Kisah Dihyah Al-Kalbi, Sahabat Nabi Paling Tampan

Kisah Dihyah Al-Kalbi, Sahabat Nabi Paling Tampan

Pecihitam.Org – Ada salah satu sahabat Nabi paling tampan pada zamannya. Pria tampan nan rupawan itu berasal dari Madinah. Nama lengkapnya Dihyah Bin Khalifah bin Farwah Al-Kalbi al-Qaddhai. Namun penduduk Madinah lebih mengenalnya dengan nama Dihyah Al-Kalbi.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Dihyah Al-Kalbi memiliki fisik sempurna dan penampilan menawan yang membuatnya populer dan terkenal. Kala ia muncul di keramaian, selalu mencuri perhatian. Konon, tiap melewati jalanan Madinah, para gadis tiba-tiba keluar rumah sambil mencuri-curi pandang.

Menurut penuturan ahli sirah, Nabi Muhammad SAW adalah pria paling tampan dari Makkah. Sedangkan Dihyah Al-Kalbi merupakan penduduk Madinah dan sahabat nabi paling tampan. Saat kedua insan itu sedang bersama-sama, para sahabat seakan melihat dua simbol keindahan dari golongan muhajirin dan anshar menyatu. Siapa yang mengira di pelosok gurun pasir yang panas, terdapat unsur-unsur keindahan yang patut dikagumi.

Kendati demikian, Dihyah Al-Kalbisadar bahwa nilai seorang muslim bukan pada penampilannya fisiknya, melainkan hati dan takwa. Tanpa hal itu,manusia tidak bernilai di hadapan Rabbnya. Inilah standar kualitas muslim yang sebenarnya. Mengukur seseorang bukan dari apa yang ia lakukan. Oleh karenanya, Dihyah Al-Kalbi berusaha meraih kesempurnaan amal setelah memiliki kesempurnaan fisik.

Baca Juga:  Mengenal Sosok Salman al Farisi, Pencari Kebenaran Islam

Dihyah Al-Kalbi masuk Islam pada tahun pertama Rasulullah hijrah ke Madinah. Ahli sejarah menulis bahwa ia telah bersyahadat sebelum peristiwa Perang Badar tahun 2 H. Hanya saja ia tidak ikut dalam perang tersebut dan baru terjun pada Perang Uhud. Dalam peristiwa itu, Dihyah ikut memanggul beratnya perjuangan mempertahankan kota Madinah dari serangan kafir Quraisy.

Setelah itu, ia tidak mau absen dalam kancah jihad, bahkan setelah Rasulullah tiada. Buktinya, ia ikut serta dalam Perang Yarmuk yang terjadi pada era pemerintahan Khalifah Umar bin Khattab. Setelah itu Dihyah memutuskan untuk menetap di bumi Syam hingga wafat.

Ada cerita lain di balik ketampanan Dihyah. Menurut riwayat yang sahih, malaikat Jibril kerap turun ke bumi dengan menyaru rupanya. Alkisah, dalam perang ahzab, setelah Rasulullah memastikan kaum musyrikin benar-benar meninggalkan Madinah, beliau pulang ke rumahnya dengan tenang. Tiba-tiba, malaikat Jibril turun membawa perintah dari langit untuk menghukum kaum Yahudi Bani Quraidzah.

Baca Juga:  Kisah Kewalian Syekh Abdul Qadir al Jailani Dikalahkan oleh Seorang Perempuan

Aisyah bertanya, “Rasulullah, siapa yang berbicara dengan anda tadi?” “Kamu bisa melihatnya?” Nabi balik bertanya. “Ya.” “Mirip siapakah orang yang kamu lihat tadi?” tanya Rasulullah kembali. Aisyah menjawab, “Ia mirip Dihyah Al-Kalbi.” Rasulullah lalu menjelaskan siapa sebenarnya sang tamu. “Ia adalah jibril yang turun membawa perintah agar aku segera berangkat ke perkampungan Bani Quraidzah.”

Salah satu misi penting yang pernah diemban Dihyah ialah menyampaikan surat nabi kepada Heraclius, kaisar Byzantium. DIipenghujung tahun 6 H, Rasulullah mengirim surat kepada para raja di Jazirah Arab dan sekitarnya guna mengajak mereka masuk Islam. Nabi memilih sahabat tertentu sebagai duta yang akan menyampaikan pesan-pesan tersebut.

Misalnya, Adi bin Hatim ditugaskan membawa surat ke Muqauqis, Raja Mesir karena ia pernahmemeluk agama nasrani. Muqaiqis tak hanya raja bagi bangsa Koptik, ia turut menjadi pemuka agama kristen bagi mereka. Pengalaman Adi bin Hatim sebagai penganut nasrani akan bermanfaat saat berdiplomasi dengan Muqauqis.

Baca Juga:  Kisah Laki-laki yang Memusuhi Jibril Tapi Mencintai Mikail

Untuk menyampaikan surat kepada Kisra, Rasulullah memilih Abdullah bin Khudzafah As-Sahmi. Sahabat yang satu ini pintar bernegosiasi dan bermental baja. Nabi memilihnya untuk meredam kesombongan Imperium Persia yang berumur ribuan tahun. Sedangkan Dihyah Al-Kalbi mendapat mandat menemui Heraclius karena ia cerdas dan tampan.

Bangsa Romawi terkenal sebagai bangsa pemuja keindahan. Hal itu bisa dilihat dari karya seni dan arsitektur bangunan romawi yang artistik. Secara tersirat, Rasulullah ingin menunjukkan bahwa orang Islam juga indah, tidak brutal dan mengesankan.

Mochamad Ari Irawan