Ketika Saad bin Abi Waqqash Dipaksa Murtad oleh Ibunya

saad bin abi waqqash

Pecihitam.org – Memang sudah kewajiban seorang anak untuk hormat kepada orang tua dan tidak boleh membantahnya. Dalam Islam kedudukan orang tua sangat tinggi sekali dan sangat dimuliakan. Bahkan dalam Al-Qur’an surat Al-Isra’ disebutkan tentang larangan membantah orang tua sekalipun hanya berkata “ah”.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

وَقَضَىٰ رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا ۚ إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُلْ لَهُمَا أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا

“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia, dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang diantara keduanya atau kedua-duanya berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. (QS.Al-Isra’:23)

Kita juga sering mendengar istilah “Surga di bawah telapak kaki ibu” atau “Ridha Allah terletak pada ridha orang tua”. Namun problematikanya, terkadang hubungan antara anak dan kedua orang tua tidak selalu membaik. Anak pun berada dalam posisi dilematis antara mematuhi orang tua atau mengikuti kemauannya sendiri.

Baca Juga:  Menyingkap Rahasia Ilmu Laduni yang Dimiliki Para Waliyullah

Apalagi jika hal yang dipertentangkan berkaitan dengan keyakinan, hal ini semakin membuat posisi seorang anak beitu sulit. Misalkan, orang tua sang anak masih non-muslim, sementara anaknya baru masuk Islam. Tak jarang pada beberapa kasus dialami, orang tua meminta dan memaksa anaknya untuk murtad ( keluar dari Islam). Sementara anaknya tetap teguh dengan pendirian dan keyakinanya.

Nah, ternyata permasalahan yang seperti ini pernah dialami oleh sahabat nabi yang bernama Saad bin Abi Waqqash. Saad merupakan anak yang sangat berbakti dengan ibunya. Akan tetapi hubungan keduanya pernah retak setelah Saad bin Abi Waqqash memeluk agama Islam.

Ibunya berkata, “Wahai Saad tinggalkanlah agama barumu itu. Kalau kamu tidak mau, aku tidak akan makan dan minum sampai aku mati. Sehingga nanti kamu akan dituduh pembunuh ibumu dan orang-orang akan memanggilmu, ‘Hai pembunuh ibunya’”.

Saad lantas meminta kepada ibunya agar tidak berkata demikian dan melarang ibunya melakukan hal tersebut, sebab dia tidak ingin meninggalkan agama barunya, apapun resikonya.

Baca Juga:  8 Tips Ingin Kaya Cara Islam Ini Bisa Kamu Amalkan Lho!

Yang dikhawatirkan Saad ternyata benar terjadi. Ibunya tidak makan dan minum selama berhari-hari. Namun Saad tetap teguh dengan pendirian dan keyakinannya. Dengan tetap menaruh hormat pada sang Ibu, setiap hari Saad selalu menjaga dan membujuk ibunya agar mau makan. Namun ibunya tetap menolak sebelum Sa’ad meninggalkan agama barunya.

Ditengah keprihatinan itu Sa’ad kemudian mengatakan, “Ketahuilah ibuku, andaikan engkau memiliki seribu nyawa dan hilang satu per satu, maka aku pun tidak akan meninggalkan agamaku selamanya. Jika engkau mau makan silahkan, kalau tidak ya sudah”.

Setelah mendengar pekatan dan melihat keteguhan Saad dengan agama Islam, hati sang ibu pun akhirnya luluh dan dia mau makan. Dari kejadian tersebut, turunlah ayat:

وَإِنْ جَاهَدَاكَ عَلَىٰ أَنْ تُشْرِكَ بِي مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ فَلَا تُطِعْهُمَا ۖ وَصَاحِبْهُمَا فِي الدُّنْيَا مَعْرُوفًا ۖ وَاتَّبِعْ سَبِيلَ مَنْ أَنَابَ إِلَيَّ ۚ ثُمَّ إِلَيَّ مَرْجِعُكُمْ فَأُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ

“Dan jika keduanya memaksamu mempersekutukan sesuatu dengan Aku yang tidak ada pengetahuanmu tentang Aku maka janganlah kamu mengikuti keduanya dan pergaulilah keduanya di dunia dengan cara yang baik…” (Luqman : 15)

Ayat ini menegaskan andaikan kedua orang tua memaksa anaknya untuk menyekutukan Allah, maka seorang anak tidak harus mematuhi. Anak boleh membantah atau tidak menerima pendapat orang tua yang salah. Namun bukan dengan cara membentak atau menyalah-nyalahkan.

Baca Juga:  Ratib al Haddad, Amalan Dzikir dan Doa Warisan Ulama

Perintah orang tua tidak boleh ditaati, namun berbuat baik kepada keduanya tetap wajib dilaksanakan. Menyanggahlah dengan perkataan yang halus, tanpa menyinggung hati orang tua, meskipun mereka memaksa anaknya melanggar syariat. Wallahua’lam bisshawab.

Arif Rahman Hakim
Sarung Batik