Kisah Addas, Seorang Budak Nasrani dan Sepiring Anggur untuk Rasulullah

kisah addas

Pecihitam.org – Taif, merupakan kota yang berada di dataran tinggi Mekkah. Kota ini menyimpan kisah dan jejak sejarah penyebaran Islam di masa lalu. Sepeninggal istri dan paman tercintanya, Siti Khadijah dan Abu Thalib wafat pada tahun yang sama, Rasulullah Saw. merasa benar-benar kehilangan dan tidak memiliki sandaran berkeluh kesah.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Seperti yang diceitakan Ibn Hisyam dalam al-Sirah al-Nabawiyyah , setelah Khadijah dan Abu Thalib wafat, banyak cacian dan siksaan yang datang kepada Nabi Muhammad Saw. Bahkan, yang menyerangnya tidak lagi para tokoh dari kalangan Quraisy, tapi orang-orang biasa (al-Sufahaa’) juga ikut menyerangnya, di antaranya dengan melemparkan batu dan pasir ke kepala Nabi Saw.

Namun, hal itu semua tidak membuat Nabi bergeming untuk berhenti dakwah sama sekali. Beliau akhirnya pergi ke kota Thaif untuk mencari perlindungan dan juag berdakwah menyebarkan islam disana.

Namun apa dikata, ketika Nabi menghadap pemuka Bani Tsaqif, kemudian bicara tentang Islam dan mengajaknya pada Allah, mereka menolak ajakan Rasulullah Saw. Tokoh tersebut di antaranya adalah dua bersaudara dan satu cucu ‘Amr bin ‘Umair: Mas’ud, Habib, dan ‘Abd bin Layl.

Setelah ketiga tokoh tersebut tidak menerima Nabi Saw., orang-orang Thaif ikut menolak bahkan berteriak-teriak mengejek, bahkan sampai melempari Rasul dengan batu hingga kedua kakinya terluka. Zaid bin Haritsah yang berusaha melindungi Rasul juga terkena lemparan di kepala.

Baca Juga:  Abu Ali al-Haddad dan Pengalaman Spiritual Bersama Gurunya

Nabi dan Zaid berlari sampai sebuah kebun anggur milik Utbah bin Rabiah dan Saibah. Ketika sudah merasa tenang dan terbebas dari kejaran Bani Tsaqif, Rasul berdoa mengadu kepada Allah di tengah kebun anggur Uqbah

Saat itulah, kedua putra Rabiah, ‘Utbah dan Syaibah melihat kehadiran Rasul di kebun mereka. Merasa iba melihat Rasulullah dan Zaid bin Haritsah terluka parah, mereka lalu memerintahkan budaknya yang beragama Nasrani, Addas agar memberikannya sepiring anggur.

Ketika Addas mengantarkannya kepada Nabi Saw., beliau tersenyum dan menerima pemberian Addas. Saat beliau akan makan, ia mengucapkan terlebih dahulu “dengan menyebut nama Allah” (Bismillah).

Melihat dan mendengar hal ini, Addas terlihat terkejut dan penasaran untuk bertanya: “Ucapan tersebut tidak pernah diucapkan oleh seorang pun dari penduduk di negeri ini.”

Rasulullah lalu bertanya: “Addas, kamu berasal dari mana? boleh tahu agamamu ?” Addas menjawab: “Saya orang Kristen (Nasrani). Saya berasal dari Ninawa (sebuah daerah di Mosul-Irak).

Baca Juga:  Kisah Lelaki Penganut Paham Mu'tazilah Tobat di Malam Pertama

Rasulullah Saw. kemudian merespon, “Oh, kamu berasal dari kampungnya orang salih Yunus bin Mata.” Kali ini, Addas kembali terkejut. Bagaimana bisa orang yang tidak dia kenal ini tahu tentang Yunus bin Matta. Kalau seseorang bukan berasal dari kampungnya, atau menganut ajaran Nasrani, ia tidak mungkin tahu tentang Nabi Yunus.

Addas bertanya, “Kamu tahu dari mana tentang Yunus bin Matta?” Rasul menjawab: “Itu saudaraku. Dia adalah seorang Nabi dan aku juga nabi.” Mendengar hal itu, Addas terperangah kemudian menunduk untuk mencium kepala, kedua tangan dan kaki Nabi.

Demikian kisah Addas, budak nasrani yang terpesona dengan ucapan dan kemampuan Nabi mengetahui hal yang menurutnya tidak diketahui kecuali oleh seorang Nabi. Dalam Sirah Ibn Hisyam, tidak ada keterangan jelas apakah Addas kemudian memeluk Islam. Namun yang ada hanyalah marahnya ‘Utbah bin Syaibah atas sikap Addas.

Ibn Hajar al-‘Asqalani dalam al-Ishabah fi Tamyiz al-Shahabah menegaskan kalau Addas mengakui Muhammad Saw. sebagai Rasul. Karena itulah, Ibn Hajar memasukkan Addas ke dalam daftar sahabat Nabi.

Melihat kedua tuannya marah, Addas mengatakan: “Tuan, tidak ada di bumi ini yang lebih baik dari hal ini, dia (Rasulullah) menceritakan sesuatu yang tidak diketahui kecuali oleh seorang Nabi.”

Baca Juga:  Khalid Al-Miski; Seorang Pemuda dengan Aroma Minyak Kesturi, Inilah Kisah Hidupnya

Kini, tempat dari kisah pertemuan Addas dan Rasulullah itu ditandai dengan dibangun sebuah masjid, bernama Masjid Addas. Lokasinya berada di tengah kebun anggur dan pemukiman padat penduduk. Masjidnya tidak terlalu besar, namun cukup sebagai penanda bahwa di tempat ini dulunya pernah disinggahi Rasulullah.

Masjid Addas berwarna krem kecoklatan, ditandai dengan menara yang lebih tinggi dari umumnya rumah penduduk. Posisinya tidak jauh dari wadi Matsna, tempat Nabi Muhammad dilempari batu oleh penduduk Bani Tsaqif. Wallahua’lam bisshawab.

Kisah Addas ini dirasikan dari al-Sirah al-Nabawiyah karya Ibn Hisyam al-Anshari, (Juz 2, hlm 34-35)

Arif Rahman Hakim
Sarung Batik