Ketika Cacing Saja Bershalawat, Masih Patutkah Kita Sombong?

cacing bershalawat

Pecihitam.org – Selayaknya sebagai manusia awam yang begitu berharap dengan apa yang di kerjakan setiap harinya agar bernilai ibadah dan amal sholeh yang kelak akan menjadi teman sejati di akhirat nanti.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Namun terkadang kita pun sering tidak menyadari akan kesombongan diri yang justru akan menghalangi keistimewaan sebuah amalan berbakti kepada Sang Khalik yang telah menciptakan kita ini.

Termasuk dari adanya sifat yang acuh dan tidak mentolerir terhadap makhluk lainnya (hewan). Karena ketahuilah Allah SWT menciptakan semua makhluqnya tersebut sesuai dengan kemanfaatan dan kemadharatan terhadap makhluk lainnya. Atau bahkan dari semua penciptaannya tersebut bisa di jadikan sebagai pembelajaran pasti bagi diri kita semua.

Seperti hikayat dari seekor cacing yang senantiasa membacakan doa dan bershalawat di siang dan malamnya yang terjadi pada zaman Nabi Dawud As. dahulu.

Memang secara kasat mata dan penerawangan mata dhoriyah adanya makhluk lain, katakanlah seperti hewan-hewan kecil itu tidak terlihat apa maksud dan tujuan dari pada semua gerak geriknya.

Namun jika sudah di berikan terbukanya hijab (penghalang antara satu alam dengan alam lainnya) tentunya senantias kita malu dengan apa yang di lakukan oleh hewan-hewan tersebut.

Yang hakikatnya adalah seekor makhluk yang hanya di berikan nafsu dan aqal tabi’i (aqal naluri) saja senantiasa bedoa dan bershalawat. Padahal kita sebagai manusia tentunya jauh lebih sempurna jika di banding hewan-hewan tersebut.

Baca Juga:  Kisah Ulama yang Murtad dan Keluhuran Akhlak Muridnya

Bahkan jika di banding dengan para malaikat, kesempurnaan seorang manusia itu masih unggul karena di berikan mahkota jiwa yang indah yaitu akal fikiran dan juga nafsu. Dimana dari keduanya tersebut mampu menyeimbangkan antara nilai ketaqwaan dan keimanana seorang hamba terhadap sebuah perintah dan larangannya.

Dan apabila kita berkaca kembali dengan apa yang sudah di lakukan oleh seekor caing tadi, tentunya kita sebagai manusia mesti malu dengan keteledoran di waktu-waktu kita.

Bisa di katakan cacing saja bershalawat, masa kita sebagai manusia yang notabane makhluk paling mulia kalah dengan seekor cacing. Nah di sinilah perlu penghayatan pasti tentang bagaimana Allah SWT memberikan manfaat di balik penciptaan makhluq lainnya.

Berikut kisah hikayat tersebut:

Dikisahkan tentang Nabi Dawud as dan seekor Cacing tanah. Dan ternyata Ibroh (pelajaran) bisa didapatkan dari siapa saja dari apa saja. Semoga kita dapat memetik hikmah dan pelajaran dari kisah ini.

Hujjatul Islam Al-Imam Al-Ghazali menuturkan sebuah kisah dalam kitabnya, Mukasyafatul Qulub bab Awal fi Bayanil Khouf halaman 7 :

(حكاية ) – بينما داود عليه السلام جالس في صومعته يتلو الزبور , اذا رأي دودة حمراء في التراب , فقال في نفسه , ما أراد الله في هذه الدودة , فاذن الله الدودة حتي تكلمت , فقالت : يا نبي الله, اما نهاري , فألهمني ربي ان اقول في كل يوم , سبحان الله والحمد للله ولا اله الا الله , والله أكبر الف مرة . واما ليلي , فألهمني ربي ان اقول في كل ليلة , اللهم صل علي محمد النبي الامي وعلي آله وصحبه وسلم الف مرة , فأنت ما تقول حتي استفيد منك ؟ فندم داود عليه السلام علي احتقار الدودة , وخاف من الله تعالي وتاب اليه وتوكل عليه

Baca Juga:  Kisah Ummu Salamah Hingga Dinikahi Rasulullah Saw

Hikayat- “Suatu ketika Nabiyulloh Dawud ‘alaihissalam duduk di tempat peribadahan-nya sambil membaca Zabur, kemudian beliau kaget (heran) karena melihat seekor cacing berwarna merah di tanah. Lalu Nabi Dawud alaihisshalam berbisik dalam hati beliau: “Apa maksud Allah SWT menciptakan cacing tanah ini ?”.

Seketika atas izin Allah SWT, cacing tersebut bisa berbicara.
Cacing : “Wahai Nabiyulloh, adapun dalam siangku, Allah SWT memberikan ilham kepadaku untuk berdzikir 1000 kali dalam sehari dengan membaca “Subhanallah Walhamdulillah Walaa Ilaaha Illallah Wallahu Akbar”.

Dan dalam malamku, Allah SWT memberikan ilham kepadaku untuk bershalawat 1000 kali dalam setiap malam dengan membaca “Allahumma Shalli ‘Ala Sayyidinaa Muhammadin Nabiyyil Ummiyyi Wa ‘Ala Aalihi Wa Shahbihi Wa Sallim”.
Lalu apa yang engkau ucapkan hingga aku bisa mengambil manfa’at darimu ?

Kemudian Nabi Dawud As menyesal dan menyadari akan kekhilafannya yang telah menganggap rendah kepada seekor cacing. Beliau merasa takut kepada Allah, beliau bertaubat kepada Allah dan beliau berserah diri kepada Allah.

Baca Juga:  Macam Macam Shalawat Nabi yang Sebaiknya Kamu Amalkan Setiap Saat

Firman Allah SWT pada (Ali Imran: 191):

الذين يذكرون الله قياما وقعودا وعلى جنوبهم ويتفكرون في خلق السماوات والأرض ربنا ما خلقت هذا باطلا سبحانك فقنا عذاب النار

Artinya : “( Yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata) : “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan Ini dengan sia- sia, Maha Suci Engkau, Maka peliharalah kami dari siksa neraka. (Ali Imran: 191).

Semoga kita selalu senantiasa bisa memetik hikmah dan pembelajaran pasti dari setiap hal yang ada di lingkungan sekitar kita. Agar bisa menyadarkan diri dan tidak lupa terhadap sebuah kewajiban sebagai manusia yang kelaknya nanti akan menjadi sebuah amal sholeh. Demikian semoga bermanfaat. Wallohua’lam bisshawaab

Sumber: Pustaka Sunni Salafiyyah

Arif Rahman Hakim
Sarung Batik

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *