Kisah Laki-laki yang Memusuhi Jibril Tapi Mencintai Mikail

kisah zaman nabi

Pecihitam.org – Jibril adalah sosok malaikat yang ditugaskan oleh Allah Swt menyampaikan wahyu kepada Nabi Muhammad Saw. Sedangkan Mikail adalah malaikat yang paling banyak dinanti sapanya, sebab tugasnya adalah membagi rezeki dan hujan.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Terkait dua Malaikat ini (Jibril dan Mikail), di dalam kitab Marah Labid atau Tafsir al-Munir karya Syekh Nawawi al-Bantani, terdapat kisah pada zaman nabi ada seorang laki-laki yang sangat mencintai malaikat Mikail, namun ia sangat membenci malaikat Jibril.

Lelaki tersebut bernama Abdullah bin Shuriya. Kisah terseut bermula ketika Nabi Muhammad Saw hijrah dan telah sampai di kota Madinah. Seorang laki-laki yang bernama Abdullah bin Shuriya yang ingin menguji kerasulan Nabi Muhammad Saw. Ia kemudian mendatangi Rasulullah dan bertanya,

“Wahai Muhammad, ceritakan padaku bagaimana cara tidurmu sebagai seorang rasul di akhir zaman?”

Dengan sifat Fathonah-nya Nabi Muhammad Saw memberikan jawaban, “Ketahuilah, dua mataku memang tertidur, namun tidak dengan hatiku!”

Abdullah bin Shuriya lantas berkata, “Tepat sekali jawabanmu, wahai Muhammad. Selanjutnya, jelaskan padaku tentang warisan genetik yang diturunkan ayah dan ibu kepada anaknya!”

Rasulullah Saw kemudian menjawab pertanyaan dengan jawaban cerdas:

Baca Juga:  Mengenal Sosok Salman al Farisi, Pencari Kebenaran Islam

“Tulang, urat syaraf, dan otot merupakan warisan genetik dari pihak laki-laki (ayah), sedangkan daging, darah, kuku, dan rambut adalah warisan genetik dari pihak perempuan (ibu).”

Pertanyaan ini seharusnya diajukan pada seorang dokter atau ahli medis. Namun Rasulullah Saw dapat menjawabnya dengan begitu tepat. Hal ini menunjukkan bahwa cakupan ilmu Nabi Muhammad Saw sangat luas.

Abdullah bin Shuriya dibuat tak berdaya dengan jawaban Rasulullah Saw, tetapi ia tetap ingin memojokkan beliau, “Jawaban yang tepat sekali Muhammad. Selanjutnya, bagaimana pendapatmu tentang seorang lelaki yang lebih menyerupai paman (dari pihak ayah) daripada paman (dari pihak ibu) dan sebaliknya?”

Namun dengan mudah pula, Rasulullah Saw menjawab pertanyaan tersebut, “Sperma yang lebih dominan akan membuatnya serupa dengannya. Jika sperma ayah yang lebih dominan, maka lelaki tersebut akan lebih mirip dengan paman (dari pihak ayah). Begitu pula sebaliknya.”

Abdullah bin Shuriya masih belum menyerah menguji kerasulan Nabi Muhammad, “Jelaskan padaku tentang makanan yang diharamkan oleh bani Israil untuk dirinya sendiri dan di dalam Taurat juga disebutkan seorang nabi akhir zaman yang menjelaskan hal tersebut.”

Untuk kesekian kalinya Nabi Muhammad berhasil menjawab pertanyaan tersebut dengan sangat rinci:

Baca Juga:  Uwais Al Qarni Penghuni Langit yang Dianggap Gila

“Maha Besar Allah yang telah menurunkan Taurat kepada nabi Musa. Tidakkah engkau tahu bahwa bani israil menderita sakit yang sangat parah dalam kurun waktu yang cukup lama. Kemudian mereka bernadzar kepada Allah, jika mereka diberikan kesembuhan, maka mereka akan melarang diri mereka sendiri untuk mengonsumsi makanan dan minuman yang paling mereka sukai. Makanan dan minuman tersebut adalah daging unta dan susunya.”

Mendengar jawaban Nabi Muhammad dengan tingkat akurasi yang sangat tinggi, membuat Abdullah bin Suriya mengeluarkan jurus pamungkasnya, “Semua jawabanmu tepat sekali, wahai Muhammad. Pertanyaan terakhir dariku dan jika kau berhasil menjawabnya, maka aku akan beriman kepadamu. Siapa malaikat yang menemuimu untuk menyampaikan wahyu dari Allah?”

Nabi Muhammad menjawab dengan mantap, “Jibril.”

Walaupun yang dikatakan Nabi Saw benar, namun Abdullah bin Shuriyah mengelak dengan mengatakan, “Ketahuilah, Jibril bagiku adalah musuh, sebab Ia turun dengan membawa peperangan dan kesusahan. Berbeda dengan Mikail. Ia datang dengan membawa kabar gembira dan kebahagiaan (rezeki dan hujan). Andai yang menemuimu untuk menyampaikan wahyu dari Allah adalah Mikail, maka Aku akan beriman kepadamu, Muhammad.”

Baca Juga:  Kehebatan Sahabat Abu Hurairah Ad-Dausi Dalam Hafalan

Kisah tersebut merupakan azbabun nuzul dari surat al-Baqarah ayat 97-98. Sebagaimana Allah Swt berfirman,

قُلْ مَن كَانَ عَدُوًّا لِّجِبْرِيلَ فَإِنَّهُۥ نَزَّلَهُۥ عَلَىٰ قَلْبِكَ بِإِذْنِ ٱللَّهِ مُصَدِّقًا لِّمَا بَيْنَ يَدَيْهِ وَهُدًى وَبُشْرَىٰ لِلْمُؤْمِنِينَ
مَن كَانَ عَدُوًّا لِّلَّهِ وَمَلَٰٓئِكَتِهِۦ وَرُسُلِهِۦ وَجِبْرِيلَ وَمِيكَىٰلَ فَإِنَّ ٱللَّهَ عَدُوٌّ لِّلْكَٰفِرِينَ

Artinya: “Katakanlah: “Barang siapa yang menjadi musuh Jibril, maka Jibril itu telah menurunkannya (Al Quran) ke dalam hatimu dengan seizin Allah; membenarkan apa (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjadi petunjuk serta berita gembira bagi orang-orang yang beriman. Barang siapa yang menjadi musuh Allah, malaikat-malaikat-Nya, rasul-rasul-Nya, Jibril dan Mikail, maka sesungguhnya Allah adalah musuh orang-orang kafir.”

Arif Rahman Hakim
Sarung Batik