Pecihitam.org – Gubernur Jawa Timur (Jatim), Khofifah Indar Parawansa melakukan pertemuan tertutup dengan sejumlah Kiai PWNU Jatim di sebuah restoran di Surabaya, Selasa, 23 Juli 2019, kemarin.
Tujuan pertemuan tersebut, kata Ketua PWNU Jatim KH Marzuki Mustamar, yakni untuk silaturahmi kepada Gubernur Jatim. Pada momen itu, para Kiai PWNU mengingatkan Khofifah agar waspada radikalisme.
“Waspada radikalisme itu harus diawali dari Pemprov. Kalau pemprovnya enggak peka terhadap radikalisme, mana mungkin bisa menginstruksi lembaga-lembaga lain di bawahnya?” kata KH Marzuki, dikutip dari Suara Surabaya, Rabu, 24 Juli 2019.
KH Marzuki juga meminta agar Khofifah memastikan semua pejabat di lingkungan Pemprov Jatim bersih dari radikalisme.
“Dari atas ke bawah sampai ke samping, bersih dari anti-Pancasila, bersih dari radikalisme. Semuanya harus full NKRI. Harus! Apapun agamanya, sukunya, itu urusan pribadi. Yang penting harus full NKRI!,” ujarnya dengan tegas.
Pada pertemuan tersebut, Marzuki juga menegaskan, para Kiai mengusulkan sesuatu karena tahu ada sejumlah pejabat di lingkungan Pemprov yang terpapar radikalisme.
“Kalau kami enggak tahu enggak mungkin usul. Kami usul, karena kami tahu. Fulan (orang tertentu, red) ada di dinas itu, fulan ada di RS mana. Kami tahu,” ungkapnya.
Sementara itu, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengatakan akan melakukan gerakan yang lebih sistemik mereduksi intoleransi dan radikalisme di Jawa Timur.
“Kalau menghilangkan sama sekali, susah, ya. Mereduksi intoleransi dan radikalisme di Jawa Timur dalam sebuah mekanisme yang harmoni. Itu yang paling dominan dalam perbincangan tadi,” ujarnya.
Lanjut Khofifah mengatakan, implementasi upaya mereduksi radikalisme ini paling memungkinkan di bidang pendidikan.
“Pesantren di Jawa Timur selama ini terbukti memagari NKRI secara signifikan. Penguatan di Pesantren Madrasah Diniyahnya itu jadi bagian penting,” ujar Khofifah.
“Saat yang sama, harus ada sistem masif yang lebih terkomunikasikan dengan seluruh stakeholder, bagaimana mereduksi radikalisme ini,” pungkasnya.