Kemunculan Nabi Palsu Ternyata Sudah Diprediksi Rasulullah Saw

nabi palsu

Pecihitam.org – Di zaman akhir tidak sedikit orang-orang yang mengaku sebagai nabi. Di Indonesia sendiri pernah beberapa kali terdapat kasus nabi palsu bahkan ada yang percaya. Nabi palsu itu pun mempunyai pengikut yang tidak sedikit.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Padahal sudah sangat jelas bahwa dalam Alquran dan hadis telah disebutkan Nabi Muhammad SAW adalah khotamul anbiya, nabi terakhir dan penutup. Namun ternyata di setiap zaman dan waktu, selalu bermunculan orang-orang yang mengaku sebagai nabi. Allah SWT dalam surat al-Ahzab ayat 40 berfirman,

مَّا كَانَ مُحَمَّدٌ أَبَآ أَحَدٍ مِّن رِّجَالِكُمْ وَلَٰكِن رَّسُولَ ٱللَّهِ وَخَاتَمَ ٱلنَّبِيِّۦنَ ۗ وَكَانَ ٱللَّهُ بِكُلِّ شَىْءٍ عَلِيمًا

”Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup para nabi. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

Rasulullah Saw pun bersabda,

”Aku adalah penutup para nabi, tidak ada nabi sesudahku.”

Maraknya orang-orang yang mengaku sebagai nabi akhir-akhir ini ternyata pernah diprediksi oleh Rasulullah SAW. Hal ini sebagaimana dalam sebuah hadis yang diriwatkan Abu Dawud dijelaskan;

Baca Juga:  Wali Songo: Sejarah Lengkap 9 Tokoh Penyebar Islam di Tanah Nusantara

وَإِنَّهُ سَيَكُونُ فِي أُمَّتِي كَذَّابُونَ ثَلَاثُونَ كُلُّهُمْ يَزْعُمُ أَنَّهُ نَبِيٌّ وَأَنَا خَاتَمُ النَّبِيِّينَ لَا نَبِيَّ بَعْدِي

” Sesungguhnya akan ada tiga puluh orang pendusta di tengah umatku. Mereka semua mengaku nabi. Padahal, aku adalah penutup para nabi, tidak ada nabi sesudahku.”

Di era kepemimpinan Rasulullah SAW, sudah muncul seorang pria asal Yaman yang bernama Abhalah bin Ka’ab bin Ghauts Al-Kadzdzab. Ia mengklaim dirinya sebagai nabi. Selain itu, di Yamamah, juga muncul orang yang mengaku sebagai nabi bernama Musailimah bin Tsumamah bin Habib Al-Kadzdzab.

Masih pada masa Nabi, dari Bani Asad juga muncul seorang nabi palsu bernama Thulaihah bin Khuwailid bin Naufal. Sebelumnya pada tahun 9 Hijrah, Thulaihah datang bersama kaumnya datang kepada Nabi dan menyatakan keislamannya. Namun ketika Nabi sakit keras, dia ternyata memproklamirkan dirinya sebagai nabi.

Tidak berhenti disitu, setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW, juga ada seorang yang mengaku sebagai nabi, dan tidak main-main ia adalah seorang perempuan bernama Sajah binti Al-Harits bin Suwaid. Nabi palsu dari Bani Tamim itu mengaku sebagai utusan Tuhan,

Baca Juga:  Menabur Bunga Di Kuburan, Bagaimanakah Hukumnya?

Kemudian dimasa Khulafaur Rasyidin berkuasa pun muncul fenomena nabi palsu. Dikisahkan Ada seorang laki-laki bertanya kepada Ibnu Abbas ra,

“Hai Ibnu Abbas, sesungguhnya Al-Mukhtar bin Abi Ubaid mengaku bahwa tadi malam dia mendapatkan wahyu.” Ibnu Abbas berkata, “Dia benar.”

Abu Zumail yang saat itu berada di dekat Ibnu Abbas langsung tersentak. Dia bangun dan berkata, “Ibnu Abbas mengatakan Al-Mukhtar benar telah mendapatkan wahyu?”

Ibnu Abbas lalu berkata, Sesungguhnya wahyu itu ada dua macam; wahyu dari Allah dan wahyu dari setan. Wahyu Allah diturunkan kepada Nabi-Nya Muhammad SAW. Sedangkan wahyu setan diturunkan kepada kawan-kawannya.” Lalu, Ibnu Abbas pun membaca ayat,

وَإِنَّ ٱلشَّيَٰطِينَ لَيُوحُونَ إِلَىٰٓ أَوْلِيَآئِهِمْ لِيُجَٰدِلُوكُمْ

“Sesungguhnya setan itu memberikan wahyu kepada kawan-kawannya untuk membantah kalian.” (QS. Al-An’am: 121).

Pada masa pemerintahan, Khalifah Abdul Malik bin Marwan Al-Umawi, juga ada nabi palsu bernama al-Harits bin Said Al-Kadzdzab. Dulunya, ia adalah seorang zuhud yang ahli ibadah.

Baca Juga:  Geger Nabi Palsu di Toraja, MUI: Harus Dilawan Dakwah Intensif ke Seluruh Pelosok Daerah

Namun sayang, ia tergelincir dari jalan Allah dan mengikuti jalan setan. Ia pun didatangi iblis dan diberi ‘wahyu.’ Kemudian, al-Harits mengaku dirinya adalah seorang nabi. Ya tentu saja, nabi palsu.

Melihat fenomena ini sepertinya kita sebagai umat Muslim sudah tidak perlu heran lagi, bahwa setiap zaman akan ada orang-orang yang mengaku nabi. Hal ini menandakan bahwa prediksi Rasulullah Saw benar adanya.

Adapun yang paling penting adalah kita wajib berhati-hati agar jangan sampai terjerumus mengikuti orang-orang yang demikian dan semoga kita juga dijauhkan dari godaan setan. Amiin.

Wallahua’lam bisshawab.

Arif Rahman Hakim
Sarung Batik