Ketika Rasulullah Menyimpan Dendam Terhadap Orang-orang Kafir

Ketika Rasulullah Menyimpan Dendam Terhadap Orang-orang Kafir

Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan kebajikan serta berpalinglah dari orang-orang yang bodoh (QS. Al- A’raf [7]: 199)

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Pecihitam.org – Memaafkan! Sudah seberapa sering kita memaafkan kesalahan orang lain? Atau malah menyimpan dendam tak karuan dan merasa terus tersakiti? Ada yang mengatakan bahwa kita tersakiti karena kita memilih untuk tersakiti. Mengingat ingat kejadian itu sampai berlarut larut dan sampai melewati banyak waktu, alhasil?

Kita merasa tidak rela jika kejadian itu berlalu begitu saja. Perlu ada tindakan dan perlu ada pembalasan. Padahal? Memaafkan jauh lebih hebat, hanya saja kadang kita tidak punya ruang untuk memaafkan. Entah karena kita terlalu menyakiti diri sendiri atau karena kita tak ingin dianggap tak berdaya sampai sampai kita gengsi untuk memaafkan.

Sebenarnya, Memaafkan tidak identik dengan kehinaan dan ketidakberdayaan. Bahkan sifat memaafkan merupakan cermin kebesaran jiwa dan kekuatan hati yang tegar, serta lapang dada yang begitu luas. Sebab, pada dasarnya ada kesanggupan untuk membalas. Hanya saja kita lebih memilih untuk memaafkan ketimbang balas dendam.

Namun jika membahas tentang perbuatan yang buruk satu ini (Dendam) rupanya Rasulullah pernah berniat untuk balas dendam kepada seseorang. seperti yang diceritakan oleh Abu Hurairah r.a., ketika Rasulullah melihat jenazah Hamzah r.a., yang gugur sebagai syahid dalam perang uhud dalam keadaan yang mengenaskan, seketika itu, Rasulullah Saw., bersumpah

Baca Juga:  Astagfirullah, Ustadz Ini Sebut Rasulullah SAW Adalah Wahabi

Sungguh, aku akan membalas dendam kepada orang orang kafir. Aku akan benar benar membantai tujuh puluh orang diantara mereka” (Asy-Syaikh Mamduh al Muhsini, Qabasat Fi Ayatil Qur’an, 2005: 79)

Maka disaat itulah Allah Berfirman

Dan jika kamu membalas, maka balaslah dengan balasan yang sama dengan siksaan yang ditimpakan kepadamu.tetapi jika kamu bersabar, sesungguhnya itulah yang lebih baik bagi orang yang bersabar” (QS. An Nahl [16]: 126).

Berangkat dari sinilah, sepatutnya kita mestinya banyak belajar dari berbagai berbagai kisah dan firman Allah bahwasanya kita bisa saja melakukan apa yang orang lain lakukan, namun bersabar dan memaafkan akan jauh lebih baik.

Sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam:

Dan tidaklah Allah menambah seorang hamba dengan kemudahan untuk memaafkan kecuali Allah akan memberinya izzah (kemuliaan)” [HR Muslim no. 6535].

Tidak hanya itu, dalam dunia medis rupanya menyimpan dendam amat berdampak bagi tubuh kita sebagai manusia dan berikut beberapa bahaaya dari menyimpan dendam yang dikutip dari *Hellosehat

  1. Mengubah susunan hormon otak

    Otak merupakan organ yang bekerja saat kita berpikir, berkomunikasi, dan membentuk hubungan sosial dengan orang lain. Fungsi tersebut dipengaruhi oleh dua hormon yang saling berkaitan namun dapat bekerja berlawanan yaitu hormon kortisol dan hormon oksitosin.

    Hormon kortisol biasanya dilepaskan saat kita berada di bawah tekanan mental besar, seperti saat menyimpan dendam. Hormon kortisol sendiri dikenal sebagai hormon yang berbahaya jika diproduksi terus menerus dalam waktu yang lama, karena tidak hanya mempengaruhi kerja sistem saraf pusat namun juga kerja organ lainnya
  2. Memicu gaya hidup tidak sehat

    Menyimpan dendam ternyata berkaitan dengan berbagai penyakit kronis. Stres berat yang dirangsang oleh rasa dendam memicu seseorang untuk kurang memperhatikan kondisi kesehatannya.

    Suatu studi menunjukan kondisi temperamental yang diakibatkan menyimpan dendam menyebabkan seseorang lebih cenderung sering merokok dan memakan junkfood tinggi kalori, yang keduanya merupakan faktor risiko dari penyakit diabetes mellitu
  3. Meningkatkan risiko kerusakan jantung

    Penumpukan emosi negatif sudah dikenal menjadi penyebab terjadinya tekanan darah tinggi pada seseorang, dan ini akan sangat berbahaya dalam waktu yang lama. Sama halnya dengan munculnya emosi negatif, menyimpan dendam dalam beberapa waktu dapat membuat kita selalu merasa tertekan dan marah terlebih lagi mekanisme berulang tersebut dapat meningkatkan risiko penyakit jantung. 

    Suatu riset yang dilakukan oleh Asosiasi Jantung Amerika sudah membuktikan bahwa menyimpan rasa marah dan dendam dapat memicu terjadinya penyakit jantung koroner yang didahului oleh kondisi tekanan darah tinggi dan arterosklerosis.
  4. Memicu penuaan dini

    Mekanisme penuaan dini berkaitan dengan sekresi hormon stress berlebih yang terjadi saat kita menyimpan dendam hingga menimbulkan rasa depresi dan frustasi. Selain gangguan emosi, tubuh merespon stress berlebih dengan cara memicu penuaan dini karena adanya perubahan kromosom DNA dalam proses regenerasi untuk pembentukan sel baru sehingga memicu penuaan biologis organ dalam tubuh yang lebih cepat.

    Sebaliknya dengan memaafkan, hormon stress yang dihasilkan menjadi lebih terkendali dan diminimalisir sehingga proses respon stress dapat kembali normal.
Baca Juga:  Enam Modal Penuntut Ilmu Ini Harus Kita Pegang Teguh

*Semoga bermanfaat

Rosmawati

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *