Kisah Nuaiman Jual Sahabatnya Jadi Budak dan Tawa Rasulullah

Kisah Nuaiman

Pecihitam.org – Ini adalah kisah tentang sahabat Nabi yang bakal mengocok perut dan betapa Rasulullah Saw pun ikut tawa bersama mereka, siapa lagi kalau bukan Nuaiman bin Amru. Nuaiman bin Amru adalah salah seorang sahabat Nabi dari kalangan kaum Anshar. Pada peperangan Badar, ia turut berjihad bersama Rasulullah SAW.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Menariknya, Nuaiman pernah menjadi pemabuk berat semasa zaman Rasulullah SAW. Ia juga beberapa kali dihukum Nabi dengan dipukul namun tetap saja Nuaiman masih mabuk-mabukan. Walaupun demikian setelah wafatnya Rasulullah Saw, Nuaiman tobat dari mabuknya.

Dikalangan para sahabat, ia terkenal sebaagai sahabat yang suka jahil bahkan kadang sampai kelewatan bercandanya. Salah satu kejahilan Nuaiman adalah pernah suatu kali ia menjual sahabatnya sendiri yang bernama Suwaibith bin Harmalah sebagai budak. Peristiwa lucu ini terjadi setahun sebelum wafatnya Baginda Nabi SAW.

Kisah Nuaiman ini di diceritakan ulang dalam Musnad Ahmad, Hadis Nomor 25465.

Satu hari kedua sahabat nabi ini pergi ke Bursa mengikuti Sayyidina Abu Bakar as Siddiq untuk berniaga. Saat itu Suwaibith yang diberi tanggung jawab membawa perbekalan makanan rombongan. Lalu ketika di suatu tempat Nu’aiman merasa lapar dan meminta jatah makanan kepada Suwaibith.

Baca Juga:  Kisah Nabi dengan Sahabat Nu'aiman yang Hobi Mabuk

Sahabat Suwaibith yang merasa diberi tugas dan amanah memberitahu Nuaiman bahwa ia hanya akan mengeluarkan perbekalan itu ketika Sayyidina Abu Bakar sudah datang di tempat mereka.

Mendengar jawaban itu Nuaiman jengkel dengan Suwaibith dan pergi. Ia kemudian berkata; “Sungguh aku akan membuat engkau marah!”

Tak lama kemudian Nuaiman bertemu sekelompok kafilah. Nuaiman mengambil kesempatan dengan bertanya kepada kafilah itu, “Apakah kalian mau membeli budak saya yang tangkas dan pandai bicara?” kata Nuaiman.

Kafilah tersebut pun setuju untuk membeli budak dari Nuaiman tersebut dengan harga 10 unta. Nuaiman kemudian berpesan bahwa budaknya itu akan berkata “Saya orang merdeka (bukan hamba sahaya)”. Jika dia berkata demikian, acuhkan saja dan jangan dengarkan omongannya.

Baca Juga:  Kisah Toleransi Asma Binti Abu Bakar, Si Pemilik Dua Selendang

Mereka pun lantas mendatangi Suwaibith dan berkata; “Kami telah membelimu!” Suwaibith berkata; “Dia itu pembohong, saya adalah seorang lelaki yang merdeka”. Mereka berkata; “Dia telah mengabarkan kepada kami bahwa kamu akan bilang begitu.” Mereka pun kemudian mengikatkan tali di leher Suwaibith dan membawanya pergi.

Ketika Sayyidina Abu Bakar datang dan ia diberi tahu tentang kejadian tersebut. Lantas beliau dan para sahabat lainnya pergi menemui Kafilah tadi dan menjelaskan kondisi yang sebenarnya. Beliau pun lantas mengembalikan 10 unta tadi untuk mengambil kembali Suwaibith.

“Setibanya di Madinah,” “mereka mengisahkan kejadian tersebut kepada Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam. Alih-alih marah kepda sahabat Nuaiman, baginda Rasulullah malah tertawa karena kelucuan peristiwa tersebut. Para sahabat lain yang mendengarnya pun akhirnya ikut tertawa. Mereka sering mengulang kisah kejahilan Nuaiman tersebut dan senantiasa tertawa hampir selama satu tahun.”

Nuaiman adalah pembawa kegembiraan. Mungkin karena itulah, Nabi Saw pernah berkata, “Nuaiman akan masuk surga sambil tertawa, karena ia sering membuatku tertawa.”

Baca Juga:  Kisah Nu’aiman, Pemabuk yang Dicintai oleh Rasulullah Saw

Kisah tentang sahabat Nuaiman ini menyegarkan ingatan kita bahwa Rasulullah Saw adalah pribadi yang ceria, suka tertawa, bercanda, dan tidak melulu bersikap kaku dan resmi. Beliau bahkan biasa bersenda gurau dengan para istri dan sahabat-sahabatnya.

Sayangnya, riwayat-riwayat tentang sisi manusiawi dan sosok yang santai ini jarang diedarkan. Kebanyakan orang-orang menghadirkan sosok Nabi Saw yang lurus, kaku, dan hanya suka memberikan perintah atau gemar melarang-larang saja. Padahal faktanya tidak demikian.

Wallahua’lam bisshawab.

Arif Rahman Hakim
Sarung Batik