoan Tanah Jawa.

Kisah tersebut dikutip dari sinopsis buku Manaqib Mbah M’ashum Lasem. Mbah Ma’shum diperkirakan lahir pada tahun 1868. Beliau adalah anak bungsu pasangan Ahmad dan Qosimah. Oleh orangtuanya ia kemudian diserahkan kepada Kiai Nawawi, Jepara, untuk mempelajari ilmu agama, karena sejak kecil dia telah ditinggal wafat oleh ibunya. Dari Kiai Nawawi dia mendapat pelajaran dasar ilmu alat (nahwu) yang diambil dari kitab Jurumiyyah dan Imrithi.

Baca Juga:  Kenapa Akhirnya Aku Meninggalkan Salafi (Kisah Nyata)

Suatu saat, di Semarang, beliau tertidur dan bermimpi bertemu Nabi Muhammad SAW. Ketika di Bojonegoro, beliau tidak hanya bermimpi, melainkan, antara tertidur dan terjaga. Mbah Ma’shum bertemu dengan Nabi, yang memberikan ungkapan La khayra ilia fi nasyr al-ilmi, yang artinya “Tidak ada kebaikan (yang lebih utama) daripada menyebarkan ilmu”.

Bahkan, ketika berada di rumahnya sendiri, Mbah Ma’shum bermimpi kembali. Dalam mimpinya, ia bersalaman dengan Nabi Muhammad SAW, yang berpesan, “Mengajarlah, segala kebutuhanmu insyaAllah akan dipenuhi semuanya oleh Allah.”

Akhirnya di kemudian hari, Mbah Kyai Ma’shum Lasem menjadi ulama besar dengan banyak santri dan dikenal memiliki banyak karomah. Ini salah satu kisah karomahnya:

Baca Juga:  Ketika Istri Nabi Luth dan Nabi Nuh Berkhianat Pada Sang Suami, Inilah yang Mereka Alami

Suatu hari, datang sembilan orang tamu ke Lasem. Mereka ingin berjumpa dengan Mbah Ma’shum. Namun, karena tuan rumah sedang tidur, Ahmad, seorang santrinya, menawarkan apa perlu Mbah Ma’shum dibangunkan.

Ternyata para tamu itu menolak. Lalu mereka semua, yang tadinya sudah duduk melingkar di ruang tamu, berdiri sambil membaca shalawat, kemudian berpamitan.

Apa perlu Mbah Maashoem dibangunkan? tanya Ahmad sekali lagi.

Tidak usah? ujar mereka serempak kemudian pergi.

Rupanya saat itu Mbah Ma’shum mendengar dan bertanya kepada Ahmad perihal apa yang baru saja terjadi. Setelah mendapat penjelasan, Mbah Ma’shum lekas meminta kepada Ahmad agar mengejar tamu-tamunya. Tapi apa daya, mereka sudah menghilang, padahal harusnya mereka diperkirakan baru berjalan sekitar 50 meter dari rumah Mbah Ma’shum.

Ketika Ahmad akan melaporkan hal tersebut, Mbah Ma’shum, yang sudah bangun tapi masih dalam posisi tiduran, mengatakan bahwa tamu-tamunya itu adalah Wali songo dan yang berbicara tadi adalah Sunan Ampel. Setelah mengucapkan kalimat tersebut, Mbah Ma’ashum tertidur pulas lagi.

Baca Juga:  Kisah Lelaki Penganut Paham Mu'tazilah Tobat di Malam Pertama

Subhanallah … Inilah bagian dari kisah karomah betapa kyai Ma’shum Lasem memiliki ketinggian kedudukan spiritualnya. Selain ini, masih terdapat banyak karomah yang terjadi dalam hidup beliau. Semoga dengan kisah ini dapat bermanfaat dan menjadi pelajaran dari karomah almarhum Kyai Ma’ashum. Wallahu aalam bisshawab…

Kisah ini bersumber dari: Sayyid Chaidar, Manaqib Mbah Maashoem Lasem, (Yogyakarta: Menara Kudus, 1013)

Lukman Hakim Hidayat