Kisah Dibalik NU Menerima NASAKOM, Warga NU Wajib Tahu

nu menerima nasakom

Pecihitam.org – Mengingat Bung Karno hanya memberikan waktu 3 hari pada NU untuk menolak atau menerima nasakom maka diputuskanlah oleh KH Wahab Chasbullah dan KH Idham Chalid untuk menerima nasakom tanpa harus menunggu persetujuan cabang-cabang NU yang ada diseluruh daerah dengan pertimbangan sebagai berikut:

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Pertama, tak mungkin mengumpulkan seluruh cabang NU yang tersebar diberbagai daerah dalam waktu sesingkat itu, sementara keputusan harus dibuat cepat mengingat PKI telah menghasut Bung Karno untuk membubarkan partai politik yang tak menerima nasakom

Kedua, bila partai NU dibubarkan maka praktis tak ada lagi partai besar islam yang bisa memperjuangkan aspirasi umat baik dipemerintahan maupun diparlemen mengingat partai masyumi sudah dibekukan sebelumnya.

Selang beberapa bulan kemudian setelah menerima nasakom dikumpulkanlah seluruh cabang untuk diberikan penjelasan mengapa NU menerima nasakom dengan alasan pertimbangan diatas. Seluruh cabang pun menerimanya. Pada pertemuan tersebut KH Wahab Chasbullah berpesan, “Kecuali terpaksa, jangan bertempur diluar gelanggang karena hanya sedikit mendatangkan manfaat bagi umat”.

Baca Juga:  Kebijakan Strategis Dan Peradaban Islam Masa Umar Bin Khattab

Kalimat tersebut menandai dimulainya pertempuran terbuka NU yang dikomandani politikus sangat cerdik KH Idham Chalid melawan PKI baik di pemerintahan, parlemen, sampai akhirnya pada tingkat akar rumput juga.

Sadar kalau faham komunis sudah menyebarluas, NU pun mengusulkan pada Bung karno agar tanggal 1 juni ditetapkan sebagai hari lahir pancasila. Ide ini dilontarkan untuk mengingatkan masyaraķat dasar negara adalah pancasila dan jangan sampai tergantikan oleh faham komunis, sekaligus menyatukan kaum nasionalis dengan islam melawan ajaran komunis.

Lalu ketika PKI sudah begitu besar dan sulit ditandingi, NU pula yang memancing banyak pihak untuk mengangkat Bung Karno sebagai presiden seumur hidup, bahkan PKI pun terpengaruh dan yang paling lantang menyuarakan ide tersebut.

Baca Juga:  Soal Wacana Pemulangan WNI Eks ISIS, BNPT: Kami Harus Gandeng NU

Bila pemilu pasca dekrit presiden diselenggarakan bisa dipastikan PKI akan memenangkannya. PKI tak menyadari bahwa ide menjadikan Bung Karno presiden seumur hidup sesungguhnya untuk meniadakan pemilu.

Bila pemilu pasca dekrit presiden diselenggarakan bisa dipastikan PKI akan memenangkannya. PKI tak menyadari bahwa ide menjadikan Bung Karno presiden seumur hidup sesungguhnya untuk meniadakan pemilu. Sebab buat apa ada pemilu bila presiden sudah ditetapkan, demikianlah logikanya. Pemilu akhirnya tak terselenggara, negara dan bangsa selamat dari bahaya kemenangan komunisme.

Melihat sudah demikian mengguritanya PKI di masyarakat, NU pun mengadakan perlawanan pada tingkat akar rumput dengan melahirkan berbagai ormas tandingan. Lesbumi lahir untuk menandingi Lekra, Pertanu untuk melawan BTI, dan Banser Ansor untuk melawan pemuda rakyat

Baca Juga:  Soal POP Kemendikbud, Nadiem Minta Maaf ke NU dan Muhammadiyah

Demikianlah sekelumit cerita disampaikan agar warga NU tak hanya hapal doa tahlil dan fasih membaca arab gundùl, tapi juga tau sejarah masa lalunya.

Sumber :
fb Zimamul Adhli

Redaksi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *